2
…
Dengan mulut rombengnya yang terkadang
menjengkelkan karena pedasnya ngalahin bon
cabe, laki-laki itu tetap menjadi alasan dibalik
tawa gue. Dia paling bisa bikin gue lupa akan
masalah yang gue hadapi.
Gimana dia menghibur gue saat ibu gue sendiri
membuang gue, sampai di mana saat nenek
meninggal, dia selalu ada buat gue. Salah satu
keberuntungan dari kehidupan sialnya gue.
"Jadi, ikut?" tanyanya lagi, terdengar memaksa
sebenarnya.
Namun sekali lagi, gue tetap menggeleng. "Gue
banyak kerjaan. Kalo nggak inget gue punya
hutang sama lo, gue nggak akan keluar rumah
deh. Ada banyak barang yang mesti gue kemas dan
gue anter ke kantor ekspedisi," jelas gue, yang
disambutnya dengan anggukan pelan.
Sebagai salah satu sumber penghidupan gue, gue
menjalani bisnis gue di bidang online shop. Segala
macam barang gue jabanin sesuai permintaan
pelanggan. Mulai dari makanan, kosmetik, baju,
sepatu sampai ke perabotan rumah tangga pun