Zalfa menikmati pangsit gorengnya. Padahal dia sudah makan, tapi karena berhubung dipakai nangis dan menguras banyak tenaga serta emosi, sekarang sudah lapar lagi.
Dia sih, mimumnya memilih teh hangat saja, tanpa gula. Kalau pakai gula kan teh manis jadinya, kalau manis Zalfa tidak terlalu suka. Jadi, dia memilih teh hangat saja, sebenarnya ada yang kurang, tapi berhubung dua manusia posesif ada di hadapannya, mana berani Zalfa mengambil sambal.
"Udah nikmatin aja, ena kok. Kita juga gak pedes ya kan Dewan."
"Iya, enak kok. Kalau mau pedes, nih ada jahe di bandrek mau?"
"Ogah." Jawab Zalfa cepat. Dia bukan tidak suka jahe, tapi kan bukan buat menambah cita rasa pangsit goreng yang sedang dimakannya, gak gitu konsepnya.
"Besok Saya harus ke rumah orangtua Saya, Dewan juga. Kamu jangan pergi sendirian ya Zalfa."
Seakan tahu apa yang sedang dipikirkan Zalfa. Delvis mencoba mengeluarkan isi pikirannya. Zalfa hanya tersenyum lalu mengangguk.