Ling Xue sedang asik berlatih kecapi di temani guru pribadinya. Ling Xue sudah mengalami banyak kemajuan. Tidak hanya kecapi, menari dan bahkan cara menggoda dia sudah ahli. Ling Xue sudah berubah menjadi wanita yang mempesona.
Tidak jauh, Jiang Ming sedang bermain dengan anak perempuannya sambil makan manisan.
Jiang Ming sangat lahap memakan manisan. Setiap dia berhenti memakannya maka rasa mual segera menyerang. Sudah berbulan bulan ia seperti ini.
"Kau benar benar mecintai dia sepertinya" Dari belakang Jiang Fei membawakan manisan untuk kesekian kalinya.
"Aku tak dapat mengelaknya"
"Kapan putramu akan lahir saudaraku?"
"Mungkin sebentar lagi aku akan kembali untuk menunggu kelahiran putraku"
"Baiklah saudaraku. Hati hati"
"Aku titip mereka" Sambil melihat gadis kecil yang sedang berusaha meraih manisan di tangan Jiang Ming
"Tentu saudaraku"
Pyarrrrrrr ... pyarrrrrrrrrr ...
Semua porselen jatuh berantakan di dalam kamar rahasia Wei Su. Beberapa waktu sudah berlalu. Xing Xing selalu di monopoli oleh pria tua sialan itu. Semenjak kakeknya hadir, Wei Su menerima berbagai pertentangan dari kakek Xing Xing.
Dari belakang gadis ular memeluk Wei Su dari belakang.
"Tenanglah paduka, Saya akan selalu mendukung paduka" sambil mengelus leher dengan sensual
"Tidak! Permainan ini memang telah di mulai! Akan kuhabisi si tua bangka itu secepatnya" serigai Wei Su kemudian mencium gadis itu dengan bergairah
Keesokan harinya, para menteri dan dewan istana sudah berkumpul di dalam istana. Xing Xing, Wei Su dan kakek Xing Xing sudah duduk di atas singgasana.
"Maafkan saya paduka, selaku penasehat istana. Saya hanya menyampaikan suara kami semua yang ada di dalam istana ini. Saya memohonkan penangguhan kekuasaan kakek anda dalam kekuasaan dalam istana ini. Beliau terlalu ikut campur dalam urusan istana. Beliau adalah pendiri kerajaan ini. Namun, itu akan membuat kerajaan kita terpecah belah antara raja yang baru dan pendiri kerajaan" jelas gadis ular yang tengah menghadap.
Gadis ular telah menjadi penasehat istana. Dia di posisinya sekarang atas perintah Wei Su dan dukungan para menteri dan dewan istana.
"Apa maksud kalian!!!" teriak Xing Xing tidak terima
"Mohon ampuni kami paduka " semua dewan istana
Xing Xing yang emosi tiba tiba merasakan gejolak dalam perutnya. Waktu kelahiran memang sudah dekat.
"Bawa Paduka Ratu masuk!!!" Perintah Wei Su
Sementara itu, Jiang Ming telah sampai di luar istana langsung berlari ke kamar Xing Xing begitu mendengar kabar tentang Xing Xing.
Wei Su sejak tadi berulang kali bolak balik di depan kamar Xing Xing. Kakek Xing Xing duduk dengan tenang dan penuh wibawa menggunakan jubah kerajaan.
Hhmmmmm ... hmmmmmm.... ahhhhh hmmmmmmm ....
Mulut Xing Xing di bekap dengan kain. Begitu pula kedua tangan. Kakinya di buka lebar di ikat kepinggir tempat tidur.
"Terus paduka ... Pangeran akan lahir .. Dorong paduka "