Sudah hampir 10 menit setelah kedatangan pria paruh baya yang memakai kemeja putih dan jas dokter itu datang tak ada interaksi diantara keempatnya, atau mungkin bisa dikatakan Clara tak berinteraksi karena bingung dengan pria paruh baya yang kini sudah berada dihadapannya yang menatap nya dan sesekali melirik Mr.K tanpa berkata sedikit pun.
Sedangkan Chris setelah memekik kaget memanggil sang papa langsung bergidik ngeri, dan memilih duduk tenang di sofa tanpa membuka mulut nya sedikit pun.
Demi mencairkan suasana yang ada, Pria paruh baya itu sedikit menghela nafasnya sejenak, sebelum memulai pembicaraannya.
"Jadi gadis ini yang kau maksud adalah pasienku ?" tanya papa Mr.K pada Mr.K.
"Ya dia adalah pasien yang kumaksud pa" ucap Mr.K pada akhirnya, sedangkan Clara yang mendengarnya sedikit meneguk saliva nya susah payah.
'Sebenarnya ada apa ini ? dan bukankah pria yang ada di hadapanku adalah dokter ? lalu papa ? jadi ... papa Mr.K dokter ?'
"Saya akan memeriksamu ..... saya akan mengambil sample darah untuk diperiksa lebih lanjut" ujar papa Mr.K pada Clara yang diakhiri dengan senyuman yang terpancar dari raut wajah papa Mr.K.
Clara hanya menganggukan kepala nya kecil.
Setelah itu Papa Mr.K tampak mengambil darah dalam jumlah kecil pada Clara dan menyerahkan nya pada perawat yang ada di belakangnya.
"Siapa namamu nak ?" tanya Papa Mr.K lembut.
"Clara dok" ucap Clara sopan.
Papa Mr.K tampak tersenyum pada Clara.
"Sejak kapan kau mengenal Kevin ?"
"Sej—"
Baru saja Clara hendak menjawab.
Dengan terburu buru Mr.K menggengam Clara dan memberi kode untuk tak melanjutkan kalimatnya.
"Clara perlu istirahat pa... nanti aku yang akan menjelaskan padamu" ucap Mr.K dingin.
"Jangan seperti itu pada papamu" sanggah Clara merasa tak enak dengan orang tua yang berada di hadapannya.
Mr.K tampak menoleh pada Clara.
"Ini urusanku" ucap Mr.K singkat.
"Dokter sedang bertanya padaku, aku tak suka kau begini" ucap Clara kesal.
Oh ayolah apa salah nya Clara hanya menjawab pertanyaan yang menurutnya masuk akal, terlebih Clara sangat menghargai orang yang lebih tua dari nya, dan jangan lupakan Clara sayang dengan keluarganya walaupun untuk saat ini Clara lebih memilih hidup mandiri di apartemennya.
Mr.K hanya diam tak menjawab ataupun menyanggah perkataan Clara.
Chris yang duduk di sofa sedari tadi mengamati, tiba tiba merasa sedikit ada pencerahan untuk mencairkan suasana keluarganya yang selama ini cenderung dingin dan kaku.
"Maaf kan Mr eh Kevin dok" ucap Clara sopan.
Karena ada perasaan tak enak dengan posisi nya yang hanya tiduran di ranjangnya, akhirnya Clara mencoba mendudukkan dirinya dengan susah payah, hingga ...
"Tetaplah di tempatmu ... kau masih lemah" ucap papa Mr.K sambil menahan posisi badan Clara yang baru saja ingin beranjak duduk.
"Ah ta..tapi ...aww.." ucap Clara disertai ringisan kecil.
"Tak ada tapi tapi-an Clara ... apa yang papa bilang benar ... istirahatlah ... oh iya apa selama aku tak ada kau mengobati lukamu dengan baik ?"
Dengan terpaksa Clara balik ke posisi nya semula, dengan sedikit tertegun dengan pertanyaan Mr.K.
'Kapan ya aku terakhir mengobatinya ?' tanya Clara pada dirinya sendiri.
Mr.K tampak menghela nafas nya kasar.
"Aku yakin kau tidak benar benar menjaga dan merawat lukamu" ucap Mr.K
"Luka ?" tanya papa Mr.K bingung.
"Tunggu .... ah aku ingat Clara pernah meringis sakit saat luka nya terpentok meja" pekik Chris tiba tiba, dan berakhir tatapan ketiga nya ke arahnya.
Clara tampak memberikan tatapan death glare pada Chris. ia tak suka bahwa Chris mengadu pada Mr.K, sedangkan Mr.K dan papa Mr.K menatap nya penuh dengan pertanyaan besar.
'Sialan Chris' gumam Clara.
Melihat tatapan tatapan tajam kearah nya, dengan cepat Chris menutup mulut nya dan merutuki dirinya sendiri.
'Mati aku seperti nya aku salah omong' gumam Chris dalam hati.
"Sebaiknya kalian keluar ... aku akan mengeceknya" ucap Mr.K sambil menatap Clara dengan penuh arti.
"Kau lupa aku seorang dokter .... aku akan mengobatinya" ucap papa Mr.K pada Mr.K.
Berhubung Clara tidak menginginkan terjadi keributan yang panjang, dengan terpaksa Clara mengeluarkan ultimatumnya.
"Dokter dan Mr ...ekhem Kevin bisa mengobatiku, sedangkan Chris kau bisa keluar sebentar" ucap Clara.
Mendengar ucapan itu Chris langsung melangkahkan kaki nya keluar.
"Aku sudah berusaha merawat luka ku kok Kev hanya saja aku tak sejago dirimu jadi kau jangan kaget saat melihat lukaku okai ? " tanya Clara memastikan.
"Hng"
Setelah mendapat tanggapan dari Mr.K, Clara menyingkap sedikit baju nya memperlihatkan luka di perutnya yang tertutup perban pada Mr.K dan papa Mr.K.
Dengan hati hati papa Mr.K membuka perban tersebut.
'Kenapa ini seperti luka tusukan ? apa sebenarnya yang terjadi pada gadis ini ? ... apa karena itu Kevin akhirnya protect pada nya ? Siapa sebenarnya gadis ini ?'
Itulah pertanyaan yang terlintas dalam benak papa Mr.K saat melihat luka Clara.
"Kev ... kau ambilkan perban yang baru pada perawat di luar.
Tanpa banyak omong Mr.K langsung keluar mengambil beberapa obat dan alkes yang dibutuhkan.
Tak butuh waktu lama Mr.K sudah kembali dengan alat dan obat yang dibutuhkan.
"Apakah kemarin jahitanmu sedikit terbuka dan robek ?" tanya Papa Mr.K yang mengamati jahitan dan struktur luka pada perut Clara.
"Mungkin ... aku tak mengerti hanya saja saat aku menabrak sudut meja memang ada luka sedikit pada jahitan itu"
"Hah ~~ kau ini ... tak bisa kah kau sedikit lebih hati hati ?" omel Mr.K pada Clara.
"Maaf ... aku sedikit panik saat kau menutup telefonku waktu itu ... dan tanpa sengaja aku menabrak sudut meja itu" dengus Clara kesal tanpa menyadari ia akhirnya berkata yang sejujurnya.
'Bodoh apa yang kukatakan' gumam Clara panik saat menyadari perkataan yang baru saja ia ucapkan.
Dengan cepat Clara memalingkan wajahnya dari hadapan Mr.K, sedangkan papa Mr.K yang mendengarnya hanya dapat menahan senyumnya sambil mengobati luka Clara itu.
Mr.K membeku di tempat nya setelah perkataan Clara itu. Ia tak menyangka bahwa Clara akan berbicara seperti itu.
"Maafkan aku karena membuatmu khawatir" ucap Mr.K sambil menundukkan kepalanya.
'Apa aku tak salah mendengar ? Mr.K meminta maaf padaku ?' gumam Clara sambil memalingkan wajahnya kembali menatap Mr.K yang sedang tertunduk tak menatap nya.
Merasa tak enak hati, Clara pun menggenggam tangan Mr.K.
"Tak apa ... kau sudah disini ... itu sudah lebih dari cukup" ucap Clara tiba tiba.
Deg
"Sudah selesai ... lain kali kau harus sering sering mengganti perban mu agar tak infeksi .. dan berhati hati" ucap papa Mr.K memecahkan kecanggungan yang akan terjadi.
"Ah iya ... terimakasih dokter" ucap Clara.
"Aku keluar sebentar membeli minum" ucap Mr.K tiba tiba sambil melangkahkan kaki nya keluar tanpa menunggi respon dari Clara maupun papa Mr.K.
Papa Mr.K mendekat ke arah Clara dan mengusap rambut Clara penuh sayang.
"Terima kasih sudah mencairkan hati anakku yang dingin" ucap papa Mr.K pada Clara.
"Hah ??!"
Papa Mr.K tak menanggapi Clara yang masih bingung secara langsung, namun justru menanggapi nya dengan senyuman yang tulus dari nya.
"Saya akan keluar sebentar ... jika kau butuh sesuatu kau bisa memanggil perawat dan memanggilku ... kau katakan saja ingin bertemu dengan prof. Hans" ucap papa Mr.K.
Setelah kepergian papa Mr.K Clara baru menyadari bahwa pipinya kini sudah terasa panas, dan tentu saja bersemu merah.
'Oh sepertinya ada yang salah dengan diriku' lirih Clara dalam benaknya.
————-
Leave comment and vote 😊