Merasakan tubuhnya sangat tak nyaman, Greta membuka matanya perlahan. Tangannya terikat di belakang, tali jerami kasar itu menjeratnya. Kakinya terlipat di tanah basah. Gelap dan sesak, tak ada udara bebas mengisi tempat gelap tempatnya berada saat ini. Cahaya remang-remang yang berasal dari obor hanya tampak remang-remang, pun berada jauh di depan sana, pun terhalang pagar rapat besi. Oh, sampai sini Greta sepertinya sudah paham dimana Ia berada.
"Greta ..." panggil seseorang lirih, membuat Greta menoleh cepat ke kanannya, "Asle? Kau sadar?" tanyanya tak kalah berbisik.
Asle terduduk disana, tidak kalah berantakan darinya. Greta ingat benar, beberapa orang menculik mereka, menyeret dan menyekap mereka sampai berada di tempat itu. Tidak banyak wajah yang diingatnya, kecuali satu orang yang saat ini datang menghampiri mereka di depan pagar jeruji besi.
Greta mengeraskan rahangnya, nafasnya berderu penuh amarah. Asle tak berbeda, sorot matanya itu dipenuhi kebencian. "Varischa ..."