Xue Yaoyao memperhatikan mereka dari belakang panggung. Jari-jarinya gemetar.
Gambar berhenti di wajah anak muda itu.
Dia tidak memiliki rambut perak lagi. Namun, ketika dia meletakkan tangannya di sakunya dan tersenyum dengan tampan, dia terlihat sama seperti saat pertama kali mereka bertemu.
Xue Yaoyao merasa bahwa dia tidak akan pernah melupakan momen ketika anak muda itu menoleh dan berkata, "Yaoyao, ayo main kompetisi bersama, oke?"
Sebelum dia bertemu dengan anak muda ini, dia lemah, pemalu, dan gemuk. Dia seperti orang yang tidak berguna.
Terkadang, dia menganggapnya tidak adil. Mengapa saat-saat gelap begitu sulit untuk ditahan?
Setelah dia bertemu dengan anak muda ini, dia mengerti bahwa setiap manusia harus melewati malam.
Berjalan di langit malam dengan pedang naga di tangannya. Itulah yang harus dia lakukan.
Bahkan jika dia seorang wanita, dia bisa memiliki mimpi pahlawan.
— The End — Write a review