- Rayhan POV -
Tiba di dalam kamarku yang nuansanya tak perlu kuceritakan, karna kalian pasti tau gimana kalau kamar cowok tapi yang pasti kamarku tetap bersih. Aku membuka jas dan dasi yang seharian penuh ini seakan ingin mencekikku. Segera saja kulemparkan saja benda itu ke arah sofa berwarna hitam dalam kamarku. Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku yang lelah.
🍃🍃🍃
Sekitar 30 menit membersihkan diri, aku menuju ruangan di dalam kamarku. Kamar yang dikhususkan untuk baju-bajuku. Tepat kubuka ruangan itu, terlihat sederet pakaian setelan jas dan baju kemeja menghiasi lemari gantungan itu. Tempat dasi dan jam tangan semua tertata rapi pada tempatnya masing-masing. Kutuju salah satu lemari pakaian yang ada di ruangan itu. Kutarik baju kaos dan celana selutut untuk kugunakan beristirahat malam ini.
🍃🍃🍃
Di tempat tidur, aku hanya memandang atap kamarku yang bercat putih bersih itu. Setiap lamunan yang kulakukan, mata kecoklatan yang teduh tapi tersirat luka terus membayangiku. Seperti ada magnet di antara kedua bola matanya. Menarik perhatianku untuk selalu memandanginya.
"Hfffttt... Apa yang salah dalam diriku?"gumamku.
Suara ponselku membuyarkan lamunanku tentang pemilik mata kecoklatan itu. Aku bangkit dari tempat tidur menuju sofa untuk mengambil ponsel yang berdering terus.
📞Reina is calling....
"Kenapa anak manja ini menelfon tengah malam begini? Hfffttt..."tanyaku dengan suara pelan dengan menghela nafas sebelum mengangkat panggilan masuk di ponsel itu.
Aku menjatuhkan bokongku ke atas sofa,"Hmmm... Ada apa?"tanyaku langsung tanpa basa-basi.
"Iiihh, kakak kebiasaan deh!!! Kalau jawab telfon orang tuh beri salam dulu kek atau basa-basi dulu kek. Ini malah langsung mau ke intinya. Dasarrr, kakak nyebelin....."jawab Reina dengan nada kesal di balik telfon. Aku yakin jika anak manja itu pasti memasang wajah cemberutnya.
"Kamu kann tau, kalau kakak nggak suka basa-basi. Buang waktu saja!"
"Yaa Allah apa salahku sehingga aku punya kakak yang sedingin kutub Utara ini yaa Allah?". Nah kann, adikku mulai datang alaynya. Soal adikku yang satu ini nanti aku ceritakan tentang dia.
"Jangan lebay yah, Rein!"
"Iya-iya deh kak. Maafin Reinn yang cantik jelita ini."katanya yang sambil cengengesan.
"Ngomong-ngomong kamu nelfon tengah malam gini, ada perlu apa? Mau minta duit sama kakak?"
"Hehehe kok kakak tau sih keinginan Rein nelfon kakak."
"Yataulah, itu mah kebiasaan kamu kalau nelfon kakak pasti ada maunya. Terlebih masalah uang."
"Uuuhhh, Rein tambah sayang banget deh sama kakak Rayhan yang ganteng sejagat raya."gombalnya.
"Yaudah, kamu butuh berapa? Besok pagi kakak transferin di rekening kamu."
"Nggak banyak kok kak, cuman 2 juta ajah kak. Soalnya, sahabat aku butuh duit untuk nambah bayar uang kuliahnya. Dia sih nggak minta sama aku, cuman aku denger dari sahabat aku yang sekuliahan dengan dia, dia kekurangan uang kak. Jadi nanti kakak langsung transfer ke ATM sahabat aku ajah yah kak."
"Sahabat kamu yang butuh duit itu kuliah dimana?"Tanyaku yang mulai kepo.
"Kakak kebiasaan deh kalau keponya kumat!!! Nanti setelah Rein pulang ke Indonesia, aku kenalin sama sahabat-sahabat aku. Aku jamin dua sahabat aku itu cantik-cantik loh. Apalagi Laras, aku yakin kakak pasti jatuh hati sama dia."
"Kamu itu ngomongnya sembarangan yah! Mana mungkin kakak jatuh hati sama sahabat kamu yang sudah pasti centilnya kayak kamu."
"Kita lihat ajah nanti siapa yang bakalan menang."
"Okee, siapa takuttt!!!!"tanganku.
"Oke kalau gitu, Rein pamit undur diri yah. Bye-bye kakak tersayang. Ummuaccch...."pamitnya dan ia langsung memutuskan panggilan telfon sebelum aku menjawab perkataannya.
'Dasarrr anak manjaaa!!!"Gumamku.
Bicara tentang adikku, Reina Alfrita Johnson memiliki kepribadian terbalik denganku. Dia anak yang ceria dan humble dengan semua orang. Jadi jangan heran kalau dia punya banyak teman. Dia juga orangnya suka menolong orang yang kesusahan, buktinya dia mau membantu temannya yang berada dalam kesusahan. Sifatnya sama persis dengan mommy aku. Itu kata orang-orang sih. Adikku sekarang itu menempuh jenjang perkuliahan di salah satu Universitas di Jerman. Sekitar dua bulan lagi Rein akan libur semester. Itu artinya dia akan kembali ke Indonesia selama sebulan di Indonesia. Aku yakin rumah ini akan seperti ramai. Umur kami terpaut sekitar 7 tahunan. Jadi, Rein sekarang berumur sekitar 22 tahun tetapi tingkah lakunya seperti umur 12 tahun.
Daripada membicarakan anak manja itu, lebih baik aku beristirahat. Apalagi besok pagi aku harus ke kantor.
- Rayhan POV End -
🍃🍃🍃
Hei... Hei... Aku muncul lagi di chapter baru ini!!!
Gimana dengan ceritanya? Suka nggak? Penasaran nggak dengan kelanjutannya?
Jangan lupa divote dan dicomment yah!!! Author tungggguuuuuuuuuu.....