Chapter 154: Pesan Enam Cake, Untuk Apa?

Arseno dan Jingga kini sudah memasuki mobil mewah milik Arseno. Senyuman terpancar nyata dari wajah Jingga, namun berbeda dengan Arseno yang terlihat menegang.

Jingga menatap wajah Arseno dengan sangat dalam. Sementara Arseno hanya berdiam diri sambil memegang kemudi mobil namun tidak dijalankan olehnya.

5 menit berlalu, mereka hanya berdiam diri di dalam mobil, tanpa ada suara, tanpa melajukan mobil. Ya, Arseno terlihat sangat banyak pikiran. Lebih tepatnya, ada yang menganggu pikirannya saat ini.

Namun, Jingga tidak tau pasti apa yang membuat Arseno seperti ini. Yang pasti, Jingga bisa yakin kalau Arseno memang sedang memikirkan sesuatu. Entah berkaitan dengan Jingga atau bukan.

"Ada apa?" tanya Jingga langsung.

Ya, wajar Jingga bertanya seperti itu karena wajah yang penuh dengan ketegangan seolah menyelimuti diri Arseno. Memang mereka adalah pasangan suami istri yang baru bersatu, namun Jingga jelas tau wajah yang ditampilkan oleh Arseno bukan wajah kesenangan.