Download App
5.63% Grup Obrolan Pengembangan Diri / Chapter 58: Si Putih Raja Sejati

Chapter 58: Si Putih Raja Sejati

Editor: Atlas Studios

Tapi, Song Shuhang langsung sadar, bukan karena lawannya lemah, tapi karena ia menjadi lebih kuat.

Ramuan itu membuat tubuhnya melebihi kekuatan manusia biasa. Setelah satu putaran teknik pukulan foundation establishment, organ dalamnya mengalami perubahan yang hebat.

Saat ini, Nan Haomeng tertawa terbahak-bahak, "Kau benar-benar ahli sejati, teknik cakar yang mengesankan."

Tidak bisa menggerakkan tangannya, ia menyerang dengan lutut tanpa pikir panjang.

Serangan lutut di dalam sanda1 secara tradisi tidak diperbolehkan, tapi Nan Haomeng tidak sedang di turnamen sanda. Meskipun ia berbadan besar dan tertawa konyol, ia tidak bodoh. Dalam perkelahian, lakukan apa yang paling ampuh!

Song Shuhang menghela napas, tangannya bergerak keatas. Itu cakar seperti naga menari dan mencakar.

Tarian itu bukan hanya cakar naga, tapi juga merampas mangsa.

Nan Haomeng tidak percaya karena ia merasa tubuhnya yang seberat 220+ terangkat dari tanah!

Lebih lagi, lawannya menggunakan 1 tangan.

Bahkan jantung Nan Haomeng berdegup kencang. Kekuatan yang menakutkan dan membingungkan, tidak hanya Song Shuhang mengangkat junior-juniornya itu dengan 1 tangan; bahkan lelaki yang besar sepertinya dengan mudah dilempar!

Tapi aku tidak segampang itu dikalahkan!

"Hou!" Nan Houmeng mengeluarkan suara dan menekan tubuhnya, berharap Song Shuhang keberatan dan terjatuh. Saat yang sama, tangan kanannya ditariknya, menunggu untuk menyerang ketika ia turun.

Saat itu, Song Shuhang menyerang lagi.

Jurus Pukulan Nomor Dua. Pukulan seperti bintang jatuh- puluhan pukulan terlepas dalam sekejap mata, terus menerus memukul Nan Haomeng.

Itu terjadi sangat cepat melebihi reaksi Nan Haomeng. Jadi, Nan Haomeng menjadi samsak di udara.

Song Shuhang tidak membaca 'formula fist scripture' selagi ia memukuli Nan Haomeng.

Pertama, tidak ada waktu, dan kedua, jika ia membaca formula itu, tenaga dalam akan keluar dari tangannya, mungkin akan membuat lubang lawannya dengan satu pukulan.

Saat itu, menunggu Song Shuhang akan membuatnya tidak berkutik.

Jika ia kurang beruntung, ia mungkin akan masuk dengan bunga tulip dan keluar dengan bunga matahari1

Lebih lagi, ketika ia memukul, ia sengaja menahan setengah kekuatannya.

Meskipun begitu, pukulannya masih sangat kencang. Puluhan pukulan menghujani Nan Haomeng yang terkapar.

Nan Haomeng… serpihan debu!

Song Shuhang menarik tangannya dan menghela napas panjang. Itu memberikan sikap serasa jagoan.

Nan Houmeng mengusap beberapa area tubuhnya yang sakit, dan bertanya, "Gaya berkelahi macam apa itu? Bela Diri zaman dahulu?"

"Jurus Pukulan Nomor Dua." Song Shuhang berbicara dengan serius tidak seperti biasanya.

"Jurus Pukulan Nomor 2? Apaan itu?!" cetus Nan Haomeng.

Song Shuhang langsung merasa sedih. Jika ia bisa, tentu saja ia akan memakai nama yang keren. Sayangnya, ia tidak berbakat membuat nama keren.

Melihat ekspresi Song Shuhang yang tidak ramah, Nan Haomeng mengalah, "Aku kalah!"

Ia menghela napas. Mereka benar-benar di level yang berbeda. Ia mempunyai kemampuan yang hebat dari kecil, tapi lawannya lebih hebat.

Ia memiliki dasar sanda, tapi lawannya memiliki teknik pukulan yang lebih hebat darinya.

"Keputusan yang bijak." Song Shuhang mengangguk, "Lalu, menurut tata krama, yang kalah membayar."

"Aku tidak punya uang." balas Nan Haomeng seakan ia gangster.

Ia menyusutkan lehernya- tidak masalah, paling tidak ia hanya mendapat hajaran; ia tidak ada uang, tapi ia ada hidup! ia tidak akan tahan dengan pemerasan dan penipuan.

"Aku tidak perlu uang." kata Song Shuhang, tapi ia merasa sebaliknya, sekarang-sekarang ini aku sedang kekurangan uang. "Aku perlu bantuanmu menyelidiki beberapa hal."

Kekuatan satu orang itu terbatas, tapi anak-anak berandal itu punya sumber informasi sendiri.

Mungkin ia bisa mencari tahu dari anak-anak berandal yang mengincarnya kemarin.

Meskipun ia sudah bersiap meminta bantuan Tabib, mempunyai persiapan lebih itu tidak masalah!

Sesaat kemudian.

Nan Haomeng menggaruk kepalanya, "Kau ingin aku mencari bantuan untuk membantumu tentang orang yang sedang mengincarmu kemarin siang?"

Hal seperti ini tidak sulit. Orang itu hanya perlu tanyakan siapa orang yang mengincar Song Shuhang, dan dari situ akan diberitahu penampilan orang itu dan pelan-pelan mengetahui identitas pengincarnya. Jika tidak, ia bisa melihat CCTV di pintu masuk kampus; ia punya banyak kenalan.

Tapi, meski ia kalah berkelahi, kenapa ia harus membantu Song Shuhang?

Ia hanya mencari lawan untuk berkelahi, tapi jika ia tidak setuju, ia akan dihajar lagi!

"Kau akan membantuku, kan? Senior Nan!" Song Shuhang berlutut di sebelah Nan Haomeng, menyipitkan dan menunjukkan tatapan yang mengerikan.

Jika Nan Haomeng berani berkata 'tidak', ia akan dibunuh tapi tidak dikubur!

Ekspresi Nan Haomeng langsung berubah secara drastis, dan ia menggaruk kepalanya, tertawa konyol, "Aku mengerti. Aku akan menyuruh anggotaku dan teman-temannya membantu, tapi tidak bisa berjanji akan mendapatkan hasilnya."

Ia merasa sesuatu akan terjadi jika ia tidak setuju!

Song Shuhang tersenyum lebar, "Kalau begitu, terimakasih, Senior Nan!"

Setelah berkelahi, Song Shuhang merasa sangat senang. Perkelahian ini tidak hanya meregangkan otot-ototnya, tapi juga membantu memahami ❮Teknik Pukulan Dasar❯.

Realisasi ini berbeda dari hubungan antara sendok dan makan di dalam hubungan 'ruang ilusi'. Tipe realisasi ini dari perkelahian itu lebih fleksibel. Ini membuat Song Shuhang memeragakan ❮Teknik Pukulan Dasar❯ lebih efisien. Ini bisa menyimpan lebih banyak stamina, dan membuat tenaga dalam dan darah lebih baik!

Pengalaman berkelahi sungguhan akan selalu lebih hebat daripada pengetahuan teori!

'Mungkin aku harus mencari banyak lawan untuk melatih teknik ini? Hmm, Aku akan catat untuk kutanyakan kepada Tabib besok, apa perkelahian sungguhan berarti untukku saat ini.' pikir Song Shuhang.

Ia kembali ke asramanya tanpa hambatan.

Song Shuhang terbiasa membuka grup Sembilan Provinsi Nomor Satu dan melihat ada banyak pesan yang belum dibaca.

Pertama, itu pesan dari siang tadi, ketika Tabib mendapatkan kembali dua Teknik Foundation Establishment untuk Song Shuhang.

Pesan selanjutnya masuk 2 menit yang lalu, dari Peramal Trigram Abadi. "Aku sudah menghitung, sebentar lagi, 150 tahun meditasi pengasingan 'si Putih Raja Sejati' akan berakhir, bukan?"

Sungai Utara si Pendekar Kelana mengirim emoji 😑, dan sesaat kemudian, ia mengetik, "Si maniac pengembangan diri, dan model generasiku. Setelah keluar kali ini, ia akan mendekati Tingkat Ketujuh Spiritual Venerable, bukan? Aku yakin tidak lama lagi, kita akan memanggil Senior White menjadi Venerable White."

"Masalah yang paling penting adalah, ia pasti akan menghubungi kita ketika ia keluar,kan? Saat itu tiba, siapa yang akan menyambutnya?" kata salah satu anggota dengan ID Ilmuwan Mabuk Bulan.

Ilmuwan Mabuk Bulan… Song Shuhang merasa sangat mengenal dengan nama ini. Ini orang yang sering muncul di grup, tapi tanpa alasan, tidak ada kehadiran. Shuhang akan langsung melupakannya segera, seperti berbelok langsung lupa.

Ketika pesan Ilmuwan Mabuk Bulan terkirim, grup itu menjadi diam canggung.

Sesaat kemudian Sungai Utara si Pendekar Kelana mengetik, "Aku mau mengatakannya sekarang, Aku pergi terakhir kali. Tidak mungkin giliranku kali ini!"

Dari intonasinya, terlihat menyambut seseorang yang dari pengasingan itu hal yang sangat menakutkan? Bahkan Sungai Utara si Pendekar Kelana yang ramah itu ketakutan?

Pedang Gila Super Ceroboh muncul, "Belakangan ini, aku rasa alamku mulai gempar, dan aku akan meditasi di pengasingan selama beberapa tahun. Jangan rindukan aku!"

"Super Ceroboh, kau pikir siapa yang kau kerjai? Kau baru saja mencapai tahap akhir Alam Spiritual, itu masih lama sebelum kau akan naik ketahap selanjutnya 😏" kata Sungai Utara si Pendekar Kelana.

"Aku berkelahi secara kebetulan belakangan ini, sehingga alamku meningkat pesat. Tidak masalah jika kalian percaya atau tidak, selama aku mengerjakannya. Bagaimanapun, aku akan meditasi di pengasingan, jadi apapun yang terjadi, jangan cari bantuan dariku." kata Pedang Gila Super Ceroboh pantang menyerah.

"Kenapa terburu-buru?" kata Peramal Trigram Abadi acuh tak acuh, "Dia tidak keluar sekarang juga, masih ada waktu. Masalah ini akan beres ketika tiba saatnya, pasti ada jalan keluar."

Peramal Trigram Abadi, kau punya ide yang cemerlang?" tanya Sungai Utara si Pendekar Kelana.

"Hmm, aku punya rencana bagus. Tapi aku tidak akan memberitahukan padamu, Sungai Utara, jadi menyerahlah." kata Peramal Trigram Abadi.

Sial! Sungai Utara mengepalkan tangannya. Kurang ajar. Aku akan menghabisi dia sampai mati di pertarungan 3 bulan lagi di atas Kota Terlarang, dan menghajarmu sampai ibumu sendiri tidak mengenalimu.

Song Shuhang menurunkan log obrolan, ingin mengirim pesan untuk menunjukkan kehadirannya. Namun, ia tidak tahu kenapa, tapi ketika Peramal Trigram Abadi menyebutkan 'ide cemerlang'nya, seluruh tubuhnya merinding dari dahi ke selangkangannya.

Ia punya firasat-jika ia ikut campur, itu hanya membuat dia bermasalah.

Jadi Song Shuhang menggeleng kepalanya dengan tegas, mematikan komputernya, naik ke kasurnya dan tidur.

  1. olahraga bela diri China
  2. lelucon sebelum-sesudah mengarah ke perawanan

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C58
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login