Di kamar pengantin, cahaya samar-samar yang memendar dari lilin-lilin merah di setiap sudut ruangan membuat Yena rileks. Bahkan aroma dupa yang harum membuatnya mulai mengantuk. Wanita itu merebahkan tubuhnya pada tempat tidur yang dipenuhi dengan kelopak bunga lantas tertidur.
"Yena."
Baru saja ia terlelap suara Lucifer langsung membangunkannya.
"Kau sudah kembali?" Ia langsung duduk membuat penglihatannya menggelap sejenak.
"Kau mengantuk?"
"Tidak. Maksudku, sedikit."
"Dann Jie dan Lily sepertinya lapar." Lucifer menyerahkan bayinya pada Yena.
Perempuan itu segera memberi asi Sagara yang sudah menggeliat-geliat.
"Kenapa kau lama sekali? Apa ada masalah?" tanya Yena sembari menguap ngantuk.
"Yah … ada sedikit." Lucifer menjulurkan lidahnya dan mengobati seinci luka bakar di tangannya.
Menyadari bahwa Lucifer terluka, Yena memicingkan matanya.
"Apakah Alister?" tebaknya.
Lucifer mengangguk ringan. Raut wajahnya memang tak terlihat santai.