Di sebuah ruangan bernuansa hitam yang hanya diterangi oleh cahaya dari sebatang lilin, seorang pria yang entah sudah berapa lama berdiri menatap sosok yang terbaring kaku pada peti mati yang ada didepannya. Entah apa yang dipikirkannya tak ada yang tahu.
"Hmmm, sudah 700 tahun tuan, waktu memang sangat cepat berlalu."
"Aku berharap, saat bangun nanti, tuan tidak akan kecewa dengan tubuh yang kami gunakan untuk kebangkitan jiwa tuan, karena tubuh itu adalah milik orang itu."
"Kami terpaksa, karena hanya tubuh itu yang cocok bagi tuan."
Gumamnya pada diri sendiri yang disertai helaan napas.
Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu terdengar.
"Masuk."
Setelah berkata demikian, beberapa orang yang terdiri dari dua laki laki dan satu perempuan memasuki ruangan.
"Katakan," ucapnya kemudian berbalik menghadap orang orang yang baru saja memasuki ruangan.
"Orang orang dari akademi phoenix beberapa hari yang lalu terlihat menyusuri hutan terlarang. Kami memilih tidak mendekat karena pengawal Bai Xue bersama mereka. Bukannya kami tidak berani, hanya saja kami tidak ingin mengambil resiko dan karena itu Kami hanya mengawasinya dari jauh. Kami juga tidak mengetahui karena hal apa mereka menyusuri hutan itu, akan tetapi..."
Jelas salah seorang dari mereka yang kemudian berhenti karena merasa ragu, apa yang dirasakannya saat itu apakah benar ataukah hanya kebetulan saja.
"Akan tetapi?"
"Aku tidak tahu apakah itu hanya perasaanku saja ataukah hanya kebetulan, pada saat kami mengikuti dan mengawasi mereka dari jauh, samar samar aku merasakan aura orang itu, entahlah mungkin hanya perasaanku saja," ucapnya melanjutkan sembari melirik peti mati yang ada dibelakang pria yang berdiri di depannya.
"Kami juga merasakannya," mendengar penjelasan dari temannya, kedua orang yang ada disampingnya ikut bersuara.
Yang diajak berbicara hanya terdiam beberapa saat, kemudian tersenyum, menyeringai.
Ia tidak pernah menyangka bahwa kembalinya orang itu, akan lebih awal dari kebangkitan tuannya.
"Berapa lama lagi silver blood moon?"
"Sekitar 6 bulan dari sekarang," ucap wanita yang berdiri diantara dua laki laki tadi.
"Tuan, bersabarlah. Sebentar lagi." Ucapnya kembali menghadap peti mati.
Ia sudah tidak sabar untuk memulai kembali apa yang seharusnya terjadi 700 tahun yang lalu. Jika saja orang itu tidak muncul dan mengorbankan dirinya sendiri, mungkin saat ini mereka sudah memiliki kekuatan setara dengan dewa dan sudah berkuasa atas kehidupan semua makhluk, kekuatan yang bahkan Lord Gu sendiri tidak akan menyamainya.
"Kalian tetap awasi pergerakan mereka."
"Baiklah," ucap ketiga orang itu bersamaan kemudian berbalik meninggalkan ruangan.
Silver Blood moon adalah sebuah fenomena yang hanya terjadi 1000 tahun sekali, silver blood moon juga dikenal dengan bulan dua warna, itu karena ketika silver blood moon terjadi, bulan akan terlihat memiliki dua warna. Setengah lingkaran bulan akan berwarna silver, sedangkan setengah lingkaran yang lain akan berwarna merah seterang darah. Konon katanya warna silver melambangkan kebangkitan, sedangkan warna merah darah melambangkan kehancuran.
***
"Jadi maksudmu energi kehidupan yang aku lihat di hutan saat itu disebabkan oleh segel pada tubuh gadis kecil itu yang terlepas? Dan untuk memulihkan jiwanya yang selama ini tersegel maka ia menyerap energi kehidupan semua makhluk hidup di hutan itu?" Tanya tetua Bao untuk yang kedua kalinya untuk memastikan.
Saat ini mereka berada di kamar Fu Xie Lan, Sudah dua hari gadis itu tidak kunjung sadarkan diri. Pemuda yang belum menyebutkan namanya itu juga tidak bergerak sedikitpun dari sisi tempat tidur.
"Jika dugaanku benar, ya lebih tepatnya energi fairy dan werewolf mulai mengalir dalam tubuhnya, akan tetapi energi werewolfnya sangat lemah, sehingga untuk mengetahui secara sekilas itu sangat tidak mungkin, itu juga penyebabnya ketika aroma manusianya tersamarkan, maka aroma bangsa yang energinya mengalir dalam tubuhnya akan muncul, seperti saat ini aroma fairynya lebih dominan daripada aroma werewolfnya, maka orang yang melihatnya hanya akan merasakan aroma fairy dalam dirinya."
"Wahh...aku benar benar tidak menyangka dengan semua hal ini," ucap tetua bao merasa sangat luar biasa dengan hal yang sangat kebetulan ini.
FLASHBACK ON
"Apa hubunganmu dengan Lord Gu?" Tanya tetua Bao ketika melihat pemuda itu berjalan kearahnya. Tetua Bao sama sekali tidak memperhatikan segala hal yang diucapkan pemuda itu karena keterkejutannya, membuat pikirannya bekerja cepat. Ia sangat ingat, Ratu Yu yi dan Lord Gu belum dikaruniai keturunan. Bahkan tidak pernah ia mendengar bahwa Ratu sedang mengandung. Lord Gu juga dikenal tidak pernah dekat dengan perempuan manapun kecuali pada Ratu Yu yi. Lantas siapa pemuda ini? Mengapa wajahnya sangat mirip Lord Gu? Yang berbeda hanya warna mata dan rambutnya.
"Lord Gu? Siapa itu?" ucap pemuda itu dengan alis berkerut, ia merasa bingung karena baru pertama kali mendengar nama itu. Yang ia tahu hanya satu nama itu ibunya 'Yu yi'. Setelah terbebas dari cangkang kristal beberapa hari yang lalu, informasi yang ia dapatkan sangat terbatas, hanya mengenai siapa dirinya dalam hal ini nama ibunya. Dan bagaimana caranya ia mengontrol dan menggunakan mana yang ada pada tubuhnya. Hanya itu saja.
(Note : ingat ya. Mana dalam cerita ini bisa diartikan sebagai energi kehidupan.)
Sementara tetua Chen yang pulih dari keterkejutannya lebih memilih untuk mengesampingkan identitas pemuda itu terlebih dahulu dan kembali pada tujuan utamanya. Tetua Chen kemudian berbalik meninggalkan dua orang yang menurutnya hanya membuang buang waktu dan menuju pada sebuah kotak kaca yang didalamnya berisi buku berwarna cokelat tua dengan berbagai macam pola dan sebuah batu permata ikut menghiasi sampul pada buku.
'Magic Book' begitu nama yang tertera pada tulisan kecil dipojok kanan atas pada sampul buku.
Magic book merupakan sebuah buku legendaris, buku ini diciptakan oleh penyihir pertama yang ada di dunia ini. Dan diwariskan secara turun temurun pada penyihir pilihan para leluhur. Orang terakhir yang mewarisi buku itu adalah Ratu Yu yi.
Tetua Chen perlahan mengangkat tangannya mengucapkan beberapa mantra, kotak kaca tiba tiba menjadi transparan dan menghilang, tampaklah magic book yang mangapung di udara tanpa penghalang.
Tetua Chen kemudian merogoh saku celananya dan mengambil botol kecil yang berisi cairan merah kental seperti darah.
Hey, itu bukan seperti darah, cairan itu memang benar benar darah. Ya, itu adalah darah Fu Xie Lan yang ia ambil diam diam ketika gadis itu baru saja tiba di kediamannya dalam kondisi tidak sadarkan diri. Bahkan tetua Bao tidak mengetahui tindakannya itu. Hal itu ia lakukan untuk berjaga jaga, jika saja tetua Bao tidak ingin memberitahu identitas gadis itu, maka darahnya akan menjadi petunjuk baginya.
Magic book adalah sebuah buku yang mampu memberi informasi apa saja, namun informasi yang diberikan sifatnya sangat umum. Jika seseorang ingin mengetahui sesuatu lebih spesifik maka ia perlu meneteskan darah orang orang yang terlibat pada apa yang ingin ia ketahui.
Contohnya saja sekarang, ia ingin mengetahui tanda yang ada pada tubuh Fu Xie Lan, maka yang ia perlukan adalah darah Fu Xie Lan.
Tes..tes..tes..
Tiga tetes darah berhasil menyentuh batu kristal yang ada pada sampul buku. Darah terserap kemudian buku itu bergetar, permata pada buku mengeluarkan cahaya merah yang menandakan bahwa magic book sudah aktif.
Magic book terbuka perlahan dan dengan sendirinya memunculkan kata demi kata yang kemudian menjadi kalimat, paragraf dan akhirnya memenuhi satu halaman buku.
Tidak, kata demi kata terus saja bermunculan memenuhi halaman kosong pada buku, beberapa gambar juga tercetak jelas. Hal itu terus terjadi beberapa detik, kemudian berhenti entah pada lembaran keberapa.
Tetua Chen yang melihat halaman yang yang sudah penuh dengan tulisan dan gambar sama sekali tidak mengerti. Alisnya bertaut kebingungan. Mencoba membolak balikkan beberapa halaman namun masih sama saja.
Bukannya ia tidak tahu membaca, hanya saja
"Huruf jenis apa ini? Aku belum pernah melihat huruf seperti ini sebelumnya" ucapnya sembari memijat pelipisnya yang tidak sakit.