下載應用程式
5.88% The Lyminael: Tyra and Noah / Chapter 9: Pagi Usai Liburan

章節 9: Pagi Usai Liburan

Hari demi hari berlalu, hampir satu minggu Tyra menghabiskan waktunya di Perancis. Model yang tengah cuti itu berpindah-pindah destinasi, mulai dari cottage di pedesaan, rumah sederhana keluarga Gerald, dan hotel. Tyra si penyuka mobilitas santai tentu senang dapat menyegarkan pikirannya dari stress bekerja. Meskipun sih dalam satu minggu itu Ia tetap harus mengurus beberapa hal dari jarak jauh.

Siapa bilang seorang Elleanor Tyra gila kerja? Gadis pendukung konsep work-life balance itu mengoceh setiap kali ada seseorang dari perusahaan yang menghubunginya dari perusahan meminta diuruskan ini dan itu. Izin dari Alsy rupanya tak mampu membendung pekerjaan masuk padanya. Untung ada Natasha, keponakan imut yang selalu menghibur dan merecok tanpa membuatnya merasa terganggu.

Libur-kerja sekaligus membuat waktu enam hari berputar begitu cepat, hingga Gerald, Sekar, dan Natasha sudah kembali mengantar Tyra ke Bandara untuk bertolak kembali ke Indonesia. Puluhan orang dan jurnalis sudah berkumpul. Lagi-lagi, entah dari mana dan siapa yang memberitahu mereka bahwa Tyra akan tiba di jam sebelas siang waktu Perancis.

"Auntie, your fans are too much there!" Natasha menunjuk-nunjuk keramaian itu.

"Hmm, yeah Darling, I'm sorry I have to go now ..." ujarnya sedih memeluk Natasha, anak lima tahun itu pun balas memeluknya, "I'll see you later, Auntie, Dada and Mama will go back to Jakarta!"

Anak pintar, kosa katanya sudah banyak dan efektif sekali.

"Sure! You must go back to Indonesia, and be my model, right?"

"No model for sure, Elleanor," celetuk Gerald, si Ayah yang lebih mengarahkan anaknya menjadi ilmuwan dibanding seniman.

"Throw away your stereotype, Gerald. I will keep convince Natasha," ujar Tyra memanas-manasi. Sekar yang netral dan mendukung apapun kemauan anak hanya tertawa pelan, "Good luck, Tyra. Semoga selalu sukses dan sehat di Indonesia dan dimanapun. Segera kabari Kami jika ada apa-apa," ujarnya.

"Yeah Sekar, you guys too."

"Kuharap Kau bertemu lagi dengan 'dia'."

"No way!" bantah Tyra keras-keras, menanggapi Gerald yang malah menjadikan pertemuan Tyra dengan si pria 'just meet' sebagai lelucon.

Akhirnya Tyra benar-benar pamit setelah banyak drama dan kata-kata perpisahan dengan keluarga support system nomor satunya itu. Berat sekali meninggalkan Perancis kalau sudah bertemu keluarga Gerald, namun kabar baiknya adalah mereka akan segera pulang ke Indonesia dalam enam bulan, karena masa studi Gerald telah selesai.

Akhirnya, arkeolog senior kenamaan itu benar-benar kembali dengan gelar akademik terakhirnya. Belum lulus saja Tyra sudah bangga memiliki Kakak yang ambisius, ahli, dan penyayang seperti Gerald. Apalagi ketika Ayah satu anak itu sudah selesai menempuh keseluruhan jenjang pendidikan resminya?

"Tyra, are you visit Gerald your brother here in France again?" tanya seorang jurnalis. Ya, mereka tahu siapa sosok Kakak yang selalu 'dipromosikan' Tyra di media sosialnya dengan kalimat 'lovely brother', 'nerdy brother', dan lain-lain itu.

Tyra tersenyum lebar dibalik kacamata abu-abunya, "Yes, He's there," jawabnya selagi berjalan cukup cepat.

"Elleanor have some more rest, take care of your health!"

"You look so stunning, I love you!"

"Can we take picture, Elle? I want to show it to my Mom that I met the supermodel!"

"Elle you always doing good, you're inspirational. Thank you for your hardwork!"

Terus begitu ucapan-ucapan cinta dari para penggemar menghujaninya hingga Ia melewati area cek in bandara. Tyra yang penyayang itu terus menunduk dan mengucap terimakasih atas kedatangan mereka untuk sekedar meliput dan memotretnya. Sekali lagi, Tyra sangat menghargai mereka.

****

Kelly dan Dhaffi setengah berlari menyusul seseorang yang baru saja turun dari mobilnya pagi itu di basement parkir perusahaan. Siapa lagi kalau bukan VIP mereka, Tyra, yang baru saja kembali dari liburan. Mendengar langkah kaki yang bising, Tyra melirik mereka sekilas, lalu memalingkan wajah dan lanjut berjalan. Dua orang itu adalah perusak mood liburannya karena yang paling mengganggu dengan pekerjaan.

Dasar, tidak tahu waktu.

Batin Elleanor Tyra yang paling ketat soal penjadwalan kerja dan urusan pribadi.

"Tyraaa! How was your holiday?" tanya Kelly tanpa peka akan hal yang membuat Tyra kesal.

"My holiday? Sorry, but what kind of holiday? You terror me everyday?" sarkasnya tak santai, membuat Kelly dan Dhaffi hanya cengengesan, "Sorry, kan memang penting."

Tyra hanya geleng-geleng kepala, malas berdebat sepagi ini dengan asisten dan manager sendiri. Lanjut mereka berjalan menuju lift, dengan Dhaffi yang tak berhenti mengoceh soal ada agenda apa hari ini di dalam dan diluar perusahaan.

TING!

Lift yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang. Namun baru saja Tyra hendak melangkah usai pintunya benar terbuka, Ia terhenti.

"Oh, apa ini kebetulan?" Eric, si pria pengisi lift terakhir menyapa Tyra antusias, "Kemarilah, Aku mau mengantarmu. Ehm ... Kelly dan Dhaffi, silakan tunggu lift selanjutnya saja ya ..." ujarnya.

Tyra hanya tersenyum sekilas, lanjut berjalan masuk. Rasanya serba salah saja, mau ikut atau tidak, tiga orang itu sama sama menurunkan moodnya. Tapi setidaknya, Eric tidak secerewet Dhaffi.

"Bagaimana kabarmu, Tyr? Kenapa Kau tidak menjawab panggilanku?" tanya Eric, menggenggam tangan kekasihnya itu. Tak dipungkiri, Tyra sedikit menghangat, lantas satu senyum manis pertama pagi ini diukirnya untuk Eric, "Maaf Ric, Aku hanya sedang berlibur, menenangkan diri sejenak, rasanya tidak nyaman saja, Aku harap Kau paham," ujarnya lembut seperti biasa.

Oh, lupakan keinginannya untuk mengakhiri hubungan. Faktanya, pria disampingnya itu selalu sukses meluluhkan hati dan membuatnya ubah bahagia dalam hitungan menit, sekesal apapun Tyra sebelumnya. Entahlah apa Tyra layak disebut sebagai seseorang yang plin-plan atau tidak.

Eric mengangguk-ngangguk, merangkul Tyra kemudian keluar beriringan begitu lift berhenti di lantai 21, "Bagaimana kalau hari ini Kita keluar? Aku sangat merindukanmu."

"Hm? Entahlah, Aku belum tahu, pekerjaanku banyak sekali."

"Oh ayolah, sekali ini saja, lupakan dulu pekerjaanmu. Atau perlu Aku membantumu?" bujuk Eric.

"Tapi Aku sudah berlibur seminggu, Ric. Tidak bisa kutinggal lagi pekerjaan itu."

"Hmm benar juga. Bagaimana kalau lusa? Kita makan malam di rumahku. Bagaimana?" tawar Eric lagi, tak mudah menyerah.

"Kenapa?" Eric mulai bingung, Tyra tak menjawab sejak tadi, "Kau tak bisa?"

Tyra menghela nafasnya berat, lalu menurunkan tangan Eric dari bahunya, "Ric, jika tujuanmu mengajak makan malam dengan keluargamu untuk sekalian membahas rencana pernikahan ... Aku belum bisa," ujarnya jujur.

Eric mengerutkan dahinya heran, "Kenapa Tyr? Kau tidak mau menikah denganku?" tebaknya langsung.

Tyra menggeleng, tersenyum simpul, "Aku belum tahu Ric. Aku bingung."

"Bagaimana bisa Kau tidak tahu? Jelaskan, dan lebih baik Kita bicara dis ..."

"Nanti saja ya, Ric. Aku ingin ... banyak berpikir, menjauh dulu darimu beberapa hari kedepan. Kita perlu menilai, apakah Kita ini memang cocok atau sebaliknya," potong Tyra lembut. Ia masih memikirkan perasaan pria yang setia menemaninya tiga tahun terakhir.

Eric memejamkan matanya, mulai khawatir sekaligus frustasi mendadak, "Tidak bisa Tyr, jangan membuatku takut, tolong jelaskan, kenapa Kau mendadak bersikap seperti ini?"

Tyra menghela nafasnya sejenak, "Aku akan jelaskan nanti. Aku tidak menyakitimu juga. Aku sadar Aku salah bersikap seperti ini denganmu, Aku minta maaf. Tapi ..."

"Tapi apa Tyr?"

Tyra menggeleng, "Lebih baik Kita sama-sama berpikir terlebih dahulu. Aku pasti akan menghubungimu jika sudah siap berbicara."


next chapter
Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C9
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄