Dor!!! Pyar!!! Aku terbangun dari tidurku karena bunyi tembakan disusul dengan sesuatu yang pecah. Begitu aku membuka mataku kulihat wajah Dave yang sedang menatapku, tunggu, apa aku tidak salah lihat? Apakah dia sedang menangis? Seorang Dave Aroyan menangis?! Aku memaksa diriku untuk bangkit dari tidurku, ada apa dengan Dave?
"Dave... ada apa?" tanyaku sambil mengulurkan tanganku untuk menghapus air matanya. Hatiku sedih, aku tak bisa melihatnya menangis begini.
"Maaf..." ucap Dave lalu memelukku erat, terlalu erat hingga aku sulit untuk bernapas.
"Dave, kamu kenapa sih?" tanyaku, aku tak paham dengan sikapnya. Hm... bau alkohol, sepertinya Dave mabuk.
"Maaf..." ucapnya, tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Dia mengucapkannya sambil menangis, seakan-akan sedang menyesali sebuah kesalahan besar.