"Omong kosong!"
Lu Yan praktis menekan kedua kata ini. Keduanya keluar melewati celah-celah di antara giginya.
Deng dan Dao membalak. Sorot mata mereka penuh dengan rasa tidak percaya. Mereka seolah tersambar petir yang merubah keduanya menjadi diam kaku.
Kabar ini sungguh begitu membuat orang tercengang.
Lu Yan menunjuk ke arah hidung prajurit berbaju zirah hitam ini dan meraung dengan amarah, "Di kota kecil ini, petarung yang paling kuat adalah Dewa Sejati Cakrawala Keempat. Aku mengirim prajurit sebanyak 100 ribu, dan Dewa sejati Cakrawala Kesembilan saja jumlahnya belasan. Bagaimana mungkin mereka tewas? Apa kau tidak membawa otakmu ketika kau melapor?"
Raungan Lu Yan ini seolah bisa meruntuhkan atap.
Prajurit berbaju besi hitam ini praktis lumpuh di tanah menghadapi tekanan Lu Yan yang begitu besar. Dia tidak bisa berkata-kata.
Bagaimana seorang prajurit kecil bisa tahan dengan tekanan seorang petarung Langit?