Cahaya mentari sudah mulai menampakkan diri di ufuk timur, seiringan dengan menghilangnya suara yang berasal dari hewan-hewan malam.
Aroma tanah basah di pagi hari yang terbawa hembusan angin segera menyebar ke sagala penjuru, menyegarkan pikiran dan perasaan tiap orang.
Fu Xie Lan yang di dampigi Gu Yi masih berdiri di sebalah pria tua yang masih belum sadarkan diri.
Meski ia masih merasakan sedikit kebencian kepada Ayahnya, namun melihatnya terluka seperti ini, hati anak siapa yang tega?
"Mau kemana, Queen?" tanya Gu Yi ketika melihat gadis itu ingin beranjak.
"Mungkin sebaiknya kita kembali ke istana. Hari ini kompetisi akan dimulai," balas Fu Xie Lan.
"Dan Ayahmu?"
"Ada Qiao dan Lim. Biarlah mereka berdua yang menjaganya," ucapnya lagi.
Bukan karena ia tega, hanya saja urusannya di istana kerajaan belum selesai. Jika tidak menuntaskannya sekarang, ia tidak tahu hal apa lagi yang mengancamnya di masa depan.