Esok paginya...
"BANGUN SEMUA!!" teriak Radius heboh.
"Kau tahu suara yang paling keras?" tanya Rain.
"Yup suaranya Radius" jawab Sabiru.
"Berisik!" sungut Damian sambil memukul Sabiru & Rain.
"Damian yang salah bukan kita! Tapi si Radius!" rutuk Rain.
"Tahu apa apa memukul kita" tambah Sabiru protes.
"Suara yang lebih berisik dari para gadis? Suaranya Radius" cetus Aldiano.
"Aku menyesal membiarkan nya menginap disini" sesal Louis, Rain Sabiru & Damian keluar dari kamar.
"Pagi Radius" sapa Ruby.
"Pagi juga Ruby yang lainnya belum bangun?" tanya Radius.
"Mereka mungkin masih tidur" jawab Ruby.
"Gendis suamimu ingin selingkuh" lapor Damian mengadu.
"Damian! Gendis sayang jangan dengarkan dia aku tidak..." potong Radius.
"Hey bro aku hanya bercanda ble!" canda Damian.
"Awas kau Damian!" tunjuk Radius.
"Makanya jangan menggoda masa depan ku" judes Rain.
"Siapa mass depan mu?" tanya Radius menantang.
"Lyora" jawab Rain.
"Dia? Menurutku dia gadis yang manis ya apalagi Emilie" pikir Radius.
"Telpon Gendis?" tawar Damian.
"Akan ku hancurkan ponsel mu Damian!" geram Radius.
"Ada apa ini?" tanya Lyora.
"Tolong jangan berisik" pinta Emilie.
"Tidak ada kami hanya sedang bermain game" jawab Radius.
"Ahh Louis hentikan!"
"Heh itu suara apa?!" pekik Chelsea.
"Kenapa berasal dari kamar ku? Eh ada siapa di dalam? " tanya Damian.
"Sepertinya tersisa Louis dan Aldiano" jawab Sabiru.
"Biarkan aku juga mencoba nya Louis" ucap Aldiano.
"Tidak bisa dia milikku Aldiano" ucap Louis.
"Apa yang kalian berdua lakukan pada Ruby?!" tanya Amora marah.
"Sepertinya kau lihat" jawab Aldiano.
"Mau bergabung? Kemari lah Amora" suruh Louis.
"Tidak mau! Ayo Ruby kita berdua harus keluar dari sini bersama sama!" tolak Amora mentah mentah.
"Tidak bisa aku takut Amora" geleng Ruby melirih.
"Heh lepaskan baju nya" tunjuk Louis.
"Dengan senang hati hallo Amora ini hanya akan sakit sebentar" bisik Aldiano.
"Kalian berdua jahat! Kejam! Aku benci kalian! Mesum!" geram Amora, matanya penuh dengan kebencian.
"Ya ya ya kami mengerti tapi kami tidak peduli dengan itu ayo kita mulai Aldiano" licik Louis.
"Dasar ular licik!!" emosi Ruby, tiba-tiba Rain memanggil mereka berempat.
"Louis! Aldiano! Ruby! Amora! Cepatlah ke sini!" panggil Rain.
"Ck ada apa?" decak Aldiano.
"Entahlah kalian berdua pakai baju kalian lagi" suruh Louis.
"Kami tahu!" balas Ruby judes.
"Ayo Ruby kita lihat apa yang terjadi di luar" tarik Amora.
Mereka semua kebingungan melihat ada benda seperti telur besar tiba-tiba di ruang tamu mereka.
"Dimana Radius?" tanya Aldiano.
"Sudah ku usir lihat ada tamu yang tidak diundang lagi" jawab Damian.
"Seperti telur aku ingin mencoba nya!" pekik Ruby.
"Aku bukan telur!!" teriak nya.
"Wow telur besar yang bisa berbicara" kagum Rain.
"Ingatkan aku untuk memukul kepala kalian!" delik nya.
"Coba saja kalau berani" tajam Louis, dia meneguk ludahnya sendiri.
"Hanya bercanda! Itu tidak penting sekarang! Aku Kyo aku adalah sebuah robot dari masa depan!" cerita Kyo.
"Bagus kita dapat pembantu robot gratis okey Kyo ambilkan aku minum!" suruh Damian memerintah.
"Sepertinya aku salah alamat bukan!" lelah Kyo.
"Cukup basa basi nya kau ini darimana? Dan apa mau mu? Kenapa ke sini? Kami tidak menerima tamu robot" tanya Sabiru.
"Sudah ku bilang aku ini dari masa depan!" jawab Kyo.
"Omong kosong macam apa itu kau pikir kami percaya?" cibir Emilia.
"Nah! Daripada kau mengatakan hal yang omong kosong kata Emilie lebih baik kau menjadi robot pembantu kami bagaimana mau tidak?" tawar Damian.
"Tentu saja tidak!! TERIMAKASIH!!" tolak Kyo mentah mentah.
"Tidak artinya iya" celetuk Rain.
"Kenapa aku harus repot repot menjelaskan kalian juga tidak mengerti kita langsung saja!" tegas Kyo, ia menekan squad sehingga mereka terjatuh ke ruangan rahasia.
"Sebentar kita dimana?" tanya Chelsea.
"Bukankah lantai itu tidak berlubang tapi kenapa sekarang..." potong Lyora.
"Karena ini ruang rahasia yang berada di bawah! Tolong jangan sentuh apa apa okey?" jawab Kyo.
"Larangan adalah perintah! Liat itu!" tunjuk Damian.
"Keren ada video game besar juga aku ingin bermain!" mohon Rain.
"Tidak boleh!! Sini kalian berdua!" larang Kyo.
"Ini apa? Kau menyuruh kami cosplay?" tanya Aldiano.
"Aku tidak akan menjawabnya gadis cantik yang memakai baju dan rok pink kemari" jawab Kyo menyuruh Ruby.
"Baiklah" ucap Ruby singkat.
"Tapi aku ingin bermain game itu!" ucap Rain.
"Tidak ada bermain game siap siap ya Ruby! 1...2...3!" hitung Kyo, dia menekan sebuah tombol lagi setelah itu Ruby menghilang.
"R-ruby" panggil Amora terbata bata, sedangkan Louis mengasah pedangnya berniat memenggal badan robot Kyo.
"Kyo kira kira kau mau di penggal dibagian mana? Cepat kembali Ruby ku! Sebelum kau mati di pedang ku!" ancam Louis.
"Kau membawa Ruby kami kemana?!" Chelsea mengguncang guncang Kyo sehingga membuat dia pusing.
"Tenang lah! Aku hanya menyuruh nya melakukan misi penting!" takut Kyo setengah pusing.
"Misi penting seperti apa sih" heran Lyora.
"Kalian semua lihat saja sudah siap Ruby?" tanya Kyo.
"Siap! Aku sudah menemukan nya" jawab Ruby.
"Bagus Louis akan membantu mu di sana" cetus Kyo, kemudian Louis menghilang sebelum mengancam nya untuk menemui Ruby.
"Aku tidak percaya mau melakukan ini" lirih Louis.
"Sabar ya tampan" centil Ruby, Louis menatap malas.
"Jadi ini bukan permainan sudahlah bawa aku keluar dari sini! Kyo!" desis Damian.
"Tidak bisa tunggu Louis dan Ruby menyelesaikan misi mereka baru kalian ku keluar dari sini" ujar Kyo.
"Jahat!! Bermain game tidak bisa! Bermain apa pun tidak bisa!! Huft!" rengek Damian.
"Bersabarlah yes! Kita berhasil! Bagus Ruby dan Louis!" senang Kyo.
"Jadi cepat keluarkan kami dari sini!" desak Louis.
"Hais kau ini memang tidak sabaran baik! Bersiaplah untuk keluar dari sini!" Kyo mengembalikan Ruby & Louis.
"Emilie! Amora! Chelsea! Lyora! Aku rindu pada kalian" isak Ruby.
"Kami juga Ruby! Kami juga" balas Amora.
"Sudah jangan menangis cengeng sekali" komentar Emilie mencibir.
"Hua Emilie! Kamu tega!!" tangis Ruby.
"Emilie jangan seperti itu nanti Ruby hilang lagi" tegur Lyora.
"Maafkan aku Lyora aku hanya bercanda maaf Ruby" canda Emilie.
"Heum jangan bercanda lagi seperti itu!" cemberut Ruby.
"Sebaiknya kita akhiri ini dengan makan makan!" seru Rain.
"Aku ingin membuat sop robot" sahut Aldiano, Kyo merinding.
"Hehehe sepertinya kau sedang bercanda kan?" tanya Kyo.
"Tidak aku serius" jawab Aldiano.
"Aku tidak makan sop robot hari ini Aldiano yang lain saja kebetulan ku dengar dari Radius tadi restoran baru" beritahu Sabiru.
"Kalau begitu tunggu apa lagi ayo kita ke sana!" ajak Ruby bersemangat.
'Hoh aku selamat berkat Ruby" batin Kyo bersyukur.
-
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!