"Kamu mungkin tahu, Aku menghubungi pasti ada maksud dan tujuan. Mungkin juga kamu sudah tahu, apa yang sebenarnya ingin kubicarakan."
Zalfa tersenyum paksa, karena sampai juga di pembicaraan yang seharusnya. Wanita itu bersuara, dan sebentar lagi, dia akan membahas Dewan di antara percakapan ini.
"Aku tidak pernah bisa menebak apapun, karena Kamu tahu, Aku bukan cenayang. Namun, jika ada yang ingin dibicarakan, silahkan."
Dia tidak mau, jika disebut sok tahu. Sekalipun dia tahu, jika bukan dari orangnya langsung yang bicara, dia tidak bisa menyimpulkan apapun, hanya sekedar menerka-nerka saja.
Wanita itu sepertinya gugup, dia beberapa kali mengambil nafas pendek. Sepertinya ingin bicara, tapi ada keraguan.
"Jadi?" tanya Zalfa tidak sabaran, karena menunggu Nazla bicara, api tak kunjung juga.
"Aku mau minta tolong sama Kamu," ujarnya dengan hati-hati, dia takut salah bicara.
"Apa itu?"