187
...
Malam ini aku tak bisa tidur. Kuputuskan untuk
menghirup udara segar di taman belakang. Tapi
saat menutup pintu kamar, mataku menangkap
pintu kokoh di samping kamarku. Pintu kamar
Reina.
Entah dorongan apa yang membuatku mengetuk
pintu kamar Reina saat ini.
"Rei," panggilku seraya mengetuk pintu kamarnya
ragu. Takut mengganggu istirahatnya.
"Kak Vanno?" tanyanya kaget saat melihatku
berdiri di depan pintu. "Kenapa, Kak?"
"Nggak, Rei. Cuma gak bisa tidur aja. Aku ganggu,
ya?"
"Nggak, Kak. Aku baru kelar ngerjain PR,"
jawabnya tetap dengan senyum yang baru aku
sadari manis sekali.
Aku melihat kamar Reina, yang selama ini tak
pernah aku tengok sama sekali, melewati
bahunya. "Udah mau tidur, ya?"
"Belom ngantuk, Kak," jawabnya. "Mau masuk?"
Reina membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Aku
mengangguk dan melangkah mengikuti pemilik
kamar yang kumasuki. Kamar Reina didominasi
warna biru muda. Sangat tenang rasanya berada di