Dewan masuk ke dalam ruangan dengan santainya.
"Kenapa kalian? Gue ganteng ya?" tanya Dewan, dia tidak ingin Ketahun habis menguping.
"Dewan, tawaran Lo soal klinik kecantikan itu masih berlaku kan?" tanya Zalfa, dia ingat sesuatu. Dulu, Dewan pernah menawarkan klinik kecantikan padanya.
"Yah udah lewat Senin, harga naik." Dewan berkata seperti orang yang sangat menyesalkan sekali kejadian itu.
"Yaudah gak jadi deh," jawab Zalfa. Dia masih sayang dengan uangnya. Kalau Dikson kan lumayan.
"Mau ngapain emang?" tanya Delvis, dia tidak mengerti kenapa Zalfa ingin pergi ke klinik kecantikan.
"Ini, semakin liar dan gak beraturan," ucap Zalfa. Dia memperlihatkan jerawat pasir beserta bekas jerawat di jidatnya.
"Kan udah dibilangin jangan ditutup poni, nanti makin parah, gak denger sih."
"Aku gak percaya diri, kalau ketemu sama klien. Daripada mereka ngeliatin jidatku terus, ya mending ditutup." Zalfa menjelaskan itu pada Delvis, lelaki itu perbikir sebentar.