Sebuah hotel berbintang lima di kawasan elit tengah kota. Menyuguhkan hotel berkonsep modern nan mewah khas kota metropolitan. Hotel ini milik keluarga Reyhan Dirgantara. Dan di salah satu kamarnya, sang pemilik tengah menikmati desahan panas yang begitu menggairahkan di tengah hujan yang turun dengan deras.
"Eum ... um ... ach!! Ach!!" Fiona mendesah hebat di bawah tubuh Reyhan. Pria matang berusia 27 tahun. Mapan, tampan, dan lelaki baik-baik, itulah sifat yang melekat erat di nama Reyhan Dirgantara. Pewaris grup Dirgantara yang merupakan perusahaan yang cukup bergengsi dalam bidang perhotelan. Ada tiga hotel dengan embel-embel nama Dirgantara sebagai pemilik dan juga sistem manajemennya.
"Ahh ... ayo Kak terus, lebih cepat!! Lebih dalam!!" Fiona mendesah hebat, ia bahkan tak malu-malu merancau pada Reyhan agar menusuknya lebih dalam dan juga cepat.
"Kamu binal sekali, Sayang!" Reyhan menuruti permintaan Fiona. Ia menceples pantat Fiona dan meninggalkan bekas merah di sana.
"Bukankah kamu suka aku yang begini, Kak Rey. Kakak bilang tak menyukai wanita kolot dan cupu seperti Kak Cia." Fiona bergelayut manja di leher Reyhan, bibirnya sedikit manyun karena Reyhan menggodanya.
"Benar, aku lebih suka gadis binal yang menantang sepertimu. Kamu sangat meggoda, Fio." Reyhan meremas pantat Fiona sebelum menyodokkan tongkatnya masuk semakin dalam. Fiona mengerang, meremas sprei untuk menahan hentakan kasar dari tubuh Reyhan.
"Oh, yes, Kakak. Kamu hebat sekali," puji Fiona, pujian itu membuat Reyhan terbang keawan-awan.
"Ah ... kamu juga cantik, Fio." Reyhan mendesah, ia pun mempercepat gesekannya karena sudah hampir keluar. Beberapa saat kemudian Reyhan memuncratkan benih-benih cintanya ke dalam rahim Fiona lalu ambruk di atas tubuh gadis itu.
"Enak engga?" tanya Fiona sembari memainkan jemarinya di dada Reyhan.
"Enak, lubangmu sempit, hangat lagi." Reyhan mengusap pucuk kepala Fiona dan mengecup keningnya sebelum turun kembali untuk melumat mesra bibir Fiona. Fiona mendorong tubuh Reyhan dan mulai merajuk.
"Kapan Kakak mau putusin Kak Cia?? Fio lelah kalau harus sembunyi-sembunyi kayak gini Kak Rey." Fiona menggoyangkan tubuhnya manja. Gadis ini kesal karena Reyhan terus menikmati tubuhnya namun belum mau melepaskan statusnya sebagai tunangan Felicia.
Reyhan menyukai dada Fiona yang ikut bergoyang saat ia ngambek. Membuat gemas dan ingin memainkannya kembali. Tangan nakalnya beraksi meremas kencang kedua gundukan kenyal itu dengan gemas.
"Dih … Kak Rey nakal!!"
"Jangan marah donk, Sayang. Kalau kamu ngambek gitu aku jadi gemesh tahu. Kalau on lagi gimana?" Reyhan menggoda Fiona dengan mencubit dagunya.
"Ihhh ... serius tahu!! Kapan Kak Rey akan putusin Kak Cia?" Desak Fiona.
Reyhan mendesis pelan dan melepaskan pelukannya. "Sabar donk, kalau aku putusin dia tanpa sebab nanti namaku jadi jelek. Kamukan tahu sendiri kayak apa Papaku cinta sama calon mantunya itu. Kalau nanti Felicia tahu aku berselingkuh terus dia mengadu sama Papa, bisa-bisa Papa nggak jadi mewariskan perusahaannya padaku."
Fiona menghela napas panjang, Reyhan memang punya seorang adik lagi, tapi adik tiri. Dan Reyhan sepertinya begitu bersaing dengan sang adik membuktikan siapa yang layak untuk mengelola bisnis perhotelan milik keluarga Dirgantara.
"Lagi pula, aku berselingkuh dengan adiknya sendiri. Apa menurutmu pandangan orang pada kita tidaklah berat sebelah?? Kamu mau di katain pelakor?" Goda Reyhan.
"Ya enggak mau!" Fiona mencibirkan bibirnya.
"Makanya, tenang aja, biar aku putusin Felicia baik-baik. Begitu hubungan kami sudah mereda, aku akan menikahimu. Kita bisa bersama tanpa ada yang menyalahkan, Fio." Reyhan mencubit dagu Fiona dengan gemas.
"Huff ... dasar, kenapa sih dulu Kakak bisa jatuh cinta sama Kak Cia yang cupu itu??" gerutu Fiona yang kesal karena lagi-lagi dia harus mengalah.
"Iya, kenapa ya?" Reyhan mulai melamunkan masa lalunya saat pertama kali ia bertemu dengan Felicia.
—*****—
Collect, vote, comment!! Love ❤️