Sinopsis Novel Raung : Haira
Seorang gadis yang berjuang demi hidupnya, demi cita-citanya, demi amanat Ayahnya, menghadapi intrik dan konspirasi yang mencekam. Dari orang-orang yang berasal lingkaran masa lalu Ayahnya, Ibunya, dan juga di lingkungan sekolah dan kuliahnya.
Haira Ndadari, putri yang dilahirkan dan dibesarkan oleh lereng Gunung Raung. Menjadi seorang penari tradisional yang tiada duanya. Cantik, energik dan menari dengan epik. Namun juga mesti menghadapi drama keluarga, romantika tak ada habisnya, hingga kehilangan orang-orang terdekat yang dikasihinya.
Agni Awahita, sahabat yang tak pernah berhenti mendukung Haira di segala cuaca, kengerian maupun kesedihan. Sahabat dalam arti sebenarnya. Cantik dan pemberani. Tidak mengenal takut sedikitpun, kepada siapapun, dalam kondisi apapun.
Arya Jitendra. Muncul agak belakangan tapi ikut menjadi penentu cerita. Pemuda gagah dan pemberani yang berusaha keras memperjuangkan dan mengembalikan nama baik keluarganya yang tercoreng masa silam mengerikan.
Novel Raung ini selain berkisah tentang para tokohnya yang sangat mengharu biru dan penuh dengan kejutan, tapi juga mengungkap banyak hal di seputar negeri Blambangan. Potensi wisata yang luar biasa, ngarai, gunung, air terjun, pantai, hingga lautan. Semua ada di tanah Blambangan.
Jakarta, 20 Mei 2024
Zoya, mahasiswi kedokteran. Cantik jelita mirip artis Korea Kim Jisoo dan anggun seperti Putri Indonesa. Seorang gadis muda yang memegang teguh kaidah-kaidah agama. Memiliki prinsip kuat tentang konsep pernikahan tanpa pacaran. Bertemu dengan Faris, mahasiswa teknologi kelautan, ganteng, tinggi, vokalis band, pintar dan unik. Zoya benci pada pandangan pertama kepada Faris. Gadis itu merasa sangat terganggu dengan suara bising motor Faris setiap kali pergi sholat ke masjid kampus.
Cleopatra, mahasiswi cantik, enerjik dan agresif. Fans berat Faris. Jatuh cinta dan mengejar pemuda itu tanpa ampun. Diselamatkan oleh Faris dari kematian akibat kecelakaan di laut, adalah titik balik kehidupan Cleopatra yang glamour dan penuh pesta.
Salahuddin Al Badar. Pemuda tampan dan alim putra pengasuh pondok pesantren besar di Kediri. Dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan putri dari sahabatnya saat masih kuliah bersama di Maroko puluhan tahun yang silam.
Fatimah dan Anisa. Dua orang gadis cantik dan lucu yang memandang persahabatan adalah puncak dari peradaban. Selalu menjaga Zoya. Menjadi creator terjadinya kesepakatan Ta’aruf dan juga mengelolanya dengan cara-cara unik namun tetap menjaga marwah Ta’aruf itu sendiri.
Ronan, Bandut, Ali, Syuhada, dan Jenglot. Anggota dan manajer band Metal Tawakkal yang merupakan sahabat-sahabat dari Faris, sang vokalis. Kelimanya ikut mewarnai perjalanan cerita dengan kisah masing-masing yang segar, riang dan juga dramatis.
Novel ini dibangun berdasarkan potret yang semakin memprihatinkan atas pergaulan anak-anak muda dan remaja masa kini yang menganggap bahwa hubungan cinta adalah hubungan tanpa marka. Bebas dan bisa apa saja. Pernikahan yang semestinya sakral dan suci, tidak lagi dianggap sebagai tujuan hidup jika telah jatuh cinta.
Ta’aruf, menjadi barang langka. Padahal skema saling mengenal yang diajarkan dalam Agama Islam ini bisa menjaga kemurnian cinta. Tanpa dikotori oleh berbagai macam prasangka dan tindakan hina. Ta’aruf tidak rumit. Tidak sulit. Hanya niat dan kepatuhan saja yang mesti diperkuat hingga pintu langit.
Pengembaraan demi pengembaraan yang dibumbui labirin dari kisah cinta para tokoh di buku ke-3 ini mencapai klimaks yang terbuka.
Tidak ada akhir yang benar-benar berakhir karena semua hal memang telah digaris oleh jembatan takdir. Anasir jahanam yang berusaha menguasai gunung-gunung di Daratan Jawa dan Pulau Dewata berhimpun menjadi sebuah kekuatan besar. Mengancam sendi-sendi kehidupan karena amarah gunung berapi kemudian dipertaruhkan.
Tidak ada yang menduga bahwa rahasia kematian dari tokoh-tokoh yang menghidupkan alur cerita akan terjadi secara tragis dan dramatis. Airmata dan bara dendam diaduk dalam satu rasa. Menggiring tokoh-tokohnya ke dalam amarah yang tidak pernah pupus meski sedikit kesadaran mengingatkan mereka mengenai hati yang bisa saja terbakar hangus.
Seorang pemuda dari desa yang lugu, naif dan jujur masuk dan berkubang dalam kehidupan kota metropolitan. Dia harus menemui banyak kejadian yang berada di luar takaran keluguannya. Mulai dari tipu menipu, intrik, kedengkian, hingga kejahatan, singgah dan berlalu lalang di setiap fragmen hidupnya sebagai seorang Office Boy.
Muhammad Proletar, nama yang memiliki arti dalam, mesti sanggup bertahan di ibukota dengan segala macam konsekuensinya. Dua hal yang membuatnya berusaha keras untuk survival adalah pesan dari Simboknya dan rasa cintanya kepada Tuan Putri yang merupakan anak gadis dari Bos Besar di kantor tempatnya bekerja.
Prolet, panggilan yang unik, aneh, dan langka, terus bertahan berbekal pada kejujuran yang dimilikinya. Drama, tragedi, romantika dan sisi tajam realita diaduk rata dalam keseharian Prolet. Si pemuda lugu yang tidak terjebak dalam borjuisme meski kelak dia mempunyai kesempatan untuk melakukannya.
Drama romantika nyaris menemui puncaknya di buku ke-2 Trilogi Langgam Amerta Agni ini. Betapa takdir dan keinginan diaduk dengan begitu keras sehingga orang tidak sadar bahwa dirinya bukan lagi penyintas. Tokoh-tokoh yang semula dituliskan sangat rapi sebagai keturunan resi, tiba-tiba saja dihantam kerasnya badai hati. Lalu terdampar di sisi lain dari wajah matahari. Yaitu kegelapan di luasnya padang duri.
Ada yang sanggup bertahan dan tidak terperangkap dalam labirin kegilaan. Namun banyak juga yang akhirnya menyerah pada rumitnya sebuah kewarasan sehingga kemudian pergi meninggalkannya bersama sumirnya kegembiraan.
Pencarian demi pencarian melibatkan begitu banyak perasaan. Untuk menemukan akhir kisah yang bahagia, tokoh-tokoh dalam novel ini memilih jalannya masing-masing. Bersimpang, berkelindan, bercinta, dan menguburkan asa sambil menyusuri daerah yang berada di perbatasan antara surga dan neraka.
Sequel Tetralogi Air dan Api ini mulai memasuki babak baru petualangan dari keturunan para tokoh di Kisah Air dan Api.
Cinta, romantisme, kegelisahan, peperangan dan kegelapan saling tumpang tindih membangun labirin yang tak berpintu maupun berjendela. Percintaan yang semestinya membahagiakan bagi si empunya, ternyata harus menemui jalan terjal dan juga ajal.
Tokoh-tokoh muda saling berkelindan dalam keributan dan kebingungan. Karena digiring habis-habisan ke dalam kekacauan perasaan yang diakibatkan oleh cinta hitam, jiwa putih, dan hati hitam putih.
Pertarungan dan adu kanuragan juga tak habis-habisnya menghiasi setiap bab yang berusaha keras untuk mampu memacu adrenalin dan memicu ingin.
Di buku ke-1 ini, kisah-kisah cinta memang belum akan usai karena semuanya justru baru mulai membadai.
Buku terakhir dari rangkaian novel Kisah Air dan Api ini lebih banyak berkisah tentang perebutan senjata pusaka, perang antar kerajaan, dan petualangan para tokohnya dalam meraih takdir dan cinta.
Ilmu-ilmu kanuragan mencapai puncaknya di sini namun untuk dapat meraihnya harus memeras darah dan keringat sampai tetes terakhir, termasuk juga mesti berhadapan dengan dunia misterius para penguasa lautan beserta sebagian rahasia dari kemunculan tokoh-tokohnya.
Peperangan adalah urat nadi yang terputus dari sebuah kedamaian. Tidak ada pemenang sesungguhnya dari sebuah perang. Semuanya pasti berujung pada kematian. Apakah itu lepasnya ruh dari tubuh, atau luruhnya harga diri yang runtuh.
Kekecewaan, patah arang, kegembiraan dan kebahagiaan, menyatu dalam sebuah siklus asmara, perang dan juga kematian. Lalu diramu menjadi sebuah sejarah masa lalu yang kelu.
Tidak ada yang abadi dari para pecinta kecuali cinta itu sendiri.
Petualangan berlanjut di abad ke-14. Citra dan Raja tidak lagi masuk dalam pusaran waktu, namun justru berjuang keras untuk keluar dari waktu yang mengejar mereka sebagai mangsa. Sin Liong dan Kedasih mengambil peran penting sebagai jangkar agar bahtera petualangan Raja dan Citra tidak karam sebelum waktunya.
Buku terakhir dari rangkaian novel Trilogi Reinkarnasi ini hadir untuk menutup keseluruhan cerita yang mempersembahkan takdir bagi masing-masing orang.
Apakah Citra berhasil membelokkan sejarah yang berdarah-darah? Apakah Raja bisa menghadapi risiko menjadi orang reinkarnasi yang mesti berhadapan dengan dirinya sendiri? Apakah Sin Liong dan Kedasih bisa memenuhi keinginan mereka untuk terus berusaha menjadi bagian dari sejarah yang belum dituliskan bagi mereka?
Apakah Mada dan kawan-kawan berhasil mencegah simulakra terjadi? Bagaimana dengan Gerbang Waktu itu sendiri? Apakah tetap menyediakan pintu bagi Citra dan kawan-kawannya? Atau justru mengunci mereka semua di abad ke-14 karena telah berani berusaha memutar balikkan waktu?
Idu geni adalah sebuah sumpah berapi. Dari orang-orang yang merasa kecewa, patah hati, marah dan benci.
Idu geni melahirkan sekian banyak kegemparan. Dunia persilatan dan juga kerajaan. Sumpah-sumpah mengerikan bertebaran dalam cerita yang membuat buku ke-3 dari Tetralogi Air dan Api ini dilumuri api kemarahan dan pembalasan dendam.
Para tokoh mulai terpecah pada hakikat rasa masing-masing yang dipendam. Tetap ada cinta, hanya saja sedikit ditenggelamkan oleh membanjirnya keringat, darah dan airmata. Bumi tetap berputar. Namun miring ke kanan. Dimana nafsu dan angkara memberati timbangan.
Pusat-pusat pertempuran beralih pada banyaknya pertempuran besar-besaran demi kekuasaan. Antar kerajaan.
Arya Dahana yang terikat pada sumpah hutang nyawa mesti rela mengorbankan cintanya atas nama pelunasan budi. Tapi itu belum seberapa. Manakala pelunasan budi itu ternyata bisa membawanya pada keburukan dan kejahatan yang terpaksa harus dibelanya.
Dewi Mulia Ratri kembali pada takdirnya sebagai seorang pendekar sekaligus putri yang dilahirkan di tanah Sunda. Menyingkirkan sejenak keinginan yang sesungguhnya. Demi tegaknya keadilan dan kebenaran bagi manusia dan tanah airnya.
The terrible Tropical Bacteria and Ice Virus pandemic enough to keep the angels of death all over the world busy met its end here.
The survivors of humanity who are fighting it out to save the human race again have to face challenges that are not easy at all. Action and thrillers are presented in full at every bend in the road they pass. The organization and OWC remain the main actors blocking their every move. By all means.
In order to produce serum which is the key to human existence, the people who are members of the MS-BA-30 team risk everything including life, property, and love.
Can this terrible pandemic be ended? Or has the Organization completed its vision? Or is it the new world order that wins the battle?
This novel tells of an epic journey that must be undertaken by several survivors of humanity in avoiding a dangerous pandemic that has a high chance of becoming a major scale catastrophe in the world.
These people have to fight it out in a narrow space whose exit is controlled by a big conspiracy that is not willing to have its interests disturbed. They are trying, with their limitless resources, to thwart every attempt by these survivors to prevent a dangerous pandemic from the Ice Virus and Tropical Bacteria previously trapped in the Arctic ice sheet and primeval forests of the Congo Basin.
The story that the protagonists experience here is very gripping. They must avoid infection, escape from the pursuit of ammunition, and deal with various kinds of political intrigue, pharmaceutical intervention, and the pursuit of the world's number one assassin.
Will they be able to prevent this deadly pandemic or will they wallow deeper in thriller situations where the stakes are life or death? Or even meet unexpected surprises that make their journey even more filled with thistles and thorns?
Petualangan dan perjuangan menyatukan Manuskrip yang dilakukan Raja, Citra dan kawan-kawannya menemui aral yang luar biasa. Mada dan para sekutunya tidak tinggal diam. Mengerahkan segala upaya baik secara fisik maupun gaib untuk mencegah Manuskrip itu disatukan.
Pertempuran demi pertempuran, pertarungan demi pertarungan menghiasi nyaris seluruh perjalanan mereka menuju Gerbang Waktu yang telah menunggu di Bubat. Kemunculan tokoh-tokoh manjing yang diundang Mada juga membuat situasi semakin panas dan bergejolak.
Palagan menyajikan petualangan epik tiada henti dari satu tempat ke tempat lain, pertarungan satu ke pertarungan lain, dan penjelajahan goa dan sungai bawah tanah yang mendebarkan karena nyawa adalah taruhan terbesarnya.
Bisakah Citra menemui Ramalannya? Dan apakah Gerbang Waktu bisa terbuka tepat pada waktunya?
Buku 2 Kisah Air & Api ini banyak bercerita tentang bagaimana kedua tokoh sentral dalam kisah ini berpetualang mencari murninya cinta sejati. Petualangan yang dilakukan begitu dinamis dan dramatis. Penuh dengan bahaya dan tipu daya. Menemui berbagai macam muslihat dan pertarungan yang luar biasa. Termasuk bagaimana ilmu-ilmu langka intisari dari bumi dan kehidupan yang akhirnya muncul lagi ke dunia persilatan.
Air, api, udara adalah komponen ilmiah utama penguasa kehidupan. Tanah, kayu dan besi adalah komponen ilmiah pendukung yang tidak kalah pentingnya bagi kehidupan. Jika berdiri sendiri, komponen komponen tersebut bisa bermanfaat dan bisa juga bermalapetaka. Jika digabungkan, maka manfaatnya berlipat-lipat dan malapetakanya bisa dihilangkan.
Munculnya kerajaan baru di pesisir selatan jawa yang didukung oleh penguasa gaib laut selatan, membawa cerita seru seputar pemberontakan, sihir dan ketakutan. Tokoh-tokoh lama dan baru saling bergelut dalam intrik dan ambisi yang tak berkesudahan.
Perebutan mustika naga api adalah puncak pertama dari kehebatan petualangan dalam buku ini. Diharu-biru oleh pengorbanan luar biasa dari sebuah cinta yang juga luar biasa. Darah dan airmata tumpah menjadi satu dengan rasa takjub dan indahnya sebuah perjuangan demi cinta.
Latar belakang sejarah dari perang dingin antara Majapahit dan Galuh Pakuan memuncak dalam sebuah alur cerita heroik yang dipenuhi dengan petir, hujan badai, dan sentuhan dramatis dari pengabdian. Mempertahankan harga diri menjadi pilihan utama. Lebih baik mati digulung tanah daripada hidup tapi menghirup udara belas kasihan.
Kemarahan, murka, dendam, cinta, dan kasih setulus hujan kepada bumi, sangat dominan dalam petualangan yang menggiriskan hati. Memberikan arti sesungguhnya dari kata kemuliaan dan keindahan. Begitu mencekam perasaan hingga tangis saja bukanlah pilihan yang menenangkan, adalah intisari dari cerita yang tak mau untuk sudah saat ini.
Buku 1 Kisah Air & Api ini bertutur tentang sebuah kisah cinta yang sangat rumit antara dua anak manusia yang digambarkan sebagai air dan api. Dilatar belakangi oleh perjalanan sejarah Majapahit, Blambangan dan Galuh Pakuan. Dipadukan dengan cerita silat tempo dulu yang mengembalikan ingatan kuat tentang orisinilitas dari sebuah warisan kuno budaya tradisional di pulau Jawa Dwipa.
Kebenaran dan kejahatan adalah putih dan hitam. Namun ada juga beberapa penggal abu abu yang seringkali tidak memihak kepada siapapun tapi bisa membelokkan sejarah dan nasib. Tokoh tokoh yang berkeliaran di dalam novel ini sebagian besar adalah fiksi. Namun cukup kuat untuk menggambarkan bahwa cinta, kasih, benci, rindu, dendam, amarah dan khianat adalah benar benar benda purba yang selalu merayapi hati manusia setiap harinya.
Arya Dahana dan Dewi Mulia Ratri adalah gambaran dari tokoh tokoh sentral yang menguasai nafas novel ini. Menghembusi setiap halamannya dengan petualangan, kesakitan, kasih sayang dan ilmu kesaktian yang tidak pernah ada habisnya.
Dyah Puspita, Andika Sinatria adalah bayangan dari dewa dewi yang membuktikan tentang kemurnian itu memang ada. Kemurnian yang melahirkan pengorbanan, menumpahkan darah, mengalirkan air mata. Pengorbanan, darah, dan air mata yang menjadi bukti bahwa keindahan itu tidak selalu harus hadir dengan tawa dan mesra.
Arawinda, Ayu Wulan, Putri Anjani, Pangeran Bunga, Pendekar Pelajar adalah bagian dari perjalanan yang harus ditempuh. Ada wangi bunga di sana, ada manisnya madu di sana, ada pahitnya buah maja di sana. Semua rasa itu berpadu menjadi sebuah perhentian yang tidak pernah untuk berhenti. Menjadi sebuah pelabuhan yang tidak pernah untuk berlabuh. Menjadi sebuah tarian indah yang tak pernah ditarikan. Menjadi sebuah kidung cantik yang tak pernah dinyanyikan.
Kisah cinta para tokohnya dalam buku 1 ini sudah mulai menemukan kerumitannya karena tidak ada yang berani mengakui bahwa dia cinta meskipun sebenarnya cinta. Keangkuhan dan harga diri menjadi perhiasan hati yang dibanggakan. Rasa kagum dan iba juga menjadikan tikungan tikungan dalam cerita menjadi lebih tajam dan membahayakan.
Perebutan kuasa, kitab sakti dan ilmu yang tak terbayangkan membuat serial pertama ini menjadi penuh kengerian dan rasa takjub. Perang Blambangan adalah bumbu cerita utama dari sejarah yang ada namun kini ditulis balik bukan oleh pemenang.
Penjelajahan yang awalnya hanya merupakan eksplorasi dari sketsa situs sejarah yang berasal dari mimpi, berubah menjadi mimpi buruk saat lima orang muda-mudi mencoba menyusuri jejak-jejaknya.
Horror dan adrenalin saling berpacu menjadi pemenang. Termasuk sebuah kejutan luar biasa tersaji di akhir cerita yang sangat dramatis. Tidak ada yang menduga jika di antara para muda-mudi ini ternyata memiliki beberapa rahasia yang mengejutkan.
Setiap episode selalu menggambarkan ketegangan demi ketegangan yang nyaris tak pernah menurun intensitasnya.
Persiapkan diri anda untuk tenggelam dalam setiap kengerian yang muncul secara tiba-tiba.
The world is never devoid of war. There is always bloodshed everywhere. We don't know if this is a way to keep the human population in balance, or if it's because lust is human nature that can lead to mutual annihilation.
But the war that took place this time, if it happened, would be a kind of genocide for mankind. After the nuclear treaty was agreed and the weapons of mass destruction were widely destroyed, including a strict ban on the use of biological weapons, genetically engineered troops emerged on remote and hidden islands.
This army called the army of death has terrible abilities. If it is then produced massively and used as a tool of war, it is inconceivable how much life will be threatened.
An expedition team is accidentally stranded on the island in the middle of nowhere where it all happened. You can imagine how they have to survive. In addition to facing the strange after the frightening strangeness in a group of islands, also have to collide with a high-level conspiracy from crazy companies that are trying to create hell on this earth.
Trilogi Langgam Amerta Agni-Kumara Akasa Apsari Bhumi
Kisah Air & Api-Cinta Abadi Air dan Api
Fantasy · mim_yudiarto