Hari-hari berikutnya, kucoba lalui dengan hati yang ikhlas. Semua dirasa percuma, aku tetap tak menemukan apa yang sebenarnya aku cari-cari. Mas Arya tetap bersikap dengan keangkuhan yang ia miliki, angkuh karena tidak berkenan untuk jujur kepadaku mengenai hatinya yang sebenarnya.
Aku melaksanakan tugas seorang istri sebagaimana mestinya, walaupun sampai detik ini masih saja tersekat jarak di antara kami berdua. Mas Arya memang sudah sembuh dan sudah mulai beraktifitas kembali seperti biasa, lelaki itu sudah kembali bekerja.
Mas Arya masih berhubungan dengan Mbak Lila, karena mereka berdua juga masih memiliki kaitan pekerjaan. Aku tak bisa meminta pria itu untuk menghentikan koneksinya dengan kakak kandungku tersebut, karena sudah pasti seperti yang diduga pada awal-awal, Mas Arya akan menolak dengan alasan bahwa keduanya masih ada hubungan pekerjaan.