"adu adu, perutku lega"lisa mengelus elus perutnya yang datar dengan ekspresi senang tapi kemudian pandangan nya kembali lagi pada toilet.
"tapi sayang, baru saja masuk baksonya, eh udah keluar lagi"keluhnya dengan pandangan sendu, karena kebanyakan memakai cabai jadi seperti ini.
ia pun membasuh wajah cantinya dengan air di cermin toilet memandang pantulan wajahnya sendiri, sungguh ia sebenarnya tidak ini berkelakuan seperti anak kecil tak mau di jodohkan dan memiliki seribu rencana.
mau bagai mana lagi kejadian masa lalu membuatnya trauma dan lisa akan selalu menunggu prince masa lalunya dulu, ia tak pernah berubah keputusan dan ia akan tetap menunggu seseorang itu untuk kembali, dan orang yang ia cari.
perlahan bulir demi buliran air mata miliknya pun berjatuhan, lisa menangis? ia tak pernah bisa menangis jika hal itu tidak terlalu berat di tompang nya, dan ia akan selalu mengingat pesan dari orang yang ia sayangi.
flash back
'lisa sayang nanti kalau kamu sudah besar jangan mudah percaya akan cinta ataupun perasaan sama siapa pun ya"peringat seseorang wanita cantik tujuh tahun lebih tua darinya, saat itu lisa baru berumur 8 tahun.
"ya kakak, tapi kapan mama dan papa mau menjemput kita"balas lisa kecil dengan suara yang lucu dan imut, membuat seseorang yang ia panggil kakak tersenyum lucu, sampai kata terakhir kalimat membuat orang itu bungkam.
"hust!! nanti pasti kita berdua akan di jemput pasti, walaupun salah satu dari kita harus tinggal, kamu harus tetap pulang dan di jemput bagaimana pun caranya"mata sosok perempuan yang di panggil lisa kakak pun menajam seakan itu adalah janji dan tekat terbesarnya.
walaupun lisa kecil tak mengerti tetapi ia mempunyai perasaan dan ia faham bahwa ini seperti kata perpisahan.
"kak lisya jangan pernah tinggalin lisa, lisa janji enggak bakal ngerengek dan nyusahin kakak lagi tapi kakak jangan tinggalin lisa ya, lisa sayang kakak, lisa enggak punya siapa siapa untuk di ajak main kalau bukan kakak"tangisan lisa pun pecah dan ia tumpahkan di baju lisya, sementara lisya melihat sang adik menangis kini mencoba menahan tangisnya, ia tidak boleh bersedih.
"ih jelek ah nangis, kayak badut di campur monyet"goda lisya pada adiknya membuat lisa kini menghentikan suara tangisannya walaupun masih sesenggukan.
"emang bisa di campur"tanya lisa kemudian membuat lisya tertawa.
"bisa lah, kan mereka kalo di gabung jadinya wajah kamu ini"mendengar jawaban lisya membuat lisa cemberut.
"ih ngambek, entar enggak dapet prince loh"lisya kembali menggoda lisa membuat sang adik yang kini berusia delapan tahun semangat bercerita.
"kak lisa bertemu sama prince tampan di sini kak"ucap lisa membuat raut wajah lisya tak terbaca sketika
"siapa lisa? kamu bertemu di mana"tanya lisya dan langsung mendekap adiknya erat erat seakan takut kehilangan permata.
"itu loh kak, orang nya ganteng banget prince nya lisa, dan lisa mau menikah sama dia kalau sudah besar nanti" jelas lisa dengan wajah berbinar binar tak kentara lisya semakin mendekap lisa erat erat seakan waktu mereka bersama tinggal sedikit lagi.
"kamu jangan mudah tertipu lisa, cukup kakak dan hanya kakak jangan kamu, ingat itu kalau kau tidak menyukai seseorang maka yang di jodohkan bersamamu, maka lakukanlah segala cara untuk membuat dia menjauh darimu, apapun"pesan lisya dan di jawab anggukan oleh lisa membuat nya tersenyum hangat, saat ini hanya lisa yang ingin lisya lindungi, seandainya waktu bisa ia putar maka ia tak akan egois kepada kedua orangtuanya.
flash back off.
itulah kenapa sebabnya lisa selalu saja membatalkan segala macam rencana perjodohan yang ada dengan cara apapun.
dengan kasar lisa mengusak air mata di kedua kelopak matanya yang kini mulai membengkak.
"enggak lisa enggak boleh nangis, lisa harus kuat kakak bilang kalau lisa cengeng lisa enggak bakalan pernah bisa bertemu sama kakak"ucapnya di hadapan cermin yang menampilkan wajahnya sendiri.
"aku sudah lama berada di sini, mungkin mereka sudah selesai makan"lanjutnya lagi kemudian berjalan menuju luat toilet, sampai di rasakan ia menendang kotak sedang berwarna cokelat cantik dan terdapat Tedy bear,
'for lisa'bahkan tertera namanya di depan kotak.
"dari siapa ini, tau banget si kalau aku di dalam toilet, orang itu ketemu kotak kayak gini di taman apa di mana kek, biar romantis lah ini di wc"oceh lisa yang saat ini sudah kembali dalam mode bercandanya, dan ia mulai membuka kotak tersebut ada sepucuk surat dan...
'trak' tangan lisa pun bergetar hebat, kotak tetsebut telah terjatuh di lantai, ada kartu kotak cincin dan tanda itu tanda yang sangat sangat lisa kenal,
'las Vegas, welcome mrs. sabero'tulisan yang tertera di tanda itu.
lisa pun membuka kertas yang saat ini berada di genggaman nya air matanya pun terjatuh seketika.
"lama tak berjumpa, akhirnya aku dapat menemukan kembali honny, kau sekarang sudah tumbuh dewasa sangat sangat cantik, your Angel, apa kau merindukan lisya levina verguez, maka temui lah aku, aku tau kau sudah lama mencari keberadaannya"tulisan yang berada di dalam surat tersebut, seakan seperti kesetanan lisa segera memunggut kembali benda benda asing tersebut yang jelas ia tahu dari siapa, kembali kedalam kotak dan menggenggamnya erat seakan menghancurkan.
"they come back"lirih lisa yang masih menangis.
"apa yang harus aku lakukan kak, ini sudah dua belas tahun berlalu dan sekarang mereka baru menemukan ku, dulu aku berjuang bersama kakak sekarang aku akan bejuangan sendiri"ucap lisa dengan mata sendu, ia sungguh lelah, tak ada yang tahu kehidupan kelam lisa seorang pun tak ada bahkan keluarganya, itu setahu lisa.
*******************
"aku kubunuh kau style"geram seorang gadis berpakaian formal yang kini berjalan dengan tergesa gesa di kantor besar salah satu cabang keluarga harry.
sementara itu di dalam ruangan nya sendiri harry.
"ya bagus, aku minta kau mengurus semuanya gray, kalau bisa pindahkan ia hari ini juga, di perusahaan ku, jadikan dia sekertaris pribadiku"harry berucap dengan dingin tak lupa pula nada memerintah di setiap kalimatnya.
"baik tuan, saya sudah melaporkan segala sesuatu mengenai pemindahan nona leomero"balas suara di seberang membuat harry menyeringai.
"kerja bagus gray,"harry pun mematikan telpon nya.
sampai saat seorang sekertaris tetap kantornya masuk kedalam dan mengabarkan pada harry bahwa didepan ruangan, ada perempuan yang sendari tadi terus memaksa bertemu dengannya tanpa membuat janji terlebih dahulu.
"baik lah suruh dia masuk saja"putus harry dengan acuh, kembali sibuk dengan pekerjaannya tak menghiraukan sosok tersebut.
"APA YANG KAU LAKUKAN STYLE? KENAPA KAU BISA SEENAKNYA SAJA MENGATUR HIDUP KU"teriak kan sisil langsung mengemah didalam ruangan harry yang saat ini menatap sisil dalam.
sungguh ia masih terpesona pada sisil, dan sangat merindukan nya adai dulu kesalahan itu tak pernah ia buay mungkin kini mereka sudah bersama.
"oh, akhirnya kau datang dengan sendirinya padaku"harry pun kembali berbicara dan berdiri dari kursi kebesaran nya berjalan menuju sisil.
"berhentilah melakukan hal memalukan seperti ini mr. style kau sungguh memalukan seperti anak kecil dan aku bukanlah sisil yang dulu di mana dia adalah boneka peliharaan mu"sisil bebicara dengan sangat berani, bahkan kini pandangan nya menajam buku jarinya memutih.
ucapan sisil kali ini membuat harry tersinggung ia sungguh membenci saat sisil selalu mengungkitnya kambali, masa lalu kelam mereka yang telah menyebabkan mereka berpisah.
"kau bukanlah boneka bagiku nev, kau lebih dari sekedar itu kau sangatlah berharga bagi ku, dan bisahkah kau melupakan masalalu dan memulai yang baru"harry menjawab ucapan sisil dengan menahan amarahnya.
"bagiku tidak pernah ada kata memulai di antar kita berdua style, dan tepat pada hari kau mencampakkan ku, maka tepat pada saat itulah tak ada hubungan apa pun di antara kita"balas sisil dengan mata memanas sungguh ia tak sanggup menginggat ya lagi.
"dan aku mohon tolong tuan style yang terhormat berhenti mengusik kehidupan ku, dan jangan pernah ada hubungan apa pun lagi di antara kita"lanjutnya sisil kali ini dan ingin meninggalkan ruangan.
sungguh ucapan nya kali ini membuat kemarahan harry tak dapat lagi di pendam dengan cepat ia menahan pergelangan tangan sisil dan memojokkan nya di dinding ruangan.
"apa yang kau bicarakan sayang, kau dengar nevi aku tak akan pernah melepaskan mu lagi, apa pun yang terjadi kau tetaplah milik ku"tekan harry yang saat ini memojokan sisil.
sementara sisil melihat gerakan harry yang sangat tiba tiba menjadi sangat gugup, bahkan berkeringat, ia tak mau lagi berurusan dengan style, walaupun kedua orang tua nya memaksa.
"aku tidak akan pernah mau berhubungan dengan mu lag__"bola mata sisil pun terjelit sketika ia tak sempat melanjutkan ucapan nya.
dengan gerakan tak terbaca, harry kini langsung mendorong tekuk sisil membuat bibir keduanya menyatu, dan ia pun menciumnya dengan brutal.
"hmpp...hmp... lep...hmm..pas"teriak sisil di sela sela ciuman nya, dan sepertinya harty tak mau merens ponnya ia sangat merindukan rasa bibir sisil.
sampai dirada pasokan udara dirongga dada sisil berkurang barulah ia melepaskan pungukan mereka dengn berat hati.
'PLAK' sebuah tamparan pun mendarat dengan cantik di pipi kanan harry, membuatnya tertoleh ke samping.
"aku benci di sentuh sama orang yang sudah pernah menyentuh orang lain, kau seharusnya sadar harry, siapa yang telah mencampakkan siapa di sini? dan aku tidak ingin kembali kepada orang yang telah mencampakan ku"sisil melontarkan segala ucapan tajam nya pada harry, membuat pandangan harry menggelap sketika.
"aku yang akan memaksamu kembali padaku nevi, apa pun akan ku lakukan agar kau kembali KARENA KAU HANYA MILIKKU NEV"ucap sekaligus bentakan yang harry lontarkan membuat sisil jengah.
dengam sekali hentakan ia menghempaskan lengan harry di tubuhnya, banginya berbicara pada orang keras kepala membutuh kan banyak ekstra kesabaran penuh, dan yang waras mengalah, sisil pun pergi meninggalkan ruangan harry dengan perasaan campur aduk, bahkan kini setelah sekian tahun laman nya harry kembali berani menyentuhnya.
harry memandang lirih punggung sisil yang menghilang dari balik pintu.
"maaf kan aku yang egois sisil, tapi sungguh aku menginginkan mu kembali, karena hanya kau yang mampu membuatku gila, tanpa mu aku hancur, because you are, always all be mine"ucap Harry pada dirinya sendiri dan kembali pada kegiatan nya, ia tahu apa pun usaha yang sisil lakukan, ia pasti akan kembali lagi ke sini besok, ia yakin itu.
maaf ya bagian zayn sama lisa nya belum ada, author janji bab selanjutnya, kalian akan mendengar kan kabar baik yang zayn berikan untuk lisa...
bagaimana cerita harry dan sisil apa kalian penasaran kenapa mereka selalu berkonflik kalau bertemu? seperti ada dendam saja ya.