Ketika itu malam sudah larut, dan murid-murid Akademi Angin Semilir sudah terlalu letih. Mereka semua tetap berada di dalam kereta dan mengunyah makanan kecil sebelum rasa kantuk akhirnya mengalahkan tubuh letih mereka.
Fajar menyingsing keesokan pagi dan matahari menyembul dari ujung cakrawala, murid-murid yang sudah beristirahat semalaman melompat keluar dari kereta mereka. Para senior mulai berwaspada seraya menatap tempat yang telah menghantui tidur malam mereka selama berhari-hari dan terlihat sedikit khawatir. Murid baru malah sebaliknya banyak dari mereka yang sangat bersemangat dan tak sabar menunggu-nunggu saat ini. Walaupun beberapa dari mereka agak khawatir, namun mereka lega mereka ditemani oleh para mentor.
Guru yang memimpin ekspedisi mengumpulkan para murid baru dan menjelaskan misi mereka di Hutan Pertempuran Roh.