"Duduklah, saya ingin kita memakai kesempatan ini dengan sebaik-baiknya." Andra menarik tangan Andine dan mengajaknya duduk di atas sofa, gadis itu pun menurut.
Di ruang kerja Ben yang sejuk dan menenangkan, Andine merasakan kenyamanan. Apalagi saat Ben tak kunjung melepaskan genggaman tangannya terhadap gadis itu.
"Kau tahu, Andine. Mama saya begitu sayang dengan Sarah, entah karena menurutnya Sarah adalah wanita baik-baik, atau karena Sarah adalah perempuan yang dipilihnya untuk menjadi menantunya. Bahkan terkadang saya merasa, bahwa kasih sayang mama lebih besar untuk Sarah ketimbang untuk saya." Andra mulai bercerita.
Entah sejak kapan pria itu begitu candu saat mengobrol dengan Andine, ia merasa dihargai kala ada seseorang yang bersedia menjadi pendengar yang baik untuknya.