Zalfa menatap serius Dewan, dia ingin tahu apa yang dikatakan oleh lelaki itu benar adanya. Dewan juga tidak menjelaskan apaapun lagi, selain pertanyaannya yang belum dijawab oleh Zalfa.
"Te-rima." Zalfa menjawab dengan realistis. Siapa juga yang akan menolak jabatan bukan? Apalagi, itu tidak melalui proses lagi, lagipula Dewan kan memang sudah cukup pengalaman. Dia yakin, Dewan akan dengan cepat akan beradaptasi.
Selain itu, ada hal lain, yang mendorong Zalfa untuk menjawab seperti itu. Dia juga berniat pergi, jika dia menahan Dewan, sama saja artinya dia egois. Jika nanti Zalfa pergi, dan Dewan belum pergi, dua oasti akan merasa bersalah.
"Walaupun Gue gak akan bisa lagi kumpul sama kalian?" Tanya Dewan. Meskipun dia berbohong sebenarnya. Dewan hanya kaget, kenapa Zalfa menjawab untuk menerimanya. Kenapa wanita itu tidak berusaha untuk menahannya? tanya Dewan pada dirinya sendiri.
"Iya, kalau Lo yang dipilih. Itu artinya emang Lo layak. Dan Tante kontakin Lo bisa amanah."