Tap! Tap! Tap!
Sultan berlari menuruni anak tangga. Ia sudah memutuskan untuk pergi menemui Zen di rumah sakit. Di ruang tamu, ia berpamitan kepada Lilian.
Gadis itu segera menyeka air matanya saat mendengar suara langkah kaki Sultan. Ia tetap menunjukkan wajah tersenyum, meski hatinya sedang sakit, perih. Lilian juga tidak bertanya kemana tujuan laki-laki itu pergi. Namun, ia mengikutinya menggunakan taksi.
'Sultan akan pergi kemana? Kenapa sepertinya sangat terburu-buru dan cemas? Dia … tidak akan pergi menemui Julia itu, kan?'
Benaknya dipenuhi pertanyaan selama perjalanan. Mobil Sultan berhenti di parkiran rumah sakit. Lilian menunggu sampai laki-laki itu masuk ke lobby, baru ia turun dari taksi.
Ia mengikuti Sultan sampai memasuki ruang rawat inap di lantai tiga. Lilian melihat dari kaca yang ada di pintu. Seperti tersambar petir saat melihat Sultan berdiri di samping ranjang rawat.