下載應用程式
0.79% RE: Creator God / Chapter 3: CH.3 Serangan Kejutan Dan Lepaskan

章節 3: CH.3 Serangan Kejutan Dan Lepaskan

Aku langsung berlari ke arah teriakan tersebut dengan kedua temanku mengikutiku. Aku melihat beberapa monster sejenis yang menyerang murid-murid disitu. Setelah beberapa detik, Christina datang.

Christina dengan sigap memberiku alat komunikasi yang simpel dan senjataku. Kalau begini melawan monster jadi memungkinkan. Semoga saja aku bisa menangani ini walau sendirian. Lupa kuberi tahu, Christina adalah agen sampingan, bukan utama sepertiku.

"Kalian semua mundur dan pergi!"

Semua murid kabur dan melarikan diri dengan cepat sesuai dengan perintahku. Dalam kondisi ini aku harus mementingkan keselamatan orang lain. Juga sesuai perintah Blake, aku jangan menarik banyak perhatian dan akhirnya rahasia 'Dark Society' terbongkar.

"Tes. Alpha, ini Blake. Pertama-tama alihkan perhatian semua monster itu ke tempat lain!"

Dengan cepat aku bersiul untuk mengalihkan perhatian monster itu. Lanjutan dari perintah Blake adalah untuk pergi ke tempat terbuka. Sebenarnya aku ingin menutupi agar tidak diketahui orang banyak, tetapi apa boleh buat.

Aku berlari ke arah lapangan, karena disitu satu-satunya tempat terbuka di sekolah. Sementara itu Blake menjelaskan dan banyak murid mengikuti karena ingin mengetahui apa yang terjadi. Ini sangat buruk, padahal tadi sudah kusuruh pergi mereka.

"Alpha, ini sebenarnya dadakan, tetapi aku akan anggap ini misi pertamamu."

"Ok, tidak apa-apa."

"Misi pertamamu ini grade D dan misinya adalah mengeliminasi semua monster tersebut."

Aku sudah bersama beberapa monster tersebut di lapangan. Pandanganku sempat teralih kepada kerumunan siswa yang melihat ke arahku. Namun aku tidak boleh mengalihkan pandanganku pada mereka, sejak lawanku sudah ada di depan mata.

"Blake, bagaimana cara menggunakan kemampuan senjata 'Zero Eye Zero'?"

"Oh ya aku lupa memberi tahumu. Kemampuan itu bisa kamu gunakan dengan mengucapkan kata 'Active' disertai dengan nama kemampuannya."

Aku kembali melihat sekelilingku dan memastikan semuanya kosong sehingga tidak ada yang terluka nanti saat aku bertarung. Sekejap aku menarik pedang 'Zero Eye Zero' dari sarungnya dan menyiapkan posisi untuk menyerang. Monster-monster itu dengan cepat berlari ke arahku.

Sebenarnya diriku masih belum menggunakan kemampuan yang ada pada pedang ini. Untuk awalan, aku bertarung dan bertahan, tetapi karena belum terbiasa dengan pedang 'Zero Eye Zero' maka aku kesulitan.

"Grim, ganti pedangmu menjadi 'Akinator' dan berfokus kepada pedang itu sehingga kamu tersinkron."

Dengan cepat aku beralih senjata dari 'Zero Eye Zero' ke 'Akinator'. Walaupun aku secepat mungkin ketika aku beralih senjata, tetap saja aku terkena serangan dan tidak bisa menghindar. Sebagai efeknya, diriku terlempar ke belakang beberapa kali, sampai aku bisa kembali berdiri dengan kedua kakiku.

"Kau tidak apa-apa Alpha?"

"Ya, aku tidak apa-apa."

Aku berkonsentrasi dan mencoba mensinkronkan dengan pedang 'Akinator'. Tepat sebelum aku kena serangan dari monster-monster itu, aura merah, biru, hitam pekat mengelilingi pedangku dan monster-monster itu terlempar. Tiba-tiba sesaat setelah aku tersinkron kata 'Unleash' muncul dibenakku.

"'Unleash'."

Aura tadi itu menyebar ke seluruh tubuh dan auranya sangat besar. Dengan segera aku berlari ke arah monster itu dan menyerang mereka semua dengan sekali tebas. Hanya dengan sekali tebas itu sudah menimbulkan serangan yang sangat besar. Pedang 'Akinator' itu bukan hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga luka aura yang besar.

Semua monster itu mati sekejap dan hilang dalam bentuk serpihan kristal yang hilang. Setelah monster-monster itu hilang, murid-murid yang melihat terhening sejenak. Lalu mereka menepuk tangan dan bersorak memanggil namaku. Kudapati Christina berjalan ke arahku setelah aku selesai.

"Bagus sekali Alpha. Kamu melakukan misi ini dengan baik."

"Terima kasih. Namun ada yang aneh tadi."

"Apa yang aneh?"

"Di tengah-tengah pertarungan tadi-"

Baru saja aku ingin berbicara dengan Christina, ucapanku langsung saja dipotong oleh kedatangan Chris dan Jeanne. Jujur aku sebenarnya dekat dengan mereka, tetapi boleh kukatakan mereka cukup mengesalkan kadang-kadang.

"Kau sangat keren Sin!!"

"Alpha, Blake sudah menyuruh kita kembali secepatnya."

Belum sempat Chris dan Jeanne mengucapkan sepatah kata lain, aku sudah pergi dari situ menuju ke mobil. Namun sebagai gantinya, aku setengah berteriak dari kejauhan kalau kapan-kapan akan kujelaskan semuanya kepada mereka.

"Jadi… apa yang aneh? Apa yang ingin kamu katakan tadi?"

"Di tengah-tengah pertarungan tadi, tiba-tiba kata 'Unleash' terpikir dibenakku secara tiba-tiba."

"Aku kurang mengerti maksudmu dan aku tidak bisa menjelaskannya kepadamu. Nanti Blake akan menjelaskannya kepadamu."

Mobil terus berjalan sampai di markas. Kami turun dan kembali ke ruangan kami. Sesaat setelah kami masuk, Blake juga masuk menyusul. Kurasa Blake ingin menjelaskan tentang situasi tadi juga memberi aku penjelasan lain sebagai tambahan.

"Kamu sangat hebat! Hebat sekali! Aku tahu kamu pasti bisa. Tanpa latihan pun kamu bisa menyelesaikan misi grade D tanpa gagal."

"Ah biasa saja, aku cuma beruntung."

"Beruntung tidak beruntung, jarang ada bahkan tidak ada selain kamu yang bisa menyelesaikan misi pertama tanpa latihan dan itu misi grade D pula!"

Jarang sekali aku dipuji oleh siapa pun. Sejak aku bekerja tersembunyi, tidak pernah ada yang tahu soal diriku melakukan pekerjaan yang luar biasa sulit bagi anak sekolahan juga berhasil. Jujur, ini membuatku sedikit senang.

Kembali ke pembahasan, aku menanyakan saja apa yang tidak bisa dijawab Christina tadi. Setelah menjelaskan ke Blake, dia juga tidak bisa menjawabnya layaknya Christina juga tidak bisa menjawab.

"Ah… Blake juga tidak tahu ya?"

"Aku bisa menjelaskannya."

Menurut penjelasan Blake walau tadi dia mengatakan bahwa dia tidak tahu, 'Unleash' adalah kemampuan aktif karena aku tersinkron dengan pedang 'Akinator'. Dengan tersinkron juga, aku jadi mengetahui kesadaran pedang itu katanya.

Intinya setiap senjata atau pun pedang punya latar belakang terbentuknya masing-masing. Tidak banyak penjelasannya, tetapi cukup untuk menenangkan rasa penasaranku. Semuanya ini pada dasarnya memang aneh, tidak bisa dipungkiri.

"Ok deh, aku sudah dapat jawabannya. Bolehkah aku beristirahat terlebih dahulu? Aku lelah karena pertarungan tadi."

"Ya, lebih baik kamu beristirahat supaya besok waktu kamu latihan kamu sudah segar dan memiliki tenaga."

"Tetapi dimana aku akan beristirahat?"

"Tepat disamping ruang kerjamu, pintu masuknya dari dalam ruang kerjamu."

Aku berjalan menuju ke ruanganku. Saat berjalan ke ruanganku, pikiranku sedikit teralih kepada kejadian yang terjadi tadi di sekolah. Kenapa tiba-tiba ada monster yang menyerang ke sekolah dan bagaimana mereka bisa masuk tanpa disadari seorang siswa pun?

Merasa terlalu sulit, aku menghilangkan pikiran itu dari benakku. Walaupun aku biasa membaca buku dan cepat mengerti isinya, tetapi untuk kasus ini masih di luar pikiranku. Mungkin besok aku akan menanyakan apa ada perpustakaan di gedung yang gelap ini untuk mencari banyak informasi.

Tanpa asalan, aku menutup mata walau aku sedang berjalan. Tanpa peringatan, tiba-tiba ada seseorang yang menabrakku dari depan. Otomatis saja aku terjatuh ke belakang dengan dia berada di atasku. Saat membuka mataku dan tampak seorang perempuan yang sangat cantik rupanya. Namun dia justru terlihat sedang menangis dan ketakutan.

Sudah kucoba bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab pertanyaanku. Karena rasa iba dan penasaran yang besar, aku membawa perempuan itu ke ruang kerjaku. Sesampainya di ruang kerjaku, aku mendudukan perempuan itu di kursiku.

Dia terlihat sangat ketakutan. Seluruh badannya dingin dan kelihatannya dia sangat lemas sekali. Karena dia sangat lemas dan tidak ada tenaga, aku menggendong dia di tanganku. Aku menaruh dia di atas kasur yang seharusnya menjadi tempat tidurku. Karena aku kelelahan dan sudah terlalu capek untuk bergerak, aku tidur di samping pinggiran kasur.

Pagi telah datang, alarm di hpku menunjukan waktu pukul 7 pagi. Alarm itu biasanya kugunakan sewaktu aku masih di panti asuhan. Karena tidak banyak yang harus kupersiapkan jadi aku bangun jam segitu. Lagi pula, sekolah masuk jam 8 pagi. Aku berdiri di samping tempat tidur dan meregangkan badanku yang pegal ini.

Ketika mataku melihat perempuan itu, kudapati dia masih tertidur. Tidak lama menunggu, aku meninggalkan ruang tidur itu dan pergi ke ruang kerja. Ngomong-ngomong aku belum mandi, ah lupakan. Aku mencari makanan dan minuman terlebih dahulu. Menemukan beberapa potong roti juga selainya dan beberapa bungkus plastik berisi susu bubuk, aku langsung membuat roti lapis dan susu hangat.

'Mungkin aku harus membuat untuk dia juga.'

Aku membuat 2 porsi, untukku dan untuk perempuan itu. Total, aku membuat 4 potong roti isi dan membuat susu dua cangkir. Sesaat setelah selesai membuat makan pagi itu, perempuan itu keluar menuju ke ruang kerjaku.

"Halo, maaf membawamu kemari. Makan dan minum ini terlebih dahulu."

Aku menyerahkan satu porsi makan pagi yang kubuat tadi ke perempuan itu. Dengan lahap dia memakan itu. Kurasa dia kelaparan karena terlalu banyak menangis semalam, badannya juga terlalu lemah.

Pernah kuketahui kalau seseorang menangis, tidak lama setelah itu biasanya dia akan merasa lapar karena energinya tersalurkan untuk menangis. Lebih dari itu, aku tidak tahu banyak karena melakukan eksperimen seperti itu bukanlah kebiasaanku.

"Jadi, sebelum aku bertanya hal lain, boleh aku tau namamu? Namaku Guirusia Sin."

"Oh… namaku Marie, Kunosaki Marie."

"Maaf jika membuatmu takut, tetapi bolehkah kamu katakan apa yang terjadi tadi malam, dan kenapa kamu lari ketakutan dan menangis?"

"Kemarin, aku terbangun di suatu ruangan dalam keadaan terikat dan aku mengerahkan tenagaku untuk keluar dari ikatan itu. Juga disitu banyak alat-alat aneh."

Sandera? Untuk eksperimen? Seharusnya kalau banyak alat-alat itu ruang medis atau ruang interogasi. Banyak kemungkinannya sekarang, tetapi aku diam dan mencari tahu lebih dulu. Masih terlalu cepat untuk menyimpulkan.

"Hmm, lalu kamu melarikan diri begitu karena kamu ketakutan?"

"Ya, aku berlari entah tahu arah dan menangis karena takut sekali."

"Aku akan mengurusinya nanti, panggil aku Guirusia saja ya, Kunosaki."

"Ya, salam kenal Guirusia."

Saat aku tersenyum kecil kepadanya, aku mendapat balasan senyuman juga walau begitu kecil, tetapi lumayan imut. Tiba-tiba saja, aku mendengar ada keributan di luar ruang kerjaku. Dengan berjalan ke arah pintu keluar, aku menguping sedikit percakapan di luar.

"Sial, di mana gadis iblis itu!? Cepat cari diseluruh gedung ini!"

Aku sedikit curiga dengan kata-kata mereka. Saat menengok ke arah Kunosaki, pandangan dia kosong entah melihat kemana. Dengan meminta izin kepadanya untuk keluar sebentar, dia menjadi sedikit takut, tetapi akhirnya memperbolehkan. Aku keluar dari ruangan kerjaku dan melihat banyak petugas keamanan yang berlari dan berhamburan kesana-kemari.

"Apa yang sedang terjadi? Kenapa banyak petugas yang berlari kesana-kemari?"

"Begini, kemarin malam ada seorang gadis iblis yang melarikan diri dari suatu ruangan percobaan dan sekarang tidak tahu entah dimana."

"Oh begitu, terima kasih atas informasinya, aku akan membantu sebisaku kalau aku menemukannya."

Aku masuk kembali ke dalam ruang kerjaku dan duduk di kursi asistenku karena Kunosaki duduk di kursiku. Lagi pula, Christina belum datang jadi kutempati terlebih dahulu. Dengan duduk dan merenung, aku mengolah informasi yang sudah dapatkan menjadi suatu kesimpulan.

Jadi tadi malam ada seorang gadis ras iblis kabur, tunggu… bukannya di Terra ini hanya ada manusia saja bukan? Mungkin aku akan mempelajari lebih nanti. Jadi kemungkinan juga Kunosaki yang dibahas oleh petugas tadi itu. Nanti akan kubicarakan dengan Blake.

Setelah beberapa saat aku menuju ke kamar mandi yang pintunya ada di kamar tidurku. Aku menenangkan pikiran sehingga aku bisa berpikir jernih. Ngomong-ngomong ini pertama kalinya sejak lama aku mandi di kamar mandi. Sekejap saja aku mengeringkan badanku setelah selesai mandi dan memakai pakaianku.

Aku kembali menuju ke ruang kerjaku. Karena Kunosaki juga belum mandi, aku mempersilahkan dia mandi. Ah… aku lupa kalau dia perempuan dan tidak memiliki ganti baju. Arghh… semuanya ini terlalu ribet. Saat memberikan dia bajuku, baru kusadari gaya pakaiannya yang aneh tidak mungkin dibuat di Terra, jadi kesimpulanku memang benar.

'Benar-benar mencurigakan.'

Tiba-tiba Christina masuk ke ruang kerjaku dan berkata dengan setengah berteriak. Tidak bisa ya masuk dengan sopan dan bertanya dengan sopan juga? Hah~ biarkan deh, lagipula dia masih muda juga.

"Alpha, apakah kamu melihat seorang gadis yang hilang?"

"Nee~ Guirusia tidak adakah pakaian yang lebih kecil? Pakaian yang kau berikan terlalu besar."

"…."

"Nee~ Guirusia kenapa kau-"

'Sial, aku melupakan hal ini.'

Mereka terhening sejenak sampai akhirnya kesadaran mereka kembali penuh dan….

"APAAAA!!"


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C3
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄