Dia, suami sementara ini memegangi lenganku begitu eratnya. Ketika mulutku tak ingin melanjutkan pembahasan mengenai pria yang baru saja bertemu. Dia bahkan memajukan kepalanya hingga melewati perbatasan meja ini.
Dia menatapku sangat dekat, sampai-sampai mataku berkedip malu-malu. Lalu pandanganku turun, jatuh ke arah paling bawah.
Tangannya menyentuh lembut pinggiran bibirku, entah kenapa aku malah kembali menatapnya. Kami yang akhirnya saling menatap dengan penuh kesunyian.
"Ada sayuran kecil menempel," sebutnya kembali ke posisi awal.
Aku bisa bernapas lega ketika tangannya sudah terlepas dari pergelangan tanganku. Wajahku malah menatap penampakan meja yang masih bersisa makanan.
Satu piring datar berisi stik daging yang luar biasa enak. Tapi aku tak sanggup menghabiskan makanan satu ini karena baru saja terjadi kejadian yang membuatku canggung.
Aku melepaskan garpu dan pisau ke pinggiran piring, tepat di atas alas kain berwarna putih.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.