Dalam 2 menit, Sekitar 1 kilometer lebih kami mengarungi sungai tidak disangka kapal ini lumayan cepat. Permainan ini juga masih berlangsung 14 menit. Tak kusangka juga dalam 14 menit Squad ku masih bertahan.
"Mika, aku melihat sesuatu di atas jembatan." Mack menunjuk apa yang dilihatnya.
"Apa yang kau lihat?"
"Aku tidak tau, coba kau lihat dengan menggunakan teropong mu itu."
Apa? katanya melihat sesuatu, kok malah tidak tau apa yang dilihatnya. Apa dia ini rabun jauh?
Mewujudkan gagasan Mack, Aku menggunakan teropong yang sudah diberi oleh Diva sesaat yang lalu. Dan yang kulihat adalah…
"i-itu, TIGER!!"
"Harimau?" Mack mengartikan kataku.
Aku melemparkan teropong yang ku pinjam ke Mack, ini berarti aku menandakan bahwa biar Mack melihat sendiri apa yang ada diatas sana.
"I-itu, itu, TANKK!!"
"t-tt-t-t-t-Tank!!!????" Diva panic.
Tak terduga, cukup itu saja. Ku kira kendaraan yang disediakan itu Cuma seperti kapal ini dan beberapa jeep serta beberapa motor. Lah ini, ini Tank? Tank adalah kendaraan perang, bukankah sedikit curang ada squad yang memiliki ini?
Kami bertiga dalam keadaan panic, kami yakin squad yang mengendarai tank tersebut pasti mengetahui keberadaan kami, karena BLIMP sudah terjadi beberapa beberapa detik yang lalu.
Mack dalam keadaan masih mengintai Tank tersebut dengan menggunakan teropong Diva, dia berteriak..
"BENDA ITU SUDAH MEMBIDIK KITA!!!"
Sialan! Bagaimana ini? Jika melompat dari kapal, dan berenang ke tepi sungai kita juga akan tetap ditembaki. Ini keadaan gawat. Lagi.
"Diva, mengemudilah seperti huruf S agar kita tidak terkena tembakannya!" aku mengusulkan ideku.
Tanpa mengatakan apapun, Diva sepertinya setuju dengan pendapatku. Kapal yang kami naiki pun mulai bergerak meliut ke kiri dan meliut ke kanan. Semoga tidak ada yang mabuk.
BUMPP!!!
Tank tersebut menembaki kita.
DUARR!!!!
Peluru tank tersebut mengenai air sungai, dan meledak di dalam air. Saat meledak air sungai tersebut menyembur ke udara dan menyirami kapal yang kita naiki.
Sepertinya strategi ini akan berhasil. Meskipun kecepatan kapal kami menurun, tapi kita berhasil mengelak tembakan pertama tank tersebut.
Mack pun juga berusaha menembaki tank yang berada diatas jembatan itu menggunakan machine gun kapal ini.
BUMPP!!!!
Tembakan kedua datang.
DUARR!!
Pelurunya meleset ke air lagi.
"Mika, tolong lihat keadaan Kurst dan mungkin dia punya usul agar kita dapat keluar dari situasi ini!!" Mack berteriak pada ku.
Tanpa membalas perkataan Mack, aku menuju ke belakang kapal. Coba tebak apa yang kulihat, yang kulihat adalah sebuah kepompong alias Kurst yang tidur menggunakan kantung tidur dan parahnya lagi dia menggunakan Headphone di kepalanya.
GRRoOOooOOOkKK!!!
Tambah parah, ini anak mulai mendengkur.
"KURST TIDURRR!!!" Aku berteriak agar Mack dapat mendengarnya.
Bisa bisa nya ini anak tidur! Padahal kita dalam keadaan diserang tank! Bahkan kapal ini dalam keadaan bergoyang-goyang. Parahnya lagi, ini itu didalam game kenapa dia bisa tidur!!
Aku sudah tidak peduli lagi. Aku kembali menuju posisi ku yang berada di tengah kapal. Anehnya diriku menjadi tenang setelah melihat Kurst tidur.
Dalam keadaan tidak jelas ini, aku membuka Map. Aku melihat tinggal 250 meter lagi kita sampai dibawah jembatan. Aku memberitahu Diva sebentar lagi kita akan aman.
Aku menyuruh Diva untuk menunggu aba-aba ku, agar kita melambat saat sudah tidak dalam jarak tembakan tank tersebut dan bisa berhenti tepat dibawah jembatan. Jika kita terlalu dekat, tank tersebut juga tak bisa menembaki kita.
Tinggal 75 meter lagi, sepertinya tank tersebut tak bisa menjangkau kita karena terlalu dekat.
"Diva, coba melambat dan berhenti tepat di bawah jembatan" aku memberi aba-aba pada Diva.
Kapal kami mulai melambat. Saat tinggal beberapa meter lagi menuju bawah jembatan. Kurst berteriak…
"ARGHH!! Apa ini!!??"
Setelah mendengar teriakan Kurst. Aku dan Mack langsung menuju ke belakang kapal. Apa yang membuatnya berteriak? Padahal saat kita diserang tadi, dia masih tidur nyenyak.
"Ada apa!!?" Aku dan Mack bertanya pada Kurst.
"Aku tertimpa sebuah benda, Apa kalian menjatuhkan sesuatu?"
Kami berdua menggeleng-gelengkan kepala. Lagipula kami tidak merasa menjatuhkan sesuatu. Jika aku menjatuhkan sesuatu pasti sudah hanyut ke dalam arus sungai. Mungkin itu barang jatuh dari langit. Apa yang ku pikirkan? Aku ini berada di dalam game, tak mungkin ada benda jatuh tanpa sebab.
Badanku berhenti bergoyang-goyang. Sepertinya kami telah berhenti. Seperti yang kusuruh, Diva memberhentikan kapalnya di bawah jembatan. Di bawah jembatan besar ini suasananya sedikit gelap, karena, bayangan jembatan besar diatas menutupi kami dari cahaya. Meski telah berhenti, aku dan Mack masih bingung, benda apa yang menimpa Kurst hingga membangunkan Kurst dari tidurnya?
"Memangnya benda seperti apa yang menimpamu?" Aku menyerah berpikir dan memutuskan untuk bertanya.
Kurst lalu mengambil benda yang berada di samping nya. Dia menunjukkannya kepada kita berdua. Benda itu adalah….
"I-itu itu itu… Granat!!!!!" Aku dan Mack berteriak bersama.
Benda yang dilemparkan ke kami adalah M24 Bundle. Granat ini adalah kumpulan dari beberapa granat Jerman bernama M24 yang diikat. Granat ini bisa berdampak besar pada sebuah kendaraan.
Setelah tau itu sebuah granat aku mendorong Mack keluar dari kapal, sehingga dia jatuh ke sungai.
"Abandon Ship!! Abandon Ship!!" Aku berteriak, agar Diva mendengar teriakan ku. Semoga dia segera keluar dari kapal ini.
Aku tak peduli dengan Kurst atau lebih tepatnya, semoga dia bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
BLARRRRRRRR!!!!! Kapal tersebut Meledak.
***
Squad kami dihabisi, lebih tepatnya termusnahkan oleh mortar.
Setelah aku mati terkena ledakan mortar aku langsung terteleportasikan ke ruangan peserta di Capital Building. Aku bukan yang pertama disini, sepertinya, ada Squad lain yang juga sudah termusnahkan. Nasibnya sama ngenes-nya dengan Squad ku, yang termusnahkan di awal permainan.
Setelah di teleportasikan aku langsung mencari teman satu Squadku. Ternyata, Gauxt dan Luxtic sudah duduk di sebuah sofa di dekat dimana aku barusan terteleportasikan. Mereka berdua memanggilku. Aku pun duduk di antara mereka.
"Aku tak menyangka, kita bertiga KIA." Luxtic membuka percakapan.
"Aku sebenarnya masih hidup. Tapi aku tak menyangka mereka menembakkan mortar lagi." Aku menyangkal kematianku, tapi pada akhirnya aku mati juga. Yah.. anggap saja aku sombong bahwa aku bisa survive pada ledakan pertama.
"Bagaimana dengan Nyixc? Sialan itu malah lari duluan." Gauxt menyindir Nyixc yang masih berada di dalam game.
Apa yang dikatakan Gauxt benar, Sialan itu malah lari duluan tanpa memberitahu kami. Karena, penasaran dengan keadaan Nyixc, Kami langsung menonton layar yang tersedia di ruangan untuk menonton kelanjutan dari Last Regiment ini.
Aku melihat Nyixc masih berlari. Aku harap dia mati saja, aku tak peduli lagi dengannya. Tak lama kemudian Nyixc tertembak di kepala. Kami bertiga sontak kaget. Padahal jaraknya 300 meter. Tapi, bisa mengenai kepala. Mungkin, yang membunuh Nyixc adalah Sniper.
Tak lama setelah Nyixc tewas di medan Last Regiment, Dia kemudian diteleportasikan di hadapan kami bertiga. Sontak kami menertawainya, karena dia tewas juga tak lama setelah kami tewas. Dia merasa bodoh karena ter-Headshot dari jarak yang jauh.
Setelah kami tertawa puas, Kami melanjutkan menonton para survivor yang masih bertahan dalam Last Regiment. Nyixc juga sudah duduk diatas sofa bersama kami.
Kulihat Squad yang membunuh kami terdesak, karena, diserang oleh Squad lain. Salah satu dari mereka tertembak dan… lemas? Hah? Apa itu yang disebut dengan In-Game VR Shock? Aku baru mengetahui-nya.
VR-Shock adalah sebuah penyakit, anggap saja begitu. Biasanya, jika pemain mengalami kejutan didalam game, maka para Player yang mengendalikan avatarnya ini, mengalami kehilangan panca indera sejenak, dan lagi adanya kemungkinan besar player tersebut pingsan.
Sepertinya yang terkena VR-Shock telah bangkit lagi, sudah ter-Revive oleh salah satu temannya. Tak lama, yang menolong dia malah bertengkar karena sebuah granat. Tunggu? apa? Ini kan keadaan terdesak kenapa dua orang itu malah bertengkar? yang ter-Revive malah memarahi mereka berdua. Sisanya tinggal satu cewe. Cewe ini menembak hanya menggunakan pistol!!??
Keren.
Cewe ini membunuh hampir satu Squad dengan hanya menggunakan pistol.
"Nox, coba kau lihat Squad ini." Luxtic menunjukkan layar yang lain. Layar tersebut menunjukkan Sebuah Squad yang berada di atas jembatan.
"ini-kan… sebuah Tank!!?" Sontak aku kaget setelah melihat-nya.
"Dari awal permainan mereka menemukan sebuah Tank, karena tank tersebut mereka bisa survive sampai sekarang. Karena tank tersebut juga, mereka membunuh 5 Squad." Luxtic menjelaskan.
"Apa tidak terlalu Overpower, bila ada tank di Battle Royale?" Gauxt bertanya pada kami berdua.
"Coba pikir, kenapa Tank Jerman itu tak bergerak sedikit-pun dari tempatnya?" Luxtic malah bertanya balik. Apakah ini permainan pertanyaan?
Tapi setelah yang dikatakan Luxtic, aku mulai berpikir. Kenapa ya? Jika Squad yang mengendarai Tank itu bergerak, Mereka akan menang dengan cepat.
Aku meng-zoom layar dengan dengan cara mendekatkan kedua tanganku di layar, lalu melebarkannya. Aku melihat secara jeli pada Tank tersebut. Ternyata di luar tank tersebut juga ada Fortification, dan 2 player yang menjaganya dari luar. Bukan, bukan karena fortification tank itu tak bisa bergerak. Aku mencari sesuatu yang lebih detil.
Ternyata, rantai di tank itu putus dan ada beberapa roda yang hilang. Inilah sebabnya kenapa tank tersebut tak bisa bergerak kemana mana.
"Lihat tank tersebut tak memiliki roda untuk berjalan." Aku menjawab pertanyaan Luxtic.
"Yap benar sekali." Luxtic menyetujui jawabanku.
"Rugi juga, tank tersebut tak bisa bergerak." Tambahku.
"Para Squad lain, malah mendatangi Squad yang mengendarai Tank ini. Termasuk, Squad yang membunuh kita tadi." Gauxt menjelaskan apa yang dia lihat.
"Kalian ini bodoh atau idiot!? Kalian bercerita dan tanpa mengetahui nama Squad dan Player-nya. Nih ya.. aku tunjukin. Kalau kalian menekan Player yang ada dilayar itu akan muncul Nama, Squad, dan Equipment." Nyixc menunjukkan kegelisahannya dan menjelaskan sebuah fitur pada kami.
"Ooohh, ternyata ada fitur seperti itu ya." Gauxt membalas dengan santai.
"Yahh.. namanya juga kita baru bermain game ini dalam beberapa minggu." Aku menambahkan.
Sungguh kami juga Squad yang sama bodohnya dengan Squad bernama 1Diot Squad.
Maafkan Author, karena terjadi kesalahan. Saya upload chapter yang melompat dari chapter sebelumnya.