Kejadian itu berlangsung seperti di dalam mimpi; slow motion. Posisi Calvin dan Kei terhalangi meja yang berada di dekat Emma sehingga ia harus menyingkir dari posisinya sekarang untuk mendekati mereka. Ia tahu ada yang tidak beres setelah melihat ekspresi Levi dan mulutnya yang terus mengumpat.
Ketika Emma sampai pada mereka, Levi sudah membopoh Calvin untuk bangkit. Jantung Emma terasa mendenyutkan duri-duri saat ia melihat darah menetes di lantai, dan dengan cepat menyadari bahwa itu berasal dari dada Calvin yang tertembak.
Darah merembes keluar dan membasahi jaket olaharaga hijau yang Calvin kenakan. Wajahnya berangsur memucat dan bulir-bulir keringat menggenangi keningnya. Ia mengangkat satu tangannya untuk menutupi luka tembakan itu seraya mengangkat wajahnya untuk menatap Emma. Ia tersenyum memaksa. "Aku baik-baik saja."
Emma menggeleng pelan. Air mata menggenangi kedua matanya. "Tidak, Calvin. Bagaimana bisa.."
"Sebaiknya kita segera pergi dari sini." Levi menyelak.