Andine menoleh ke arah kursi di seberang mejanya, biasanya lelaki itu akan duduk di sana dengan wajah datarnya tanpa sekali pun mengajak Andine berbasa-basi atau bicara khas pasangan suami istri pada umumnya.
Karena sering diabaikan, sering dibiarkan, Andine perlahan jadi terbiasa tanpa kehadiran lelaki itu. Pada titik ini Andine merasa bodoh, ia tersadar bahwa selama ini sudah salah menaruh perasaan, sudah sangat salah menggantungkan harap pada sang suami, lelaki yang seharusnya mencintai dan melindungi dirinya tetapi justru kebalikannya, lelaki itu malah membuatnya terluka berkali-kali hingga hatinya patah beberapa kali.
Jika saat ini Andra tersadar akan kesalahannya selama ini, maka saat ini sedang tersadar betapa kebodohan akan cinta selama ini sudah membuatnya menjadi wanita yang menyedihkan, ia tetap bertahan pada lelaki yang ia sebut suami, tapi perannya tak pantas sebagai sosok suami yang harusnya menyayangi dan memberi perlindungan.