Di usianya yang baru beranjak delapan belas tahun, Alina Keenan Raftar harus menerima perjodohan yang telah di atur oleh keluarganya.
Seperti yang di lakukan oleh beberapa pengusaha besar lainnya, pernikahan politik cukup menguntungkan bagi kedua belah pihak perusahan, namun dampaknya terkena pada Alina yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas harus menikah dengan rekan bisnis papa nya yang telah membantu bisnisnya.
"Alina gak mau menikah sama rekan bisnis papa! Pasti dia berkumis, perut buncit dan lain sebagainya. Nanti apa kata orang?" Bantah Alina saat mengetahui ia akan dijodohkan.
Namun dari pihak keluarganya tak mendengar suara penolakannya, melainkan malah sudah sangat setuju kalau perjodohan ini di langsungkan secepatnya.
"Sudah lah dek! mungkin dia yang terbaik buat lo." timpal abang Alina