Druf langsung tenar di sekolah barunya. Namun, hal tersebut malah membuatnya uring-uringan. Tak henti-hentinya ia mengumpat dalam hati dan berjanji akan mencekik Brian nanti sampai di rumah. Bukan ketenangan yang di perolehnya. Tapi malah kerepotan dengan ulah gadis-gadis gila di sekolahnya. Bayangkan saja, tiap kali ia lewat. Para gadis langsung meneriakinya dengan teriakan gak jelas. Tiap dia diam. Berjalan bahkan ke kamar kecil. Selalu saja ada cewek yang membuntutinya. Druf menghela nafas.
“Ke kantin yuk.”Sapa teman kelasnya Andi.
Druf mengangguk. Ia mengekor di belakang Andi. Namun baru saja kakinya sampai di kantin. Cewek-cewek tiba saja meneriakinya.
Saking terkejutnya ia menarik Andi keluar dari kantin.
“Dimana tempat sepi yang gak berisik di sekolah ini. Gue capek.