Download App
92% 100 HARI CINTA / Chapter 23: 23. Hari ke 100

Chapter 23: 23. Hari ke 100

Singgah cerita, saat itu Ibu sedang bersiap untuk pergi ke rumah sakit, tapi tiba tiba orang tua Rara dan Riko datang...

Mama : "Raaaaa... raraaaa!!!" Teriaknya

Ibu : "Ada ap...."

Mama : "K...kamu?"

Mama Rara sangat terkejut melihat Ibu, ternyata dia adalah bekas asisten rumah tangga nya dulu.

Mama : "Ngapain kamu disini?!"

Ibu : "S..saya.. "

Mama : "Gak mungkin rumah sekecil ini ada pembantunya kan?"

Papa : "Kamu Bi Rahmi kan? Kenapa kamu disini?"

Ibu : "Tuan, nyonya... Ini rumah saya"

Mama : "Riko, kamu pasti salah kan? Ini pasti bukan rumah Adit"

Riko : "Bener ini kok rumahnya Tante"

Papa : "Bi, bukannya kamu gak bisa punya anak? Lalu Adit?"

Mama : "I..iya, kamu bener Pah"

Ibu : "Kalian penasaran kan siapa Adit sebenarnya?"

Mama : "Jangan bilang kalo..."

Ibu : "Ya! Adit adalah anak kalian berdua"

Mama dan Papa sangat terkejut...

Ibu : "Dulu, kalian menyuruh saya untuk melenyapkannya, tapi saya tidak bisa! Dia adalah anak yang tidak berdosa dan tidak tahu apa apa, saya tidak mungkin bisa membunuhnya, itulah kenapa saya kabur dari rumah kalian, karena saya ingin membesarkannya dengan tangan saya sendiri"

Papa dan Mama hanya terdiam...

Ibu : "Kenapa kalian diam?! Percuma kan saya memberi tahu hal ini? Karna kalian gak akan pernah bisa berubah, kalian tidak pantas memiliki seorang anak!"

Papa : "Diam kamu!"

Ibu : "Jika kalian ada rasa kasih sayang sebagai orang tua walau hanya sedikit saja, kalian pasti sedih mendengar tentang Adit"

Mama : "Bi, d..dimana Adit? Di rawat dimana dia sekarang?" Ujarnya panik

Ibu : "Untuk apa saya memberi tahu nyonya? Apa nyonya akan pergi kesana dan melenyapkannya?!"

Mama : "Tidak Bi! J..justru saya ingin menemuinya sebagai seorang Ibu, tolong beritahu saya dimana dia sekarang?"

Papa : "Adit anakku..." Ujarnya sambil menangis

Mama : "Pah, Adit adalah anak kita, yang selama ini kita cari Pah"

Ibu : "K..kalian mencarinya?"

Papa : "Saya menyesal setelah membuangnya Bi, karena setelah melahirkan dia istri saya gak bisa hamil lagi, darisitulah saya merasa menyesal sudah membuang anak saya sendiri"

Ibu : "Kalian benar benar menyesal? Kalian tidak merencanakan apapun kan?"

Mama : "Saya bersumpah Bi, saya ingin menemuinya, tolong" ujarnya memohon sambil menangis

Riko : "Jadi ini apa maksudnya Om, Tante? Adit adalah anak kalian berdua?"

Papa : "Iya Rik, sekarang kamu pulang dulu, kita selesaikan urusan kita nanti, oke?"

Riko : "Haduuuuh!!! Kalian benar benar membuatku sakit kepala tahu gak!" Ujarnya lalu pergi

***

Sedangkan keadaan Adit hari itu koma, dia sedang berjuang mempertahankan hidupnya, dan Rara tetap setia menunggu Adit sadar...

Rara : "Dit, aku mohon bertahanlah:( Hari ini adalah hari ke 100 kita bersama, aku mohon sadar Dit" ujarnya sambil menangis

Tiba tiba Adit sadar dan perlahan membuka matanya...

Adit : "Ra..." Rintihnya dengan suara yang sangat lemas

Rara : "Dit... Syukurlah kamu udah sadar"

Adit : "A...aku mau ngomong" ujarnya sambil berusaha memegang tangan Rara dengan tangannya yang gemetar

Rara : "Ngomong aja Dit, aku disini sama kamu, kamu tenang yaa"

Adit : "A...aku...aku..."

Rara : "Sssttt, udah... Kamu jangan banyak bicara dulu, kamu istirahat aja ya?"

Adit : "Ra... Aku capek:(" rintihnya

Rara langsung meneteskan air mata saat mendengarnya...

Rara : "Dit..."

Adit : "A..aku.. aku mau istirahat"

Rara : "Dit, aku belum siap:("

Adit : "P...percayalah, t...tidak ada yang siap untuk perpisahan Ra:)"

Rara : "Kalo gitu kamu harus berusaha untuk tetap hidup Dit, aku mohon:("

Adit : "Aku yakin kamu kuat Ra"

Rara : "Nggak, aku kuat karena kamu"

Adit : "Ikhlas ya Ra?"

Rara hanya terus menangis...

Adit : "Sekarang lihat aku"

Rara memandang wajah Adit dengan penuh air mata

Adit : "Sudah saatnya aku pergi:)"

Rara : "Dit:("

Tiba tiba Adit mengalami kejang, Rara sangat panik dan berteriak memanggil dokter. Tidak sampai beberapa lama dokter pun datang, dia mengecek keadaan Adit dan menyuntiknya, Aditpun langsung berhenti kejang dan dia masih bernafas...

Rara : "Dit, buka mata kamu, aku mohon buka mata kamu:(

Dengan mata yang terpejam, Adit berusaha memanggil nama Rara...

Adit : "Rara..."

Rara : "Iya aku disini Dit" ujarnya sambil memegang tangan Adit

Tiba tiba Mama, Papa, dan Ibu datang...

Mama : "Adit anakku!" Teriaknya dari pintu ruang ICU

Mata Adit perlahan terbuka saat mendengar ibu kandung yang dulu telah membuangnya teriak memanggil nya dengan kata "Anakku", mata Adit perlahan memandang ke arah Mama, dan dia memperlihatkan senyumannya.

Ketika Mama hendak memeluk Adit, Tuhan mengambilnya, Aditpun meninggal sebelum bicara dengan orang tua kandungnya.

Mama : "Tidak! Adit, jangan pergi Nak! Ini mama, Mama kandungmu sayang:("

Rara : "Adit sudah pergi Mah:("

Papa : "Adit, Nak... Bangun! Ini Papa"

Ibu : "Kalian terlambat, Adit sudah pergi untuk selamanya:("

Mama : "Adit maafin Mama sayang, tolong maafin Mama" ujarnya sambil terus menangis karena menyesal

Papa : "Percayalah Nak, Papa dan Mama sangat menyesal karena telah membuangmu"

Ibu : "Sekarang penyesalan kalian tidak ada gunanya lagi!" Ujarnya kesal

Rara : "Biarkan mereka menangis sekeras mungkin Bu, mereka akhirnya sudah menyesali kesalahannya!"

Mama : "Ra, kamu sudah tahu tentang ini sejak lama? Kenapa kamu gak ngasih tahu Mama dan Papa?!"

Rara : "Karena Adit gak ngijinin aku buat ngasih tahu kalian"

Papa : "Ya, Adit pasti melarangnya Mah, karena dia ingin kita menyesali semua perbuatan kita:("

Mama : "Papa benar, sekarang adalah waktunya kita untuk dihukum atas semua kesalahan kita Pah"

Papa : "Aku bodoh! Kenapa aku harus mengorbankan anak anakku untuk dendam pribadiku?! Penyesalan ini sangat menyiksaku sekarang:("

Rara : "Ini hukuman untuk kalian berdua, karena kalian sudah melakukan kejahatan!"

Papa dan Mama sangat menyesali semua perbuatan mereka setelah kehilangan Adit, mereka tidak di berikan kesempatan untuk bicara sebagai seorang ayah dan ibu kepada Adit, Tuhan pun sepertinya tidak ingin Adit bicara dengan mereka.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C23
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login