Agra merasa handphonenya berdering, dia sedang tertidur, namun karena panggilan telepon itu tembali masuk, dia memutuskan untuk bangun dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi, kenapa ada orang menelponnya selarut ini. Saat dilihat, ternyata yang menelponnya adalah Zalfa. Azra segera bangun dan pergi ke kamar mandi, dia tidak langsung mengangkat panggilan telepon itu.
Zalfa menghentikan aksi panggilannya, untuk yang ketiga kalinya, setelah tidak mendapatkan jawaban. Ada sedikit rasa malu, dalam dirinya. Karena seharusnya, Zalfa tidak usah melakukan itu, bagaimanapun Azra adalah orang baru dalam hidupnya. Dia tidak tahu, bagaimana baik atau buruknya orang itu. Apalagi, sampai berniat merepotkannya. Dengan sekuat yang dia bisa, Zalfa berusaha untuk tidur. Namun, dia harus menelan kenyataan pahit, sepertinya tidur Zalfa sudah cukup, jika sudah begini, dia akan melamun dan terus overthinking. Menyedihkan sekali, kehidupan nyata disakiti, mimpinya juga mimpi buruk terus.