Pintu kamar kembali diketuk, membuat Farisha membuka matanya. Ia tidak tahu siapa yang datang. Tapi ia menyadari kalau Usman tidak ada di kamar. Maka ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Ia melihat pintu kamar mandi juga terbuka. Ia lalu bangkit dari tidurnya untuk membuka pintu. Karena ia yakin, itu adalah Usman yang telah keluar dan tidak bisa kembali.
Pintu kamar itu akan otomatis terkunci dengan sendirinya ketika ditutup. Maka untuk membukanya kembali, harus dari dalam. Kalau tidak, harus menggunakan kunci dari luar. Namun Farisha melihat kunci itu menggantung di lubang kunci, pintu itu.
"Ini orang, apa nggak takut tersesat kalau main keluar begitu saja? Oh, tapi Usman tidak mungkin keluar begitu saja. Ini pasti kerjaan si Bram itu. Apa kamu pikir, aku tidak tahu rencanamu, Bram?" umpat Farisha, mengingat Bram yang selalu bikin ulah dan tentunya Usman akan menjadi jalan baginya, untuk membuka jalan sesuai keinginannya.