"Ini kopinya, Tuan," ujar gadis itu.
"Ya," sahut Ben singkat bahkan tanpa menoleh ke arah Andine.
Wanita berusia 24 tahun itu hanya bisa mengembuskan napas panjang, ia tahu mungkin memang inilah yang terbaik untuk mereka berdua, meskipun Andine tidak yakin apakah benar-benar baik bagi hati Andra atau tidak. Sebab setelah kata putus meluncur bebas dari mulutnya, Andra kembali menjadi sosok yang tempramental.
Andra pun sebenarnya tak tega jika harus menyakiti Andine, apalagi ia sudah berjanji bahwa perpisahan itu adalah agar Andine tak lagi merasa tersakiti. Namun, sekarang situasinya berbeda. Andra tak bisa melupakan perasaannya pada gadis itu, jadi ia mencoba untuk menaruh kebencian padanya walaupun terasa sulit.
"Tuan." Tiba-tiba Andine memanggil dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
Andra mendongak, masih dengan wajah datar tanpa ekspresi ia menatap Andine.