*Keesokan harinya*
Terlihat Sakuragi, sedang latihan di lapangan basket umum, dia masih mencari tahu apa yang salah dengannya, kenapa tidak berhasil dengan lay upnya.
'Sial apa yang salah denganku, hanya layup dasar saja, tidak masuk.' batinnya dengan putus asa. Pasalnya dia terlihat seperti newbie karena tidak bisa melakukan lay up dengan baik.
"Hah Sakuragi-kun." ucap seseorang memanggilnya.
"Eh Haruko-san, apakah kau habis lari pagi.?" tanya Sakuragi melihat Haruko di pintu masuk lapangan.
"Ah iya, aku sedang lari pagi. Dan kebetulan aku melihatmu sedang berlatih disini. Omong-omong kelihatannya kau sudah lama berlatihnya ya." ucap Haruko.
"Ya, aku sudah dari jam 5 berlatih, tetapi tetap saja tak berhasil." ucapnya frustrasi.
"Tidak apa-apa Sakuragi-kun, untuk pertama kalinya pasti sangat sulit,kau sudah berusaha dengan keras. Bagaimana kalau aku mengajarkan lay-up padamu, aku sangat bagus loh." kata Haruko menyemangati Sakuragi dan ingin membantunya berlatih.
Sakuragi yang mendengar itu malah bertambah murung, dia murung karena memang untuk pemula ini sangat sulit bagi mereka saat pertama kalinya, masalahnya dia bukan pemula dalam bola basket, itu malah membuatnya sangat menyedihkan. Haruko yang melihatnya semakin sedih salah sangka, dia mengira Sakuragi merasa di gurui olehnya.
"Ehh tapi tidak apa-apa kalau kau tidak mau, aku tidak bermaksud menggurui." ucap Haruko dengan cepat.
"Ah tidak, tidak apa-apa Haruko-san. Aku tidak keberatan diajar olehmu." ucap Sakuragi segera setelah menyadari Haruko salah paham dengannya.
"Baiklah, akan ku mulai." ucap Haruko sambil mengambil bola.
Dia berlari mendribble bola untuk melakukan lay up, tetapi tiba-tiba ia tersandung dan jatuh
"AH, Ittai." ucapnya.
"Ah Haruko-san kau tidak apa-apa." kata Sakuragi sambil meniup lutut Haruko yang sedikit lecet.
"Auhh. Aku tidak apa-apa Sakuragi-kun." kata Haruko sambil berdiri.
"Ah Baiklah aku akan mencoba lagi." ucap Haruko sambil bersiap kembali.
"Err Apa tidak apa-apa Haruko-san. Lututmu terluka." ucap Sakuragi mengkhawatirkan Haruko.
"Huh, kau pasti juga berpikir bahwa aku tidak bisa melakukan apa-apa ya Sakuragi-kun." kata Haruko sedih.
"Hah."
"Sejak SMP semua orang berpikir begitu terhadapku." lanjutnya.
"Ehh. itu tidak benar Haruko-san, aku tidak berpikir seperti itu terhadapmu. Aku hanya khawatir kepadamu." Sakuragi dengan cepat menjelaskan.
"Tidak apa-apa Sakuragi-kun, walau aku tidak bisa melakukan yang lainnya, aku sangat baik dalam melakukan lay-up. Aku tidak bagus saat melakukan yang lainnya, aku tidak setinggi kamu, aku juga bukan penembak 3 poin,bola yang menghampiriku tak selalu bisa ku kontrol dengan baik, meskipun aku sudah berusaha keras. Saat serangan datang juga tim lawan selalu mengincarku pertama. Maka dari itu aku selalu berlatih lay-up, bahkan aku meminta kakakku untuk mengajariku, aku berlatih tiap hari hingga menjadi sangat baik dalam melakukan lay-up." ucap Haruko menjelaskan.
"Dilatih sama Gori." gumam Sakuragi.
"Yup,Gori-nii-chan."
"Ehh maksudku Akagi."kata Akagi panik.
"Ahahaha tidak apa-apa Sakuragi-kun, kau lucu sekali. Cuma kau yang berani bilang itu ke kakakku." kata Haruko sambil tertawa.
"Baiklah, aku masih sangat baik loh dalam melakukan lay-up." ucap Haruko sambil mendribble bola ke ring. Dan dengan mudah dia melakukan lay-up dengan baik.
"Apa masuk.?" tanya Haruko.
"Ya itu masuk Haruko-san, kau sangat baik." ucap Sakuragi.
"Lihat aku tidak berbohong kan." ucap Haruko dengan senang.
'Bentuknya sangat baik, pasti dia berlatih sangat keras ya untuk melakukannya dengan sempurna.' batin Sakuragi sambil tersenyum pada Haruko.
"Baiklah sekarang giliranmu, Sakuragi-kun." ucap Haruko sambil memberikan bola kepada Sakuragi.
'Baiklah aku harus berusaha keras juga.' batin Sakuragi.
"Baik ini dia." ucap Sakuragi saat dia mendribble kearah ring dan melakukan lay-up. Tetapi lagi-lagi dia gagal melakukannya.
"Sial apa yang salah." ucapnya frustrasi.
'Hm, apa yang salah sebenarnya, dia melakukannya dengan baik, caranya juga sangat bagus.' batin Haruko.
"Tidak apa-apa Sakuragi-kun, kau sudah berlatih keras, kau harus lebih rileks dalam melakukannya Sakuragi-kun, kau terlihat sangat tegang." ucap Haruko.
'Hah Haruko benar aku harus rileks dan jangan terlalu me-' batin Sakuragi terhenti saat dia teringat sesuatu. Dan perlahan matanya melebar saat mengingat sesuatu.
'Itu dia, tanganku terlalu tegang dan aku terlalu memikirkan kekuatan yang harus kuberikan saat melepaskan bola, aku terlalu memikirkan itu sehingga aku sangat kacau saat melakukannya. Aku berhasil melakukannya sekali kemarin, karena saat itu aku tidak memikirkan apapun saat melakukannya. Dan setelahnya saat aku ingin melakukannya lagi, aku kembali memikirkan seberapa besar kekuatan yang harus kumasukan dalam lemparanku dan mengakibatkan tanganku tidak benar saat memegang bola.' batin Sakuragi, dia merasa sangat bodoh untuk melupakan hal penting ini, apakah kebodohan Sakuragi asli menular kepadanya, dia merasa ingin membenturkan kepalanya kepada sesuatu.
"Sakuragi-kun." panggil Haruko karena khawatir Sakuragi diam cukup lama.
"Ah tidak, Haruko-san aku tau sekarang masalahnya. Terima kasih kepadamu untuk mengingatkan kepadaku." ucap Sakuragi sambil memegang tangan Haruko dengan senang.
"E-eh apa yang aku lakukan, aku tidak melakukan apapun.?" tanya Haruko yang merasa tidak membantu apapun dan dengan sedikit memerah pipinya karena tangannya dipegang Sakuragi.
"Tidak, kau sangat membantuku. Baiklah sekarang akan kucoba." kata Sakuragi sambil bersiap.
Dia pun mendribble bola kearah ring, dia melompat dan membiarkan nalurinya membimbingnya, dia tidak memikirkan seberapa besar kekuatan yang harus dia keluarkan atau apapun, dia hanya melepaskan bola dengan lembut dan akhirnya...
"BLUSS"
Dia berhasil melakukannya, dan kini dia merasakan betapa nikmatnya memasukan bola kembali, perasaannya sangat memuaskan. Dia mengepalkan tinju dengan semangat dan berbalik ke arah Haruko.
"Aku berhasil Haruko-san." teriaknya sambil tersenyum.
"YA Kau hebat Sakuragi-kun." ucap Haruko berlari kearahnya, mereka saling berpegangan tangan saat high five dan melompat-lompat dengan gembira.
Sementara itu tidak diketahui oleh keduanya, ada Rukawa yang sedang memperhatikan mereka daritadi. Ternyata dia datang ingin berlatih dilapangan ini, tetapi karena ada Sakuragi, dia memilih untuk menunggunya selesai berlatih.
"Jika sudah berhasil, cepat lah pergi kalian berdua." gumamnya sambil memutar bola dengan jari telunjuknya.
"Baiklah Sakuragi-kun, ayo kita pulang,ini sudah jam setengah tujuh. Jam 8 kita harus sekolah kan." kata Haruko yang mengajak Sakuragi pulang.
'Holy shit, dia mengajakku pulang bersama, tapi aku masih ingin berlatih....masa bodo ini kesempatan emas, tidak akan datang untuk kedua kalinya.' batin Sakuragi.
"Baiklah Haruko-san ayo kita pulang." kata Sakuragi bersemangat.
Akhirnya mereka keluar dari lapangan basket, dan berjalan pulang bersama sambil berbicara dengan gembira. Bagi Sakuragi ini kesempatan bagus untuk menghabiskan waktu mengobrol berdua dengan Haruko. Mungkin kali ini peluangnya dengan Haruko lebih baik.
Setelah mereka berdua pergi pulang, Rukawa yang menunggu pun segera masuk kedalam lapangan dan mulai berlatih. Tetapi pikirannya masih terus memikirkan Sakuragi.
'Dia sebenarnya sangat bagus, kemampuan pengamatannya bagus, terbukti dengan latih tanding waktu itu, dan lay-upnya, sepertinya ada sesuatu yang membuatnya tidak fokus saat lay-up dan perkataan adik Akagi, membuatnya melupakan sesuatu itu. Bentuknya sangat bagus, hampir sebagus diriku.' batin Rukawa penasaran dengan Sakuragi.
Dan Rukawa melanjutkan latihannya, dia berlatih dengan keras sehingga membuatnya tertidur lagi saat sekolah. Sementara itu Sakuragi yang sedang senang membuat bingung teman-temannya. Namun karena berlatih dari jam 5 Sakuragi tertidur dikelas dan memimpikan latihannya tadi pagi berdua bersama Haruko. Sayangnya diakhir mimpi dia memimpikan bahwa Haruko mempunyai wajah Akagi yang membuatnya bangun dengan berteriak dan menyebabkannya di hukum oleh guru.