Download App
4.36% Grup Obrolan Pengembangan Diri / Chapter 45: Perempuan yang di 'Kabedon' Lagi

Chapter 45: Perempuan yang di 'Kabedon' Lagi

Editor: Atlas Studios

5 menit setelah meninggalkan rumah Tabib, Song Shuhang tiba di lorong kecil Area Jalan yang Menguntungkan.

Lalu, ia mengedipkan matanya beberapa kali, melihat peristiwa aneh yang pernah dilihatnya.

Sekitar 12 meter, ada 11 anak berandal sedang berkumpul. Mereka memiliki berbagai warna rambut, banyak anting, di hidung dan bibir, dan berbagai tattoo aneh di tangan mereka.

Contohnya, berbadan tinggi, tangan ada di tembok tersenyum dengan sinis, memiliki tato bebek kuning di tangannya.

Perempuan berambut pendek bersandar di tembok di hadang oleh anak berandal itu. kira-kira 150 cm, berambut pendek, ia terlihat cantik walaupun tidak memakai riasan. Karena tubuhnya yang kecil, ia terlihat seperti anak SMA.

Mengemaskan dan cantik.

Saat ini, perempuan berambut pendek itu bersandar di tembok tanpa ekspresi, tatapan dingin.

"Cantik, kau kesepian sendirian?"

Mau bermain dengan kami?"

Gratis, berbagai macam kesenangan."

"Seru, tahu."

"Kami akan bermain bersamamu."

"Ada toko di dekat sini, dan aku jamin kau ingin bermain terus."

Berbagai macam godaan dan ejekan.

Tidak hanya adegan itu terlihat akrab, kata-katanya hampir sama! Sekarang, apa anak berandal memiliki kata-kata yang sama untuk menggoda perempuan? Seperti zaman dulu-ketika mencuri, harus bilang, 'gunung ini yang kulewati; pohon ini yang kutanam. Orang-orang berharap untuk melewatinya, beri kekayaanmu kepadaku'?

Song Shuhang mendesah, memijat pelipisnya.

Sebagai pemuda yang baik hati, melihat ini, ia tidak bisa diam saja. Meskipun… perempuan itu tidak hanya tidak berterima kasih padanya, tapi mungkin akan memanggilnya orang yang suka ikut campur urusan orang lain. Namun, ia masih memutuskan untuk menyelamatkan gadis ini; itu akan hanya sedikit usahanya.

Ini alasannya mengapa ia sudah harus diberikan kartu ucapan teman baik dari dulu.

Shuhang mengepalkan tangannya, dan berjalan dengan cepat.

Kali ini, gadis itu melihatnya.

Ketika ia melihat Shuhang, ekspresinya berubah. Sekarang, benar-benar orang suka ikut campur urusan orang lain.

"Menyebalkan," gumam gadis pendek itu.

"Yo? Cantik, apa kau bilang? Kau setuju?" anak berandal itu tersenyum sinis dan memposisikan tangannya di tembok, tangan yang lain meraih wajah gadis itu.

Gadis itu mengejek, lalu ia meraih kepala anak berandal itu dengan cepat kilat dan mendekatkan wajahnya.

Gerakan ini, apa dia ingin menciumku? Gadis yang berani! Anak berandal itu kesenangan, lalu ia bersiap mencium gadis itu.

Kemudian… tidak terjadi apa-apa.

Suara "Duk" terdengar pelan.

Anak berandal itu kesakitan di dahinya, seakan dipukul dengan palu. Penglihatannya menjadi gelap, dan ia pingsan. Samar-samar, ia bisa merasakan cairan keluar dari hidungnya, apa itu akibat dari trauma?

Gadis yang terlihat dingin mengalahkan anak berandal itu dan melemparnya seperti sampah.

Ketika ia tidak bergerak, ia seperti gunung es; ketika ia bergerak, ia seperti badai api. Menyerang dengan kepala adalah serangan licik yang jarang lelaki pakai ketika berkelahi, kecuali ia memiliki kepala yang keras. Kalau tidak, menyerang dengan kepala biasanya akan menyakitkan kedua pihak.

Gadis itu terlihat menantang Song Shuhang, tersenyum sinis.

"Kuning, oh sial, kuning pingsan! Jangan mati, Kuning!"

"Kurang ajar! Kau akan membayarnya!"

"Kami akan mengajarkan betapa menyenangkan ini!" 10 anak berandal mengepung gadis itu.

Gadis itu mengejek, bersiap untuk berkelahi, dan memasang kuda-kuda.

Itu seperti awan dan air mengalir, anggun tapi gagah.

Amatir melihat itu pertunjukkan, ahli melihat teknik. Terlihat dari ia mengambil ancang-ancangnya, ia dapat berkelahi.

Sayangnya, Song Shuhang dan anak-anak berandal kebanyakan itu amatir. Mereka semua berpikir gerakan gadis itu keren.

"He!" pukulan gadis itu secepat kilat. Tubuhnya ke depan sedikit dan pukulannya menghantam dagu mereka dengan cepat.

Pukulan pelan, biasanya akan sakit sedikit meskipun dengan sekuat tenaga. Namun, anak berandal itu terlempar dan terjatuh ke tanah.

Mata anak-anak itu ketakutan, semuanya terdiam, mulut mereka terbuka.Tidak mungkin, bagaimana gadis seimut itu bisa memukul dengan keras?

Mereka terdiam, tapi gadis itu tidak. Kaki kirinya berputar, dan kaki kanannya menendang anak-anak berandal itu. Dengan nyaman ia menginjak tubuhnya dengan kaki yang satunya.

Dengan injakan yang kuat ini, pinggangnya memutar dan kakinya menjepit seperti penjepit. Badanya berputar lentur seperti ular, melempar anak berandal itu…

Bagaimana ia gadis yang halus dan lemah? Ia bisa membunuh dengan seluruh tubuhnya untuk menyerang!

Bahkan gadis ini berada di mode dewa!

Sekitar 10 detik kemudian, 11 anak berandal terbaring kesakitan seperti mayat.

Gadis itu menepuk debu yang tidak terlihat di celananya, akan melirik Song Shuhang, mengangkat kepalanya 45 derajat, dan tertawa ketus.

Lalu, gadis itu berbalik dan pergi dengan sombong seperti ayam jantan.

"Jadi, aku benar-benar busybody? Tidak heran ia marah kemarin" pikir Song Shuhang sambil mengangguk.

"Omong-omong,melihat dia tersudut ke tembok oleh anak berandal 2 hari berturut-turut, mungkin ia mempunya keahlian khusus atau tubuh semacam itu?"

Dari jauh, gadis itu yang pergi terdiam sejenak. Mulutnya bergetar, lalu ia cepat-cepat pergi.

Ketika gadis itu sudah pergi jauh, Song Shuhang berjongkok di dekat anak-anak berandal itu dan menusuk-nusuk anak berandal itu.

Anak berandal itu mengerang kesakitan. Bagus, dia masih hidup.

"Selama ia tidak mati." Song Shuhang mengangguk dengan lega lalu pergi dengan tenang…

Ia pasti bukan orang baik-baik. Selama anak-anak berandal itu tidak akan mati, ia sedang malas memanggil ambulan untuk mereka.

Biarkan mereka terbaring di tanah sementara untuk merenung dengan tubuh mereka- jangan menggoda perempuan cantik ketika bertemu!

Mungkin gadis itu bisa berubah menjadi garang dalam sedetik, bukan?

Lagipula, ia tidak ada waktu untuk mereka. Ia masih perlu kembali ke asramanya dan menunggu kiriman buku Guru Besar Prinsip Mendalam.

Kiriman buku dengan pedang terbang, huh. Itu hal yang hanya muncul di mimpi saja. Sekarang, itu benar-benar akan muncul dihadapannya… seperti apa itu?

Lebih lagi, akan seperti apa ❮Teknik Pukulan Dasar❯ dan ❮Teknik Meditasi❯ ? Buku dengan ikatan? Gulungan seperti zaman dulu? Mungkin 1 set kanvas sutra atau gulungan kulit binatang buas?

Semua kemungkinan itu terlihat keren.

Yang hanya menjadi masalahnya, teman-temannya mungkin sudah kembali. Akankah kiriman itu baik-baik saja? Akan sulit menjelaskan jika mereka melihatnya, bukan?


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C45
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login