Download App
94.11% Deadly Sword / Chapter 16: Perjalanan

Chapter 16: Perjalanan

"Nama Hamba Liu Zhi. Hamba sayangnya tidak memiliki kemampuan spesial seperti nona Maharani. Hamba memiliki Mana Element berjenis Api dan Tanah, sedangkan untuk Guide Book, hamba menggunakan versi lengkap Guide Book Earth Blaze. Untuk basis Kultivasi hamba, saat ini berada di Immortal Gate - Peak Stage dengan Core Forming Biru." Liu Zhi menegaskan tiap kata saat dia bicara.

"Hanya itu?" tanya Aiden.

"Hanya itu, Tuanku."

Setelah Ragu sesaat Aiden akhirnya menghela napas. Mungkin dia salah menebak. Ternyata tidak ada yang spesial dari Demonic Beast satu ini. Dia tidak memiliki kemampuan khusus, Mana Element miliknya juga sering dijumpai, sedangkan untuk Guide Book lebih baik karena Earth Blaze versi lengkap berada di daftar atas rangking Guide Book yang lain—meski masih di bawah Illusion Poison Empress. Untuk tingkat Kultivasinya Aiden mengakui dia cukup hebat, tapi sayangnya Liu Zhi hanya memiliki Core Forming Biru, satu tingkat lebih rendah dari Maharani.

Aiden melirik pria itu, yang masih bersikap tenang, berharap ia melewatkan sesuatu. Tapi bahkan setelah dia meneliti sekali lagi dan bertanya pada Deva, tetap tidak ada yang berubah. Semua ucapannya adalah kebenaran.

...

Aiden mengatur beberapa hal untuk Demonic Beast yang menyerah ini. Dia tidak ingin saat keluar dari hutan langsung mendapat beberapa masalah karena memiliki belasan Demonic Beast Immortal Gate.

"Aku ingin keluar hutan dan menjelajahi dunia," kata Aiden. "Karena itu aku ingin kalian terus dalam wujud manusia dan tidak berubah jika tidak dalam posisi mendesak, ini bertujuan untuk tidak memancing kecurigaan Kultivator lainnya. Kalian tentu tahu kan, Demonic Beast adalah musuh manusia di dunia luar?"

"Kami mengerti tuanku," jawab mereka serempak.

Aiden mengangguk, merasa senang.

"Tapi tuanku, sepengatahuan hamba aura Demonic Beast dan manusia berbeda. Takutnya meskipun kami telah berubah wujud menjadi manusia, para Kultivator itu tetap bisa mendeteksi kami," kata salah satu Demonic Beast ragu-ragu.

Ini sudah dipikirkannya. Oleh sebab itu Aiden meminta bantuan Deva untuk mencari sebuah ilmu menyembunyikan aura di dalam Spiritual Mansion.

"Tidak perlu khawatir, aku punya solusinya," Aiden berkata penuh percaya diri.

Dia kemudian melambaikan tangannya dan energi spiritual yang kuat melesat ke arah masing-masing Demonic Beast.

"Jangan melawan, aku akan memberikan sebuah ilmu menyembunyikan aura tingkat tinggi."

Setelah itu banyak Demonic Beast yang memejamkan mata untuk menerima sekaligus memahami ilmu tersebut di saat bersamaan.

Para Demonic Beast ini memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk memahami kemampuan tersebut. Aiden tidak punya pilihan selain menunggu.

Rencananya, dia akan memperlakukan mereka seperti seorang pengawal. Jadi ketika dia, Selia, dan rombongan Demonic Beast ini pergi ke luar hutan, tak akan ada masalah mengenai seorang pemuda yang membawa belasan Demonic Beast di sampingnya.

Tentu saja, Aiden tidak mengetahui bahwa di dunia luar ada sekte kuat yang terkenal karena kemampuan mereka mengendalikan Demonic Beast.

Demonic Beast adalah musuh manusia. Mereka membunuh manusia dari waktu ke waktu hingga menyebabkan kebencian dari umat manusia tak tertahankan. Untungnya Demonic Beast adalah mahkluk yang kuat, bila tidak mereka pasti sudah punah.

Lima hari berlalu dengan cepat. Beberapa Demonic Beast yang memiliki pemahaman tinggi segera membuka mata mereka. Salah satunya adalah Maharani dan Liu Zhi.

Aura mereka yang buas dan kacau segera berubah menjadi tenang dan manusiawi. Aiden bahkan tak akan mengira dua orang ini adalah seorang Demonic Beast jika ia tidak mengetahui wujud mereka yang sebenarnya.

"Bagus," puji Aiden. "Kalian adalah yang tercepat. Ini menunjukan betapa tingginya tingkat pemahaman yang kalian miliki. Aku akan menunjuk kalian sebagai pemimpin dari Demonic Beast yang lain."

"Terima kasih, Tuanku." Keduanya berlutut di tanah di depan Aiden.

"Maharani! Kau akan menjadi pemimpin grup yang mengurus segala informasi. Aku tidak tahu apa-apa tentang situasi di dunia luar. Jadi tugasmu adalah mencari tahu hal-hal tersebut. Pilihlah beberapa orang."

"Baik," jawab Rani.

Sebagai Demonic Beast yang berspesialisasi dalam ilusi, Rani sangat cocok untuk menjadi informan atau mata-mata. Kemampuannya dapat mengecoh musuh, selain itu juga sangat berguna dalam interogasi.

Bayangkan seorang Kultivator yang mengungkapkan apa pun di bawah kendali ilusi Rani, itu sungguh menakjubkan sekaligus mengerikan pada saat yang sama. Tentu saja, Kultivator yang dapat dipengaruhi ilusi Rani tidak boleh memiliki Kultivasi lebih tinggi darinya beberapa tingkat. Kalau tidak, kemampuan Rani tak akan memiliki pengaruh sama sekali.

Jika saat ini Rani berada di tingkat Immortal Gate - Middle Stage, maka Kultivasi lawannya tidak boleh melebihi Immortal Gate - Peak Stage agar ilusinya dapat bekerja.

"Liu Zhi, karena kau tampaknya cerdik dan pintar, aku akan menunjukmu sebagai kepala pelayan sekaligus pengawalku yang terpercaya," kata Aiden. "Selain itu, mungkin aku akan membutuhkan beberapa saran darimu."

"Hamba mengerti, tuanku," kata Liu Zhi. "Hamba akan melaksanakan tugas yang tuanku berikan semaksimal mungkin."

Aiden mengangguk puas. Liu Zhi yang masih berlutut di depannya ternyata memiiki pemahaman tinggi, yang sangat jarang dimiliki Demonic Beast lain. Dia akhirnya tahu kenapa Liu Zhi tampak istimewa di matanya.

Pemahaman seperti itu adalah sesuatu yang hanya dimiliki manusia. Pada dasarnya Demonic Beast adalah hewan yang berevolusi, sehingga kepintaran serta pemahaman mereka tentu tidak dapat dibandingkan dengan manusia seutuhnya. Namun Demonic Beast memiliki satu hal yang lebih unggul dari para manusia, yaitu insting mereka. Insting yang kuat inilah yang menjadikan Demonic Beast sebagai mahkluk paling sulit diatasi dan seringkali merepotkan manusia.

Para Demonic Beast kemudian dibagi menjadi dua kelompok setelah semuanya selesai memahami teknik menyembunyikan aura.

Rani memilih beberapa Demonic Beast yang cocok untuk menjadi bawahannya. Dia harus memastikan semua Demonic Beast ini adalah yang terbaik, karena menjadi mata-mata adalah tugas yang beresiko ketahuan dan menyebabkan tuannya dalam bahaya. Ia ingin bawahannya adalah seorang yang rela mati demi melindungi informasi.

Sisanya diambil oleh Liu Zhi sebagai bawahannya. Dia juga memilih wakilnya sendiri untuk berjaga-jaga ketika dia tidak ada di samping Aiden.

Aiden harus mengakui inisiatif Liu Zhi pada bawahannya. Dia memikirkan segala persoalan yang mungkin terjadi di masa depan serta beberapa langkah untuk mencegahnya, termasuk wakil kapten dan orang-orang yang berbakat serta memiliki kompetensi tinggi.

Pada dasarnya ia mengenal semua Demonic Beast yang ada di sini, jadi mudah saja bagi Liu Zhi untuk menentukan yang mana dari mereka cocok untuk menjadi wakil kapten.

....

Matahari baru terbit saat rombongan Aiden terbangun dari tidur. Sinar keemasan menerobos celah dedaunan pohon kuno Hutan Lostingsoul, merayapi tubuh-tubuh yang terbaring di atas rumput.

"Baik. Semuanya sudah siap, mari lanjutkan perjalanan kita," kata Aiden sembari meregangkan tangan.

Mereka tidak membawa apa-apa, sehingga tidak perlu mengemasi barang-barang atau hal-hal lain. Semuanya sudah tersedia di dalam Dimensional Realm.

Saat Aiden melihat sekeliling, dia menyadari bahwa beberapa Demonic Beast telah bangun dan pergi lebih dulu, itu termasuk Rani. Dia tidak khawatir mereka kabur, karena bagaimanapun, kehidupan mereka ada di tangan Aiden.

"Rani memang cocok untuk posisinya. Dia sadar tugasnya sendiri," kata Aiden, sudut mulutnya terangkat sedikit.

Secara kasar, Selia menunjukkan arah ke mana rombongan mereka harus pergi. Dia juga menjelaskan beberapa daerah berbahaya yang akan mereka lewati, termasuk hutan ilusi dan danau petir.

"Tunggu dulu, jadi apakah Rani tahu semua ini?" tanya Aiden pada Selia.

"Dia tentu tahu, kemarin kami sempat berbincang dan ia bertanya beberapa hal padaku," kata Selia. "Dia cukup pintar, mengetahui bahwa akulah yang paling berpengalaman tentang dunia luar."

Tanpa sadar, gadis menawan itu tersenyum puas. Seolah-olah dia mendapatkan pujian tak henti-hentinya dari seseorang.

"Lalu, bagaimana Rani bisa tahu kau adalah yang paling berpengalaman dengan dunia luar sedangkan kita saja baru bertemu mereka beberapa hari?" Aiden masih bingung.

"Ah, itu.... kenapa ya?" Kali ini Selia hanya bisa tersenyum canggung dan menggaruk kepalanya. Pertanyaan Aiden adalah satu-satunya hal yang tidak ia harapkan, itu benar-benar menghancurkan fantasinya yang indah.

"Sudahlah, aku juga tidak terlalu peduli," kata Aiden. "Yang penting dia baik-baik saja, dan dapat menjalankan tugasnya dengan baik."

Aiden berbalik dan melihat para bawahannya. Dia mengangguk sedikit, mereka benar-benar seperti rombongan kabilah dagang, yang kurang hanya beberapa kereta kuda dan barang dagangan. Lalu untuk Demonic Beast yang memiliki penampilan manusia yang garang dan menakutkan, mereka akan berperan sebagai pengawal, dengan kepala pengawal adalah Liu Zhi.

Pengaturannya tidak terlihat mencurigakan, ini sudah cukup, pikir Aiden. Kemudian Aiden dan rombongannya berjalan penuh kewaspadaan, kalau-kalau ada bahaya tak terduga di jalanan Hutan Lostingsoul.

Ketika matahari bersinar terik di langit, rombongan Aiden sampai di daerah danau petir. Ada penjelasan kenapa danau yang sangat luas dan indah ini disebut sebagai Danau Petir, yang pertama adalah karena hampir setiap hari—baik pagi maupun malam—petir selalu menyambar di pusat danau, yang kedua adalah karena siapa pun yang berani menginjakkan kakinya ke dalam air danau, maka ia akan disambar petir yang mengerikan.

Aiden dan antek-anteknya memilih menghindari daerah perairan danau atas saran Selia. Mereka beristirahat sebentar di sebuah lembah yang masih cukup dekat dengan danau petir. Di bawah satu-satunya pohon kuno yang ada di lembah itu, mereka duduk dan memakan bekal yang di sediakan Aiden—dibantu Deva dengan mengambil makanan dari gudang Spiritual Mansion.

Selia tampak ceria saat ia berlarian dan memetik berbagai macam bunga yang tumbuh di lembah. Dia terkadang menyelipkan bunga itu di telinganya dan memamerkannya pada Aiden—yang sukses membuat Aiden terpana.

"Wajahmu merah," katanya sambil mengejek Aiden dan terkikik senang.

"Kau yang merah! Pakaianmu warna merah," tukas Aiden, kesal campur malu. Dia kemudian berpaling, merajuk.

Dan saat mereka melanjutkan perjalanan, Aiden mulai menjelaskan kenapa tingkat kultivasinya menurun dan dari mana asal ratusan Demonic Core yang sempat membingungkan Selia.

"Jadi kau menggunakan jurus terlarang, yang mengakibatkan tingkat kultivasimu menurun dan melemahkan fisikmu secara sementara?" tanyanya keheranan.

"Itu benar," kata Aiden. "Tapi sisi baiknya aku tidak mati dan kamu masih bisa merasakan udara segar sekali lagi. Kau tahu, saat aku mati kamu pasti terjebak di dalam Dimensional Realm, lho."

"Ah.... ada yang seperti itu?! Kenapa kau masih tetap menyembunyikanku di dalam Dimensional Realm milikmu jika kau tahu akibatnya?!" seru Selia, merasa marah dan frustasi.

"Hehe... tidak ada pilihan lain," kata Aiden sambil nyengir. "Apa kau lebih memilih mati di tangan Demonic Beast dari pada hanya terjebak beberapa ratus tahun?"

"Te-tentu saja aku lebih memilih terjebak ratusan tahun dari pada mati," kata Selia tergagap.

"Nah....!" sergah Aiden. "Benar, kan, manusia itu sama saja. Lebih takut mati."

"Sudahlah, aku tidak peduli lagi. Yang penting tidak ada hal buruk yang terjadi—ini karena senior Deva, sampaikan ucapan terima kasihku," kata Selia, dia membungkuk sedikit.

"Begitu ya! Jadi kau hanya mau berterima kasih pada Deva, dan tidak padaku yang telah berbuat banyak hal untuk menyelamatkan nyawamu? Aku bahkan mau bunuh diri, lho. Masa kamu diam saja?" Kata Aiden.

"Baik-baik," kata Selia meneruskan, "aku berterima kasih juga padamu, suamiku tercinta~"

Sementara itu, Liu Zhi sang kapten pengawal dan wakilnya tengah memperhatikan dua pasangan kasmaran di depan mereka.

Wakil kapten tak tahan dan berkomentar, "Mereka berdua sungguh mesra."

"Tentu saja, pengantin muda. Aku tidak heran jika alasan sebenarnya perjalanan ini adalah untuk bulan madu mereka berdua," balas Liu Zhi dari samping. Wakilnya bahkan sempat tertegun mendengar komentar sang kapten yang berterus terang.

Hari mulai petang dan rombongan Aiden akhirnya sampai di depan hutan penuh kabut—hutan ilusi.

"Menurut Demonic Beast lain, hutan ilusi adalah hutan yang berbahaya," kata salah seorang dari rombongan.

Tidak ada yang membalasnya karena mereka memang mengetahui apa yang di maksud oleh Demonic Beast itu.

Aiden tak berpikir panjang, dia lebih mementingkan rombongannya yang mungkin sudah kelelahan. "Baiklah semuanya, sekarang ita akan bermalam di sini dan meneruskan perjalanan besok pagi," jelasnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C16
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login