"Kota di atas awan …." Para murid tercengang.
"Itu bukan kota di atas awan," bantah Tujuh Kecil. "Itu kota di atas gunung. Bagaimana mungkin kota itu ada di atas awan?"
"Gunung? Kau bisa membangun kota di atas gunung? Itu kota, bukan rumah. Juga bukan pelataran sebuah klan," bantah yang lainnya.
"Huh! Terserah kalian percaya atau tidak!" Tujuh Kecil tidak mau repot-repot berdebat dengan mereka.
Di matanya, orang-orang itu bagaikan semut. Ia tidak perlu capek-capek bertengkar dengan mereka.
Orang-orang juga tidak berani mengatakan apa pun setelah melihat sikap Tujuh Kecil. Lagi pula, mereka sudah menyaksikan kemampuan bertarungnya dalam pertandingan peringkat sekte, jadi tidak ada yang mau memancing amarahnya. Salah mereka-lah kalau sampai Tujuh Kecil meninju mereka.