Pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke rumah sakit, yoga mendapat telepon dari sekolah axel, hari ini wali kelasnya hendak membicarakan evaluasi belajarnya.
Enam bulan yg lalu, di sekolahnya.Axel dalam tahap pengawasan, dia sering berkelahi dengan teman-teman sekelasnya. Bahkan tidak pernah mengerjakan setiap soal-soal yg diberikan guru-guru di sekolahnya.
Bu orin yg yoga kenal sebagai wali kelas axel tampak sudah Menunggunya di ruang guru.
"Silahkan duduk pak dokter, maap saya sudah mengganggu waktu bapak"
"Tidak apa-apa"
"Baiklah, saya mulai saja.Setelah selama enam bulan ini saya dan guru-guru mengawasi belajar axel,saya cuma mau memberikan ucapan selamat "
pembicaraan bu orin terhenti sejenak, dia membuka satu map yg tergeletak di mejanya.
"Perubahan belajar axel sangat bagus, bahkan saya bisa menyebutnya luar biasa. Sikap axel pun menjadi lebih terbuka dan bisa berteman dengan teman sekelasnya.Saya harap axel bisa mempertahankannya"
"Syukurlah" Yoga merasa lega
Bu orin tersenyum dan melanjutkan pembicaraannya.
"Nona yg sering menjemput axel itu sepertinya sangat tahu kekurangan dan kelebihan axel, dia mengajar axel dengan baik. Axel anak yg sangat tidak suka dipaksa, dan dia bilang nona itu yg membantunya belajar dirumah"
"Dia,istri saya" Yoga menjelaskan, bu orin pasti tidak mengetahuinya karena pertama masuk ke sekolah ini, disaat axel kerap bermasalah di sekolahnya dia hanya mengetahui bahwa orang tua axel sudah bercerai.
"Maapkan saya tidak tahu nona itu istri pak dokter"
"Tidak apa-apa"yoga tersenyum"saya ucapkan terima kasih karena bu guru sudah dengan sabar membimbing axel di sekolah"
Bu orin mengulurkan tangannya"itu tanggung jawab saya sebagai seorang guru. Terima kasih pak dokter sudah mau meluangkan waktu ke sekolah ini.Saya harap kerja sama pak dokter dan istri untuk bisa terus mendukung axel di rumah"
"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk axel" yoga menjabat tangan bu orin "saya akan selalu menyempatkan waktu untuk axel, kalau begitu Saya permisi dulu"
Yoga bergegas meninggalkan sekolah axel, pikirannya kembali ke pembicaraanya dengan bu orin di sekolah.
"Ternyata, aku sendiri yg bilang pada bu orin dia itu istriku"dia tersenyum sendiri " padahal dulu,di depan nita. aku yg dengan sombongnya bilang kalau aku sangat mencintai elsa. Dan aku juga yg ingin pernikahan ini disembunyikan,tapi aku sendiri yg membukanya"
Sambil terus memfokuskan diri menyusuri jalan menuju rumah sakit.
"Dia sudah mendapatkan hatiku" akunya dalam hati.
Sesampainya di rumah sakit,tampak sosok nita yg sudah berdiri menunggunya sejak lama. Dia sepertinya ingin mengetahui dengan segera alasan bu orin memanggilnya ke sekolah, itu terlihat jelas di wajah nita. Dia pasti khawatir kalau sudah ada sangkut pautnya dengan axel.
Nita mengikutinya ke dalam ruang pemeriksaan,dan bertanya.
"Ada apa? "
"Tidak ada apa-apa, hanya laporan tentang kemajuannya dalam belajar di kelas"
"Apa hasilnya? "todong nita
Yoga tersenyum kecil melihat nita yg penasaran"Bagus,bahkan dibilang luar biasa"
Raut wajahnya sekarang berubah menjadi bahagia"axel kan memang sudah pintar, dia seperti ayah dan ibunya yg juga pintar. Jadi pintarnya itu sudah keturunan"
Mendengar ucapan nita yg seperti itu,membuat dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa.
"Ibunya itu elsa atau kamu? "
Yoga baru menyadari kenapa pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulutnya.
Nita mengerutkan dahinya "Elsa. diakan pintar,sekarang aja sudah residen"
Yoga memandangi nita tanpa berkedip, dipikirannya jika situasi saat ini di rumah, dia sepertinya akan cepat-cepat melahap bulat-bulat sosok cantik di depannya itu.
"Dibandingkan kepintaran elsa yg sudah residen, sepertinya kamu yg lebih pintar"
Wajah nita memerah di puji seperti itu.
"Kamu selalu pintar mengambil hati semua orang yg ada di dekatmu"
"Apa aku seperti itu? "nita malah balik bertanya
"Apa aku harus sebutkan satu persatu? mulai dari axel, azka, bahkan sampai pak wadir juga,dan lelaki di depanmu ini"
Nita langsung mengerti yg di maksudnya adalah yoga. Tapi dia merasa tidak seperti yg diucapkan yoga, dia hanya mencoba mengikuti semua yg ada dihadapannya.Karena tidak banyak yg mengetahui kalau dulu ditempatnya sekolah, dia tidak pandai bergaul. Bahkan dia hanya mempunyai satu teman.
"Kita harus memberi axel hadiah" yoga memberikan usulan pada nita.
Nita teraneh "kita? "
Yoga tersenyum kecil dan mencoba mengatur volume suaranya dan berkata
"Sepertinya,kita harus menghadiahkannya seorang adik perempuan.Supaya dia tidak terlalu manja"
Wajahnya langsung memucat"adik perempuan, maksudnya? "
Yoga sangat senang mempermainkannya, apalagi dengan pura-pura seperti itu.
"Adik perempuan, dari ayah dan bubunya"seraya memukul kecil pundak nita dengan lembaran kertas yg dipegangnya, berjalan menuju tempat duduknya dan berusaha menyembunyikan kesenangannya itu dengan pura-pura membaca file pasien.
"Ah, dia sudah berani menyinggung masalah anak sekarang"gerutunya dalam hati"atau dia sedang mempermainku? "
Nita memutuskan mengikuti permainan yoga kali ini.
"Ya,, ya,, baiklah"nita menganggukan kepalanya sambil berjalan mundur dengan hati-hati. Dan berhenti begitu sampai di pintu, untuk melanjutkan perkataannya
"jadi, kamulah yg harus berusaha membuatku hamil anak perempuan itu! "
Dia menjulurkan lidahnya seraya mengedipkan sebelah matanya, sebelum keluar dari ruangan itu.
Yoga tertawa kecil melihat nita yg sengaja mempermainkannya, tapi kata-kata nita tadi itu seperti tantangan nakal buatnya.
Tanpa di sadarinya, kali ini pun perasaannya sedang dilanda awan yg cerah bertuliskan kebahagiaan.
"Nita, sini!! "edna cepat-cepat menarik nita mendekat ke arahnya.
Nita yg teraneh melihat edna,langkahnya terseret-seret seperti seorang narapidana.
"Dengar"edna berbisik"di dalam dokter yoga dan mantan istrinya sedang berbicara berdua,coba kamu pikirkan. mereka di dalam sudah cukup lama! "
Pertama nita berusaha tidak kaget, dan kedua dia berusaha tidak peduli.
"Jangan-jangan kamu nguping ya? "tuduh nita
"Tadinya mau"edna terkekeh"apa mereka memendam kerinduan satu sama lain, karena sudah lama berpisah? "
Nita hanya tersenyum kecil, dia merasa tidak harus menjawab pertanyaan edna.
"Sepertinya dia sudah mulai terang-terangan"cetus nita dalam hati"baiklah,kita mulai permainan cantik ini! "
Edna yg sedari tadi bicara panjang lebarpun tidak digubrisnya, dia hanya mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
Daripada harus memikirkan apa yg mereka lakukan di dalam, yg hanya akan membuat hatinya panas dan kepalanya pusing.Lebih baik dia membaca buku.
Sekarang saja kepalanya pusing, mendengarkan semua omongan edna yg tidak penting.
Elsa keluar dari ruangan setelah cukup lama di dalam, dia melihat nita yg sedang membaca buku tapi kedua matanya itu menatap jelas ke arahnya.
"Apa kabar bidan nita? "
"Baik, dokter"sambil menutup bukunya dan beranjak dari duduknya.
Kali ini mata mereka saling bertatapan,tatapan mereka seperti dua orang petarung yg berdiri di tengah-tengah pertandingan.
Wajah masamnya dia perlihatkan dihadapan elsa,seperti meneriakan apa yg kamu bicarakan dengan suamiku di dalam?? tapi sesaat kemudian dia tersadar
"Eh, kenapa aku jadi seperti ini! "nita mengingatkan dirinya,dan memalingkan pandangannya ke arah lain, kali ini dia tersenyum. dia merasa tidak ada gunanya jika hanya jadi seseorang yg pencemburu. Itu hanya akan menguras tenaganya dengan percuma, lebih baik dia memikirkan cara bagaimana mengambil hati suaminya yg sedang berada di dalam.
Elsa sepertinya menyadari kehadirannya kali ini tidaklah tepat untuk nita, setelah apa yg mereka bicarakan kemarin. Dan berniat segera pergi.
"kalau begitu sepertinya saya permisi dulu"
"Baiklah"jawab nita dan edn
tidak lama setelah elsa berpamitan, sosok nya mulai menjauh dari hadapan nita perlahan-lahan.
"Edna"panggil nita"hari ini kamu yg jadi asisten dokter ya, aku gak enak badan. biar aku yg panggil pasien"
Edna keanehan melihat nita yg beberapa detik lalu masih baik-baik saja,tiba-tiba sakit.
"Baiklah"meski matanya melotot,tapi edna menurutinya juga,edna memang sahabatnya yg paling baik.
Nita mulai memanggil pasien satu persatu
Hari ini pasien yg datang lebih banyak dari kemarin, dia merasakan badannya mulai lelah.
Dia terduduk lemas dikursinya.Dan mendengar handphonenya berbunyi, dia mengeluarkannya dari saku bajunya. Ada satu pesan masuk dari yoga
"KAMU SAKIT APA? TADI PAGI-PAGI KAMU TERLIHAT SEHAT"
Nita tersenyum dan membalas pesannya
"TIDAK APA-APA, HANYA SEDIKIT SAKIT KEPALA. MUNGKIN KARENA TIDAK BISA MENAHAN CEMBURU"
Setelah mengirim pesannya, dia tertawa dalam hatinya. Sekarang ini dia sudah mulai nakal mempermainkan suaminya.
Ini sangat lucu, padahal jarak kami hanya dipisahkan dinding saja.Tapi kami harus berkirim pesan untuk berkomunikasi.
"Nita, kamu di panggil dokter"edna tiba-tiba muncul dihadapannya.
"Kenapa dia tidak membalas pesan saja sih, aku malas kalau berhadapan dengannya"gumannya dalam hati.
Meski malas, Nita beranjak dari duduknya dengan cepat, membuat matanya sedikit berkunang-kunang ketika berjalan ke dalam ruang pemeriksaan.
Yoga melihat wajah nita yg kusut"kamu sakit? "
Nita hanya menjawab dengan gelengan kepala,dan memperlihatkan pada yoga kalau hari ini moodnya sedang tidak bagus.
"Selesai ini, kamu tunggu di gerbang depan.kita pulang sama-sama"
Nita memasang wajah tanpa ekspresi apapun, diapun hanya menjawab ajakan yoga dengan menganggukan kepalanya, lalu kembali ke tempatnya.
Sesampainya diluar,dia menarik napasnya dalam-dalam.
"Sepertinya ini berhasil"nita berbicara sendiri di dalam hatinya"sebetulnya aku tidak tega mempermain yoga seperti itu, tapi karena elsa sudah berani seperti itu. Yg aku harus pikirkan adalah menarik perhatian yoga! "
Nita tersenyum licik, sambil membereskan semua barang-barangnya. Karena sudah tidak ada lagi pemeriksaan, dia bersiap-siap untuk pergi ke tempat yg tadi yoga sebutkan.
"kamu beneran,tidak apa-apa? "yoga meyakinkan kembali,ketika nita sudah masuk ke dalam mobil.
Nita tersenyum"Iya, aku cuma lelah mungkin"
"Apa mungkin kamu,sedang hamil? "
"mungkin"jawab Nita pendek, dia melihat wajah suaminya yg terlihat keanehan.Dan soal kehamilan itu yg pasti Jawabannya adalah belum
Yoga masih tetap fokus menyusuri jalan menuju rumah dengan mobilnya.
Setelah pertanyaan yoga yg dijawab singkat oleh nita, suasana di dalam mobil pun sunyi senyap tanpa suara sedikitpun.
"Aku masuk duluan"nita cepat-cepat keluar dari mobil sesampainya di rumah, meninggalkan yoga yg masih penuh tanda tanya.
Dia melihat yoga yg menghampiri ke dalam kamarnya.
"Hari ini nggak ada operasikah? "tanya nita yg berpikiran dia hanya akan mengantarnya saja lalu kembali ke rumah sakit.
"Sudah di kerjakan elsa, dia kan residen"
Dia memeluk nita dari belakang, dan berbisik
"kalau kamu seperti ini terus, sepertinya aku bisa gila"
"kamu mau tahu kenapa? "tanya nita dan dijawab dengan anggukan oleh yoga
"Akukan tadi sudah bilang di pesan,kalau aku itu cemburu"nita berbalik arah dan kini saling berhadapan"kamu saja yg tidak peka!"
Mendadak yoga tertawa geli"Tadi itu, kita hanya membahas soal pasien yg sedang dirawat di ICU jadi harus menjelaskan secara detail pasti itu memakan waktu lama"
"Tapikan gak harus ditutup juga pintunya"suara nita pelan
tawa yoga tersambung dengan ucapan nita yg seperti anak kecil"yg menutup pintu kan edna, dia pasti berpikir kami sedang melepas rindu kan? "
"Memang"nita secepat kilat menjawab"Kamu kan tahu elsa berniat mengambil kembali suaminya"
Yoga hanya tersenyum meletakan tangannya di leher nita, dan mencium bibir merahnya. Dia hanya bisa meyakinkan nita dengan ciuman itu kalau saat ini rasanya dia tidak akan bisa berpaling dari wanita yg ada di hadapannya itu.
Seperkian detik nita menjauhkan wajahnya dan menghentikan ciumannya"Eh,siapa yg jemput axel nanti sore? "
Yoga tertawa kecil, disaat seperti inipun yg dia ingat pasti axel"aku sudah suruh pak itor"
"Tapi.. "belum sempat nita melanjutkan kata-katanya, yoga menghentikannya dengan memulai serangan di bibirnya.
Ada yg berbeda dengan ciuman yoga kali ini, dia begitu lembut dan seakan penuh cinta.
Perlahan demi perlahan, tanpa disadari mereka sudah berada di atas tempat tidur.
Nita yg terkaget meletakan tangannya di dada yoga
"Bukankah ini masih terlalu siang untuk melakukan hal itu?? "
yoga melemparkan senyuman, jarinya menyingkirkan rambut-rambut yg menghalangi wajah nita.
"kemarin itukan kamu yg menantang aku supaya berusaha membuatmu hamil anak perempuan"
Nita tertawa kecil dan mengingatnya"Memangnya harus siang hari?kamu pikir bisa membohongiku"
"Kamu sengaja kan? "nita meledeknya"antar aku pulang cepat-cepat, dan mengambil kesempatan disaat axel belum pulang"
"Alasan aku pulang lebih cepat adalah karena hari ini aku akan melahapmu bulat-bulat"
Nita kembali tersenyum mendengar ucapan yoga yg terdengar lucu.
Tangannya berpindah tempat ke arah leher yoga, dan menariknya lebih dekat dengannya, bersikap lebih berani berinisiatip lebih dulu menciumnya, dan membalas setiap ciuman yg diberikan yoga.
Sepertinya memang semua tidak bisa ditahan lagi.
Tapi ini baru cara pertama yg dilakukannya.
Memberikan apa yg dibutuhkannya untuk mengambil seluruh hatinya.
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT