Zalfa sudah sampai di Jakarta, dia langsung ke kantor. Tak disangka, kedatangannya sama dengan kedatangan Delvis. Lelaki itu juga ternyata baru sampai ke kantor.
"Abang!" Zalfa memanggil Delvis dari kejauhan.
Lelaki yang sedang berjalan itu, akhirnya berhenti, dan menoleh ke belakang. Dia melihat Zalfa dengan tas ransel, dan juga bingkisan, yang dia ketahui. Bahwa, bingkisan itu yang sengaja dia berikan pada Zalfa, untuk kuarganya.
"Kamu, kok baru datang?" tanya Delvis. Pantas saja, waktu sudah menunjukan pukul delapan lewat, tapi Zalfa tidak ada menghubunginya, Delvis pikir, wanita itu sudah datang dari pagi, ternyata belum.
"Iya, nanti ceritanya di atas saja ya, aku lelah sekali, bisa tolong bawakan bingkisan ini?" tanya Zalfa pada Delvis, sembari menyodorkan bingkisan itu. Tentu, Delvis tidak mungkin menolaknya. Dia segera mengambil bingkisan itu dari tangan Zalfa, dan membawakannya. Mereka masuk ke dalam lift bersama.