Tanpa ku duga, jongos yang berada di depan kami berkata bahwa kami sudah tiba di tempat penjual berbagai bibit tanaman. Dengan senang aku pun segera keluar dari mobil dan tak membalas ucapan Amalia tadi. Amalia pun ikut turun dari mobil dan berjalan di sampingku. Aku masih tetap diam hingga akhirnya seorang lelaki pribumi menghampiri kami dan menanyakan apa yang tengah kami cari. Tentu saja ku katakan padanya jika aku menginginkan bibit kopi yang benar-benar berkualitas dan sudah waktunya untuk ditanam di tanah luas. Penjual itu membawa kami ke sebuah tempat yang di sana terlihat banyak sekali bibit kopi yang katanya baru saja datang dari berbagai daerah. Aku pun segera melihat satu persatu dan mencari tahu bibit apa yang tepat untuk ditanam di lahan pemberian Tuan Hoogen.