Zalfa sudah selesai bekerja, ternyata jadwalnya menjadi lebih terlambat dari jadwal seharusnya. Zalfa kini pulang jam lima sore, dia tadinya mengira akan selesai pukul tiga sore.
"Ayo pulang!" ajak Dewan. Lelaki itu sudah siap dengan menenteng tasnya.
"Kita jadi ke tukang urut?" tanya Zalfa.
"Jadi, makanya ayo! Takut keburu tutup."
"Emang tukang urut ada jam tutupnya?"
"Ada lah, udah deh. Nanya melulu, kayak anak baru. Ayo cepet!" Dewan berkata dengan bersemangat, bukan marah.
"Yaudah, ayo."
Mereka turun bersama, dan naik ke mobil Dewan.
"Lo bisa bawa mobilnya gak?" tanya Zalfa. Dia khawatir dengan kondisi Dewan, jika dipaksakan mengendarai mobil. Takut tambah parah cederanya.
"Lo bisa bawa emang?" tanya balik Dewan.
Zalfa tersenyum, kemudian menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa bawa mobil. Hanya pernah belajar bersama Dewan, dan itu belum sepenuhnya lancar. Jadi, dia tidak berani.
"Yaudah. Lagian ini matic kok aman."