Prajurit Loen, Frunziar Edward, yang sedang berjaga di pintu masuk gua itu, melihat sebuah sosok yang sangat besar sekali turun dari langit begitu dia bergerak. Sosok itu mendarat pada sebongkah batu yang sangat besar, yang tertutup lapisan es tebal. Sayapnya yang tertutup membran kulit tidak ditarik dan terus terbentang, nyaris menghalangi semua cahaya di sekitarnya.
Sisik-sisik dengan lapisan pelindung ilusif yang menyerupai es serta mata naga yang kejam dan berwarna biru pucat itu segera tercermin di mata Frunziar. Dia spontan merasakan bahaya lalu mengangkat pedang hitam besinya dan melompat ke samping, berguling menjauh dari tempat dia berdiri.
Hampir pada saat yang bersamaan, Raja Utara Ulyssan membuka mulutnya, diam-diam memuntahkan api biru muda yang menyimpang ke arah gua. Api itu membekukan segala sesuatu yang dilaluinya!