下載應用程式
27.45% THOMAS SANG PETARUNG / Chapter 14: MOBIL LAUNDRY

章節 14: MOBIL LAUNDRY

MONEY laundering, pencucian uang, tidak ada bedanya dengan pencucian baju atau celana. Persis seperti bisnis laundrypakaian yang mobilnya sedang kami naiki. Seharfiah itu saja definisinya.

Dalam dunia keuangan modern, tidak semua pencipta sistem dan pembuat kebijakan adalah penjahat. Beberapa dari mereka

bahkan memiliki konsen yang luar biasa atas haram dan halalnya selembar uang terlepas dari fakta boleh jadi yang bersangkutan seorang ateis. Dalam definisi mereka, uang yang baik adalah

uang yang didapatkan dari proses transaksi keuangan lazim, layak, masuk akal, dan disepakati banyak komunitas sebagai transaksi bersih. Uang yang kotor sebaliknya adalah uang yang

diper­oleh dari transaksi keuangan tidak lazim, tidak layak, dan disepakati banyak komunitas sebagai transaksi kotor. Ada banyak sekali aktivitas ekonomi yang masuk dalam daftar transaksi kotor. Mulai dari yang terlihat (dalam film-film), seperti bisnis mafia, triad, geng, pengedar obat-obatan terlarang,perjudian ilegal, penyelundupan, pencurian, pembajakan, perdagang­an ilegal, hingga yang tidak kasatmata, seperti uang suap,

uang korupsi, dan uang tips yang haram.

Para pembuat sistem dan kebijakan keuangan modern telah membuat regulasi yang jelas: uang haram tidak boleh mengotori uang halal. Bukan semata-mata karena mereka patuh terhadap

logika kitab suci, atau taat terhadap sepuluh perintah Tuhan, tetapi lebih karena campur aduk uang haram dan halal jelas merusak keseimbangan. Masuknya uang haram dalam perekonomian yang sah membuat regulator kesulitan memprediksi uang beredar, kesulitan membaca layar penunjuk ekonomi negara.

Karena itulah seluruh negara memiliki Undang-Undang Anti Pencucian Uang. Amerika, misalnya, setiap transaksi di atas

10.000 dolar yang melibatkan perbankan dan institusi keuangan apa pun harus melaporkan muasal uang yang terlibat. Mereka juga meneguhkan prinsip KYC, know your customer. Kalian menabung ke bank di atas 10.000 dolar, maka ada kolom dalam slip setoran yang harus diisi, dari mana uang yang ditabungkan berasal juga di Indonesia, dengan batasan 100 juta ke atas.

Lantas apakah urusannya selesai? Tidak. Upaya pencucian uang terus saja terjadi. Satu pintu ditutup, mereka mencari cara lainnya.

Pencucian uang sudah berubah menjadi bisnis tersendiri. Ada banyak institusi keuangan yang menciptakan berbagai pro­duk keuangan pintar, bahkan ada beberapa negara yang sengaja tutup

mata dengan sumber uang kalian. Cayman Islands misalnya.

Sesuai undang-undang federal, Amerika mewajibkan setiap warga negaranya yang hendak ke luar negeri dan membawa uang tunai di atas 10.000 dolar melapor pada otoritas bandara. Maka organi­sasi mafia mengakali peraturan ini dengan menggaji ratusan orang sebagai "turis bayaran" yang pergi berlibur ke Cayman Islands. Mereka menanggung tiket, akomodasi, lantas memberikan segepok uang 9.999 untuk dibawa pergi. Lolos dari

loket imigrasi, tiba di Cayman, uang-uang itu melenggang masuk ke perbankan sana. Dari perbankan Cayman, maka dengan mudah uang itu bergabung dengan siklus uang halal seluruh

dunia. Ini cara paling manual. Dan jelas cara ini menciptakan lapangan pekerjaan aneh. Siapa yang tidak mau bekerja sebagai "turis bayaran"? Berkali-kali, berlibur sambil bekerja organisasi

mafia malah akan lebih menyukai jika kalian pergi bersama pasangan berwisata ke Cayman.

Trik ini memang lambat, tapi jauh lebih aman dibandingkan dengan menumpuk jutaan dolar di bagasi jet pribadi, kemudian dibawa langsung. Ada banyak otoritas yang memperhatikan lalu-lintas udara, mereka bisa dengan mudah mencegat jet pribadi dengan sepasang F-16 misalnya, menyuruh mendarat bahkan sebelum meninggalkan wilayah udara Amerika.

Kenapa tidak memilih menabung di bank lokal dengan nominal di bawah 10.000 dolar berkali-kali? Bukankah tidak wajib melapor? Sialnya, hampir di semua negara yang mera­ti-fikasi Undang-Undang Anti Pencucian Uang pasti punya lembaga khusus untuk menganalisis jutaan transaksi perbankan.

Transaksi berulang-ulang, meski kecil, memancing alert dari software ter­canggih anti money laundering yang mereka miliki.

Jauh lebih aman memindahkan uang secara fisik, bukan melewati per­bankan. Kecuali jika kalian memiliki jaringan tinggi di perbankan (atau malah memiliki bank itu sendiri) yang bisa membuat kamuflase atas setiap transaksi keuangan jauh lebih mu­dah.

"Ada banyak. Tentu saja banyak. Tetapi aku tidak ingat detail satu per satu." Om Liem menghela napas, setelah diam sejenak.

Dia menatap lamat-lamat Julia yang sejak tadi terus bertanya. "Kami tidak bisa menolak uang-uang haram itu masuk ke Bank Semesta."

"Bukankah pengendali utama Bank Semesta ada di tangan Om Liem?" Julia sudah bertanya lagi.

"Tentu saja di tanganku. Tetapi bagi kami, bankir, sepanjang uang itu masuk ke kami, jumlahnya juga banyak, urusan lain bisa dilupakan. Menerima uang mereka, entah itu dalam deposito, layanan private banking, pembelian sekuritas, dan sebagainya,

itu juga memberikan garansi keamanan bisnis bagi Bank Semesta, termasuk juga perlindungan pada grup bisnis." Om Liem menatap keluar, hujan membungkus jalan tol.

Lima belas menit berlalu sejak kami meninggalkan Waduk Jatiluhur. Opa sejak tadi memilih tidur-tiduran. Dia duduk di depan, di sebelahku yang memegang kemudi, sementara Julia

dan Om Liem duduk sembarang di belakang, di antara tumpukan pakaian kotor. Aku mengebut di jalan tol, di tengah hujan deras. Sekali-dua berpapasan dengan mobil polisi yang melesat

cepat.

"Garansi keamanan bisnis? Bisa lebih detail, Om?"

Om Liem mengusap rambutnya yang masih basah, mengangguk. "Uang kotor dari pembalakan hutan misalnya. Kau tidak bisa membayangkan, ke mana saja triliunan uang dari penebang­an hutan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, bahkan Papua dicuci bersih dalam sistem keuangan kita. Jumlahnya tidak ter­bayangkan, karena bahkan uang suapnya untuk perwira tinggi polisi, pejabat

setempat, orang-orang berkuasa saja bisa puluhan miliar. Kami setidaknya memiliki belasan rekening milik mereka. Lumrah saja, itu barter, mereka melindungi Bank Semesta dan grup bisnis

kami dalam setiap kasus. Kami melindungi kerahasia­an data dan transaksi keuangan mereka dari intipan banyak orang.

"Itu di luar money laundering yang tidak kasatmata. Kau tahu, dari seribu triliun anggaran negara, menurut ekonom senior, hampir dua puluh persen dikorup dan disalahgunakan. Siapa yang menampung uang itu? Perbankan nasional! Uang suap, sogok, pelicin, bahkan uang pajak yang tidak masuk ke kas negara, puluhan triliun nilainya. Ke mana uang itu berlabuh? Perbankan nasional! Kebanyakan orang hanya melihat money

laundering dari kegiatan mafia, kejahatan bersenjata. Padahal di luar itu banyak sekali kasusnya. Kami membuka rekening untuk

petugas korup, pejabat negara jahat, membuat rekening giro perusahaan fiktif, semua yang mungkin dilakukan. Aku tidak tahu detailnya, kepala cabang dan pemimpin Bank Semesta yang lebih tahu." Om Liem menghela napas lagi, diam sejenak,

membuat bagian belakang mobil boks laundry senyap."Ini lucu sekali, bukan?" Om Liem tertawa suram."Lucu?" Julia bertanya heran.

"Lucu, bukan? Konvensi perbankan internasional selalu mengingatkan tentang know your customer. Bankir jelas-jelas amat know customer mereka. Tahu persis uang-uang itu dari mana berasal."

"Astaga, Julia, tidak bisakah kau berhenti mewawancarai dia?

Ini bukan kesempatan eksklusif wawancara dengan buronan kelas kakap. Ada urusan lain yang perlu dicemaskan. Kita masih lari dari polisi, kapan saja mereka bisa muncul." Aku menoleh, me­motong sebelum Julia kembali bertanya. Julia mengangkat bahu. "Aku tidak sedang mewawancarai Om

Liem, Thom. Kami sedang mengobrol santai di antara tumpukan seprai, gantungan baju, piama, jas, dan hei, siapa pula yang mau mencuci boneka panda sebesar ini." Julia menyeringai kecil menunjuk pojok mobil. "Bicara santai apanya? Kalian jelas bisa mencari topik lain untuk bicara santai." Aku bergumam, menekan klakson, menyalip dua truk kontainer.

"Topik apa lagi, Thom? Ini sudah topik yang pas, membicarakan money laundering di dalam mobil boks laundry." Julia tertawa.

Aku mendengus, tidak berselera memperpanjang percakapan.

Kulirik pergelangan tangan, hampir pukul tiga sore, waktuku banyak terbuang sia-sia. Kami harus segera menuju tempat persembunyian baru yang aman. Mobil boks laundry melesat cepat memasuki tol dalam kota.


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C14
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄