Andra menghela napas lega sambil menjatuhkan diri ke atas sofa, ia mengusap wajahnya yang berkeringat.
"Apa itu tadi? Aku hampir ketahuan?" gerutunya, "lagipula kenapa, Andine tidak mau membukakan pintunya? Padahal aku hanya ingin mengajaknya bicara." Andra mendengkus.
Pria itu tak mau ambil pusing, akhirnya sebelum membalas pesan Andine, ia memilih merebahkan diri dan menyimpan handphone di atas nakas. Tak ada niatan baginya untuk mengirimi Andine chat lagi, dia kesal.
Sedangkan di kamarnya, Andine sedang mengamati ponsel di tangannya. Menunggu Ben membalas. Namun, beberapa menit wanita itu menunggu, Ben tak kunjung mengirim balasan.
"Jangan-jangan, Tuan mau balas dendam?" gumam Andine dengan sebelah alis terangkat. Gadis itu menghela napas pendek sambil mengedikkan bahu tak acuh.
Saat sarapan bersama, kali ini Ben yang berusaha menghindari Andine. Pria itu tak berniat sedikit pun untuk melihat sang kekasih, ia masih kesal pada gadis itu.