Di antara meja makan berkelas di hotel ini seraya melirik dan memikirkan sesuatu yang menakjubkan. Mereka, begitu mudah membayangkan serta menyebutkan kalau aku dan Oslan sangat serasi. Wajahku memerah, meluntur malu, begitu pun yang dilakukan oleh Oslan, merasa kurang nyaman.
Aku melenggakkan kepalaku percaya diri, Oslan mendongakkan dagunya ke depan.
"Hahaha." Oslan malah tertawa lantang.
"Keliatan cocok ya? Tapi, dia sama sekali bukan tipeku." Oslan malah memutar balikkan ucapannya, sambil melesatkan pandangan ke arahku dengan ringan.
Tercengang!
Mataku membuntang tegang karena menahan rasa malu. Kepercayaan diriku untuk berpura-pura senyum, malah terundur niat. Aku menyoroti kedua bola mata Oslan yang sengaja mengatakannya.
"Wow! Gue kayak denger ucapan dewa."
Ucapan itu berasal dari seorang pria paruh baya. Lebih tepatnya, dia duduk paling depan. Dia, pria bertugas sebagai produser andal dan ternama.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.